33. MEETING

623 39 9
                                    

Aku Malu!
.TishaNatala.

Aku masih mengotak atik ponselku, mencari referensi makanan yang sekiranya menggugah di sore ini dan yang pasti bisa mengembalikan moodku yang jelek parah karena ketemu Galen. aku mendengar beberapa kali bunyi bel dan sungguh rasanya aku begitu malas menerima tamu dalam mood yang benar-benar jelek ini. tapi tunggu, siapa bertamu? Tidak mungkin Egar dan Gea kan? Apa Galen sudah berubah pikiran? Lalu dia akan membawakan makanan?!

Dengan semangat juang 45 aku berlari menuju pintu dan membukanya,

"SURPRISE!"

Mereka masuk begitu saja ke dalam apartemen dan mengabaikanku si pemilik yang masih melongo di pintu.

"ASTAGA!" Aku menepuk jidatku dan berlari menyusul mereka.

"STOP!" ujarku saat tangan mereka menyentuh pintu kamarku.

"Kenapa Tante? Gak boleh ya?" Wanita yang tengah berbadan dua itu mengelus perutnya dengan raut wajah sedih.

KALIAN SUDAH TAUKAN MEREKA SIAPA?!

"Kenapa diam? Beneran gak boleh? Kakak juga gak tau, kenapa pengen banget tinggal di apartemen kamu buat beberapa hari. Tadi pas nyampe rumah langsung mual-mual dan pengen balik ke sini. Kayaknya dedek bayinya senang tinggal di apartemen TANTENYA YANG CANTIK. Kalau gak boleh tidur di kamar gak apa-apa deh, biar kakak tidur di luar aja," Gea mengusap-usap perutnya.

"Boleh ya Dek, lu gak kasihan sama bini gue," ujar Egar.

"Aaaaaaaaaaaaaa! Iya, iya silakan kalian di kamar gue!" ujarku.

"Makasihya Tante baik!" Gea mendekatiku.

"WE LOVE YOU, TANTE TISHA!" Gea dan Egar dengan kompak berteriak, lalu memelukku.

"Lu kejauhan Bang, kalau dari sini kerja ke kantor lu," ujarku.

"Demi bayi lucu yang ada di perut gak apa-apa," ujar Egar santai.

"Dek, kamu udah makan belum?" tanya Egar.

"Belum. Kalian bawa makanan lagikan?" tanyaku.

"Kakak kecapean belum sempat masak. Kamu cari nasi padang dong, dedek bayinya pengen nasi padang,"

"Delivery ya," ujarku.

"Sombong amat sih Dek, masa tinggal turun terus nyari di bawah pake delivery segala. Gak boleh manja!"

"Badanku masih pegel-pegel Bang," elakku.

"Aku aja yang beliin Bang," ujar suara itu.

"Galen?" Kami bertiga menatap bersamaan sosok yang suka tiba-tiba muncul di apartemenku.

"Iya, maaf tadi langsung masuk. Gue aja yang nyari Bang, kebetulan juga mau ke bawah. Lauknya apa?"

"Gak usah Galen, beneran gak usah," tolak Egar.

"Dih, itu ada yang nawarin gak mau. Giliran aku aja di suruh-suruh. Nasib, nasib jadi adek!"

"Gak apa-apa Bang, gue aja yang beliin," ujar Galen.

"Yaudah Tisha sana ikut Galen," ujar Egar.

Aku menatap Galen yang kelihatan sangat fresh dan selalu tampan itu.

"Aku belum mandi,"

"Yaudah gak usah mandi. Beli makan doang," ujar Gea.

"Kamu malu gak jalan sama aku?" Aku menatap Galen yang selalu rapi dengan jins dan baju kaos putih santainya.

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang