26. ANNOYING (2)

576 37 0
                                    

Apakah aku harus
senang atau sedih,
Menatap sepasang kaki yang kembali beriringan melangkah?
Mesti tak tau apakah nyatanya tujuannya masih sama?
~TishaNatala~

"Sebelum masuk ruangan bos, tolong kamu gunakan parfum dan rapikan rambut.
Ini RANAYSA GRUP dan kamu itu SEKRETARIS. Oke?!"
~Galen~

***

Ya Tuhan... badanku terasa sangat pegal. Aku berselonjoran di karpet bulu berwarna biru langit yang ada di ruang televisi ku ini. Aku benar-benar merasa sangat lelah. Padahal aku hanya menata kamar, memasukkan pakaian dari dalam koper, mengatur letak hiasan dinding apartemen ini.

Aku saat ini tinggal di sebuah apartemen, apartemen dimana?

TING NONG!

Aku bahkan baru pindah dan melepas lelah dan siapa itu yang bertamu?

TING NONG

TING NONG

TING NONG.

Busyet! Itu tamu gak sabaran banget.

Aku bangkit dan kemudian langsung membuka pintu apartemenku. Aku menelan air liurku sendiri menatap sosok yang kemudian masuk begitu saja ke apartemenku.

"Gak ada sofa, duduk aja di karpet itu." Kesalku melihat Galen muncul di sini.

Galen tidak menghiraukan ku, dia masuk ke dalam kamarku, aku mengekorinya dari belakang dan kemudian dia keluar menuju dapur, kemudian duduk di kursi yang ada di meja makan.

Sombong amat gak mau lesehan!

"Ada yang mau kamu jelaskan?" Galen menatapku.

"Gak. Mama dan Gesa yang berikan apartemen ini padaku,"

"Harus di depan pintu apartemenku?" Galen membuka jasnya dan menatapku tajam.

"Aku dikasih dan aku gak mau nolak. Karena aku gak tau daerah sini kalau harus cari-cari kosan. Egar sama Gea juga izinkan aku di sini karena ada kamu,"

"Tapi kamu taukan kita sekarang hanya sebatas apa?"

"Iya tau. Aku juga gak berharap lebih. Nanti kalau udah gajian, aku juga cicil apartemen ini ke mama kamu,"

"Kamu maunya apa?"

"Gak mau apa-apa,"

"Kamu kerja di kantor aku, sekarang bahkan apartemen kita depan-depanan. Kamu ingin balikan?"

"Gak. Aku ingin kerja dan ada tawaran kenapa gak aku ambil, ini rejeki namanya."

"Terserah kamu!" Galen mengambil jasnya dan kemudian berlalu keluar dari apartemenku.

Huft! Sudah ku duga ini akan terjadi. Ini pasti sopir Galen yang bilang. Bodoh amat! Aku ini cewek pecinta gratisan bukan?!

***

Aku mengintip dari pintu utamaku, mengintip Galen dan memastikannya sudah keluar. Aku langsung buru-buru keluar dari apartemenku sehingga kini aku dan Galen berada dalam satu lift.

"Wah, ada Pak Bos. Kebetulan banget ya Pak," Aku tersenyum ramah. Lumayan tebengan ke kantorkan?

"Hmmm, kamu taukan ini jam berapa?"

"Iya Pak Bos. Pak Bos tenang saja kita tidak akan terlambat," ujarku.

Galen hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang