2. NOT ACCEPTED

1.8K 92 0
                                    

Karena nyaman itu
gak sembarangan
~TishaNatala~     

***   

 "Tisha, saya turut berduka cita ya. Di dalam setiap pertemuan pasti ada perpisahan, begitupun dengan hidup pasti ada akhir. Ikhlaskan beliau ya, semoga beliau tenang di alam sana,"

"Aamiin. Makasihya Bu," ujarku sendu.

"Kamu beneran udah gak apa-apa mulai kerja lagi?"

"Iya Bu gak apa-apa,"

"Almarhumah pasti senang melihat kamu yang beberapa pekan ini sibuk mengurus beliau waktu di rumah sakit sampai akhirnya beliau kembali kepada sang Pencipta," Bu Linda kemudian mengusap bahuku.

"Terimakasih Bu," ujarku mengangguk.

"Iya. Yasudah saya mampir ke kantor ini hanya untuk menemui kamu. Saya harus survei ke kantor pusat, dalam waktu dekat ini mau ada event kolaborasi gitu. Saya ajukan kamu untuk mewakili cabang."

"Baik Bu. Terimakasih Bu."

"Sama-sama. Saya permisi dulu."

Aku mengantarkan bu Linda hingga keluar dari area kantor cabang dengan mobil sedan antiknya. Bu Linda seorang manajer dari perusahaan ini. Dia sangat baik dan peduli dengan stafnya dan dia begitu mempercayaiku. Sayangnya aku berulangkali menipu dia untuk mengajukan lamaran di perusahaan lain.

"Baik Bu, Terimakasih. HAHAHA!" Safa tidak berhenti tertawa.

"Sialan lu!" Aku menyikut Safa yang sudah berada di dekatku.

"Sana lu ke makam nenek lu sungkeman minta maaf. Parah banget emang lu! Orang yang udah meninggal sedari lu SMP lu bilang baru meninggal,"

"Berisik lu! Gue sumpel mulut lu kalau sampai yang lain denger dan gue ajuin pemotongan gaji buat lu bulan depan!"

"Sial! Ancamannya gaji! Mentang-mentang posisi gue lebih rendah sedikit,"

"Makanya jangan berisik. Habisnya gue bingung pake alasan apa buat ikutan tes kemarin-kemarin, ya gue bilang aja nenek gue sakit dan kemarin tes terakhir gue udah gak bisa kan izin lagi. Yasudah akhirnya gue bilang nenek gue meninggal, itu otak udah buntu!" Aku menggembungkan pipiku menatap Safa yang sudah kembali tertawa.

"Iya, iya. Terus gimana hasil tes lu?"

"Taulah. Besok keluar. Via email atau telfon mungkin. Doain gue ya,"

"Iya. Jangan lupa ziarah ke kuburan nenek lu minta maaf! HAHAHA!"

"Gue potong gaji lu!" Ancamku.

"Ampun! Gue keluar deh dari ruangan ibu leader!" Safa segera berlari menutup kembali pintu ruanganku.

***

Pukul 19.00 WIB aku sampai di rumah mewah ini. Memang di rumah ini tidak akan ada asisten rumah tangga yang membukakan pintu. Karena 3 orang asisten rumah tangga hanya dipekerjakan dari pukul 06.00 sampai 16.00 WIB atau ketika kerjaan mereka selesai mereka boleh pulang kapanpun.

Rumah kakak bisa dikatakan besar, rumahnya berlantai dua dengan halaman yang sangat besar, ada taman bunga mawar di samping rumahnya yang di rawat oleh Pak Budi. Bi Ira lebih mengurus cucian dan setrikaan serta halaman belakang, sementara Bi Mira mengurus kebersihan di dalam rumah. Ketiga orang itu sama-sama berusia sekitar 36 tahunan.

Setiap hari aku hampir kerja rodi berangkat pukul 06.30 WIB dan keluar kantor selalu saat adzan maghrib sudah terdengar, dan sampai rumah selalu di waktu Isya. Dan parahnya sesampai di rumah selalu saja pemandangan yang menggelikan ini yang disajikan,

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang