21. DOLLS

507 39 3
                                    

Apa bahagia itu seperti ini?
Seperti mata yang kagum pada keindahan bunga nan bermekaran
Bersamaan dengan hidung yangmencium pada
wanginya serbuk sari.
~TishaNatala~

"Tala, kenapa boneka ini gak ditaruh di rumah kamu saja. Kenapa harus di kamar aku?"
~Galen~
***

Bandara siang ini nampak sepi. Aku masih tak berhenti mengeluarkan air mata. Aku masih mengenakan setelan baju kerja terusan berwarna biru muda. Rambut ku gerai kan dan kacamata hitam menutupi mataku yang bengkak menangis dari kemarin. Aku meneguk frappuccino yang baru saja ku beli dari sebuah tempat kopi kekinian yang ada di bandara. aku masih menunggu Galen.
Senyum cerah ku langsung terbit begitu saja, saat ku lihat dari jauh seorang cowok dengan rambut yang selalu rapi mengenakan baju kemeja putih kekinian dan celana jins serta sepatu sport tersenyum dan mendekatiku.

Aku langsung berhamburan ke pelukan Galen. tangisku pecah begitu saja. Aku sama sekali tidak peduli ini di bandara. aku hanya ingin Galen tau aku sangat sedih.

"Hai, air mata bahagiakah ini?" Galen menguraikan pelukan kami dan mengecup jidatku lama. Kemudian tertawa kecil.

"Menurut kamu aku bahagia?" Aku melipat kedua tanganku dan menatap Galen kesal.

"Iya, pasti kamu bahagia karena dua hal,"

"Dua hal?" Aku mengernyit menatap Galen.

"Buka dong Sayang kacamatanya," Galen hendak menarik kacamataku.

"No!"

"Kenapa? Apa kacamata itu dari gebetan atau mantan kamu?" Galen memasukkan sebelah tangannya ke saku dan menatapku jahil.

"Ck! Ayo pulang Galen!"

"Gak! bilang dulu itu kacamata dari cewek apa cowok?"

"Suami orang!" tuturku.

"Apa?! Suami siapa? Apa ini Tala?!" Galen meninggikan suaranya padaku.

"Marah mulu. Ini suaminya Gea yang ngasih. Dan kamu taukan suami Gea itu siapa?" ujaku menahan tawa menatap Galen.

"Oo, ada yang mulai bermain-main nakal." Galen berlalu begitu saja.

"Kenapa aku ditinggal? Galen!" Aku mengejar Galen.

Dia berjalan melenggang begitu saja sambil melambaikan tangannya ke udara, tanpa menatapku di belakangnya. Aku mengejar Galen, setelah kami sejajar berjalan, aku melingkarkan tanganku di tangannya. Dia langsung melepaskan pegangan tanganku itu dan melingkarkan tangannya dipinggangku. Aku salah tingkah melihat Galen yang bersikap manis ini. aku meliriknya dari balik kacamataku dan dia tersenyum menatap ke depan. Ahg gemes! Aku balik merangkul pinggang Galen dan kemudian kami beriringan masuk ke mobil Galen.

***

"Katakan Galen, kenapa aku harus bahagia untuk dua hal seperti yang kamu bilang di bandara tadi?" Cecarku saat kami baru saja masuk ke apartemen.

Ya, aku sungguh penasaran sedari tadi. tapi terpaksa aku urungkan, karena di mobil Galen tidur, katanya terlalu lelah dan butuh bahuku. HAHAHA!

"Sabar Tala, aku bahkan belum mandi." Galen hendak membuka pintu kamarnya.

"Katakan saja dulu," Aku berdiri di depan pintu, menahan pergerakan Galen.

"Gak!" ujarnya melipat kedua tangannya.

"Galen ada apa?" Aku sangat penasaran.

"Baiklah. Dengarkan baik-baik Pacarku sayang. Pertama kamu bahagia karena aku pulang?" ucapnya menggenggam jemariku dan menatapku.

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang