7. JUST FRIEND

815 52 2
                                    

Aku hanya membantu kamu
untuk masa sulit
saat hujan dan gelap.
~Galen~
***

"Ahg, mereka tidak mengangkat telfonku!" ujarku kesal.

"Kenapa harus ditelfon Tala. Kenapa kita tidak masuk saja ke dalam rumah kamu?" Galen menatapku ragu.

"Yaudah ayo. Tapi, jangan kaget ya. Mereka itu selalu bersikap seperti pengantin baru!" ujarku kesal.

"Hahaha! Biarkan saja Tala,"

"Ya kamu gak ngerasain aja setiap hari harus lihat pemandangan,"

Cekrek (Aku membuka pintu) dan bahkan belum selesai melanjutkan perkataanku ketika melihat Gea dan Egar tengah berciuman di ruang tamu.

Aku segera menutup wajah Galen dengan kedua telapak tanganku.

"Aku pulang loh sama teman aku!" sindirku.

"Eh, maaf Adekku sayang. Ayo masuk," Gea kemudian melepaskan ciuman Egar dan berlalu ke kamar mungkin.

"Lu ganggu aja. Lu bisa langsung masuk!" ketus Egar.

"Udah berapa kali gue bilang, jangan di ruang tamu!" kesalku.

"Lu belum nikah, makanya belum tau nikmatnya. Itu kasihan,wajah teman lu ditutup terus!"

"Ahg iya," Aku segera menarik tanganku dari mata Galen.

"Galen," ujar Galen mengulurkan tangannya pada Egar.

"Egar, ayo masuk Bro! Adek gue ini memang norak. Gak paham maunya lelaki," Egar menyambut tangan Galen kemudian menyilakan Galen duduk.

"Lu yang norak Bang,"

"Lu lah!"

"Berisik lu, sana bantuin istri gue siapin makan malam,"

"Iya Bang iya. tapi lu jangan ngomong yang jorok-jorok sama teman gue!"

"Iya Dek iya. Sana!"

***

"Sayang, aku lagi ngidam. Anaknya ingin papinya yang nyuapin," ujar Gea manja.

"Helooow! Di sini ada gue sama Galen loh!" Kesalku.

"Biarkan saja Tala, kakakku juga saat ngidam seperti itu pada suaminya, its oke."

"Gak Galen, mereka ini lebai!"

"Lu kelamaan jomblo. Makanya cari pacar, jangan sibuk dengan kerjaan dan gaji yang gak seberapa,"

"Kak, lihat Egar bahas kerjaan lagi!" Aduku pada Gea.

"Sayang udah dong kasihan Tisha. Nanti juga kalau ketemu kerjaan baru dia gak bakalan sibuk lagi,"

"Bro, coba lu bantu bujuk Tisha buat resign dan kerja di tempat kakaknya ini aja. Bebal banget jadi orang, berkali-kali pulang malam ya wajarkan gue sebagai kakak kuatir," Egar mencari pembelaan dari Galen.

"Kak Gea...." Rengekku.

"Egar, udah. Jangan bahas kerjaan di sini, kasihan adek kamu. Galen makan aja, Egar ini bukan waktunya bahas kerjaan. Aku mau makan sendiri aja, tiba-tiba bayinya kesel sama papinya!"

"Rasain lu Bang!" tuturku.

"Lu resek!" balas Egar.

"Galen, gimana kalu kita pindah tempat yuk. Kakak adek ini kalau ketemu gakkan pernah akur," ujar Gea.

"Jangan sayang, iya aku diam." Ujar Egar.

"Kamu jangan dengerin mereka ya." Ujarku menatap Galen dan Galen hanya tersenyum hangat.

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang