31. SATURDAY NIGHT WITH EX-BOYFRIEND

639 42 4
                                    

"Kenapa bonekaku
kamu buang begitu saja?!"
.Tisha Natala yang mengejar mantan.

"Kenapa hubungan kita
kamu buang begitu saja?"
.Galen yang batal move on.

***

Aku memasuki kamar Galen. Aromanya masih sangat menenangkan seperti dulu. Dan memang benar nyatanya, sudah tidak ada satupun bonekaku di sini.
Apa Galen benar-benar sudah melupakan perasaannya padaku?

Aku berdiri di depan sebuah pintu kaca yang menjadi pembatas antara kamar dan balkonnya. Aku menatap nanar, pertanyaan sederhana Galen tidak mampu untuk ku jelaskan saat ini. Wajar Galen sangat marah, apalagi melihatku bersama Ardi dan tidak bisa terbuka pada Galen.
Aku ingin sekali egois, meminta Galen untuk bersabar menunggu.
Tapi, Galen juga punya hak untuk menolak dan aku kira dengan bekerjanya aku di kantor Galen semua justru lebih baik.
Tapi tidak, Galen justru semakin memberi benteng. Segala sikapnya yang ku anggap perhatian namun justru biasa di mata Galen. Huft!

"Sampai kapan terus ngelamun? Aku minta kamu istirahat,"

Aku kaget dan menatap Galen duduk di sofanya sambil menatapku.

"Ck! Mana ada cewek yang habis digituin bisa istirahat!" Aku menatap kesal Galen.

"Habis digituin gimana? Jangan ambigu Tisha Natala,"

"Iya habis ditolak mentah-mentah!"

"Kamu nembak aku?"

"Gak!"

"Hahaha,"

"Ada yang lucu?!"

"Ada," Galen mengakhiri tawanya dan menatapku.

"Apa?!"

"Kamu. Setelah kepergok tangis-tangisan sama mantan, terus besoknya mutusin pacar kamu di kantornya, eh gak taunya malah kerja di kantor pacar yang baru saja kamu putusin, terus tinggal di apartemen keluarganya dan sekarang berada di kamarnya. Aku harap ini pertama kalinya kamu bersikap seperti ini,"

"Sit! Jadi kamu memandang aku serendah itu?!" Aku menatap Galen kesal.

"Hei, jangan berkesimpulan seperti itu. Aku tidak menanggap kamu serendah seperti yang kamu pikirkan. Aku hanya tidak habis pikir,"

"Itu sama saja kamu berpikir aku serendah itu!"

"Kalau seperti itu anggapan kamu, silakan mengundurkan diri dari perusahaan. Gampang bukan?"

"Gak! Aku kerja di sana karena papa kamu, bukan karena kamu! Dan kamu jangan lupa, bahwa aku ditolak semua perusahaan karena ulah kamu, jadi aku berhak kerja di perusahaan kamu. Aku tidak akan menyerah Galen!"

"Oke! Kita lihat saja nanti. Sekarang istirahat!" Galen kemudian beranjak dari sofa dan keluar dari kamarnya.

***

Aku terbangun dan menatap jam di kamar sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Ya Tuhan, aku sudah tidur lebih dari 3 jam. Aku segera bangkit dan mencari Galen, namun kosong tidak ada. Sial! Jangan-jangan Galen ngeDate!

Aku keluar begitu saja dari apartemen Galen dan measuk ke unitku. Saat masuk aku justru terpana melihat Egar dan Galen tengah bermain catur,

"Kamu di sini?!" Aku menghampiri Galen dan Egar yang sedang bermain catur di karpet dekat Tv.

"Iya, kenapa? Takut aku jalan sama cewek lain?" Tanya Galen.

"Gak!" Elakku tak menyangka Galen bertanya seperti ini di depan Egar.

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang