25. MY NEXT PAK BOSS

638 45 2
                                    

Kamu itu seperti rasa asam yang menyentuh bibirku.
Meski sudah ku telan,
namun tetap berbekas.
~ThisaNatala~

"Panggil saya PAK BOS!"
~Galen~

***

Aku dan papa memasuki ruangan ini. Begitu pintu terbuka lebar, Galen dan Mita yang berada di ruangan itu kaget menatap kehadiranku.

"Pa?" Galen menatapku dan papanya bergantian.

Sementara Mita merapikan berkas yang sepertinya baru saja ditanda tangani Galen.

"Iya. Tisha yang Papa usulkan menjadi sekretaris dua kamu,"

"Astaga Pa. Papa apa-apaan ini?!" Galen menatap kesal aku dan papanya.

"Mita kamu keluar dulu," perintah Galen. Mita mengangguk dan kemudian berlalu keluar ruangan.

"Pa, kenapa Papa gak bilang Galen dulu?"

"Loh, Papa kan sudah bilang ingin menitipkan seseorang sebagai sekretaris dua kamu untuk meringankan kerjaan kamu,"

"Iya memang. Tapi Papa bahkan tidak bilang itu Tala,"

"Yaudah apa yang salah? Kamu sudah putuskan dengan Tisha?! Jadi dia berhak dan Papa juga tau kamu selalu mengintimidasi semua perusahaan yang mau merekrut Tisha,"

"Ha? Apa Om?" Tanyaku menatap papa.

"Galen ini sudah menyebar nama kamu di beberapa perusahaan, agar kamu tidak diterima. Jadi, kamu berhak kerja di sini,"

"Tuhkan aku bener! Kamu jahat banget!" Kesalku.

"Aku ngelakuin itu juga buat kamu,"

"Buat aku apanya? Kamu yang buat aku jadi pengangguran terlalu lama. Tadinya aku sungkan kerja di sini. Tapi, setelah tau kamu melakukan itu padaku, aku merasa aku berhak bekerja di sini!" Kesalku.

"Tala," Galen hendak berkomentar.

"Galen tolong professional, selesaikan masalah pribadi kalian nanti di jam pulang kerja. Sekarang, tolong biarkan Tisha bekerja. Ingat, kamu tidak bisa memecat Tisha sesuka kamu karena dia adalah staf pilihan Papa,"

"Kalau begitu kenapa Papa tidak menaruh Tisha di cabang saja?!"

"Hei Bung, Papa ini lebih tau yang terbaik. Tisha, Om tinggal dulu selamat bekerja. Pokoknya kalau Galen macam-macam, kamu bilang langsung."

"Iya, makasih Om."

Papa Galen keluar dari ruangan ini. sekarang tinggal aku dan Galen.

Galen menatapku kesal,

"Kapan Papa ngajak kamu joint?"

"Sabtu kemarin. Waktu aku ke rumah kamu. Sekarang katakan, kenapa kamu tega banget ngelakuin ini semua padaku. Kamu sangat tau aku kewalahan dan bahkan frustasi mencari kerja. Kenapa kamu sejahat ini?!"

Galen diam saja dan kemudian menarik nafasnya, lalu wajahnya kembali menatapku tenang.

"Kamu tau saya atasan dan kamu bawahan. Jadi kamu tidak berhak bicara dengan nada seperti itu atau mau saya pecat sekarang?!"

"Jadi saya sudah diterima?"

"Kamu Masih uji coba. Kalau melakukan kesalahan sama seperti yang lainnya,"

"Hmmm,"

"Katakan tugasku apa?!"

"Saya akan memanggil Mita ke sini,"

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang