28. ME AND PAK BOSS

605 38 0
                                    

Aku ingin bercerita pada malam,
Tentang pagi yang selalu berdamai dengan siang
namun senja seakan iri,
Seperti kita saling sayang namun bersikap membenci.
~TishaNatala~

***

Aku sudah selesai merapikan ruangan Galen. menaruh satu rantang sarapan Galen di meja dekat sofa. Kemudian aku melirik jam tangan masih pukul 07.20 dan kantor masih sangat sepi. Bahkan Mita saja belum datang.
Aku melirik sofa di ruangan Galen yang seakan memanggilku untuk beristirahat. Aku mencopot sepatuku, kemudian menduduki sofa ini dan kakiku berselonjoran. Rasanya luar biasa, karena aku sangat lelah.
Tadi pagi aku sudah sibuk berkutat di dapur, membuat sarapan untuk Galen. Galen meminta menu sarapan cumi bakar dan capcay, serta tempe mendoan. See? Dia separah itu mengerjai ku. Jelas-jelas itu bukan menu sarapan. Kemarin saja dia protes dengan nasi padang yang katanya porsinya terlalu banyak. Lalu lihat, apa ini menu yang banyak itu untuk sarapan paginya.
Namun, aku hanya bisa mengikuti keinginan Galen, membuatkannya menu sarapan itu demi kelangsungan aku bekerja di perusahaan ini.
Hari ini tidak apa Galen merasa senang, lihat saja besok Galen hanya makan menu sarapan sederhana yang aku bikin.
***

Aku menggeliat, mengedipkan mataku beberapa kali, menarik selimut. Sebentar, selimut? Aku memperhatikan selimut yang berwarna coklat ini, kemudian aku mengerjapkan mataku berulang kali. Ini ruangan yang sangat asing bagiku. Aku melirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 10.00 WIB. Astaga, bukankah aku kerja? Aku segera bangkit dan keluar dari ruangan minimalis ini.

Saat membuka pintu ini, mataku menatap Mita dan Galen yang berada di meja kebesaran Galen. Begitupun dengan Galen dan Mita yang menatap ke arahku, karena jujur saja aku sedikit berisik sepertinya. Galen kemudian kembali fokus ke Mita dan mereka kembali bicara tentang apalah itu. Aku segera mengambil kesempatan ini untuk melangkah perlahan keluar dari ruangan Galen. dan betapa beruntungnya aku, aku berhasil keluar dari ruangan Galen tanpa teguran Galen.

Aku menghempaskan pantatku di kursi kerjaku. Merutuki kebodohan ku pagi ini. bisa-bisanya aku ketiduran di ruangan Galen dan bangun siang begini. Tunggu, bukankah tadi aku tertidur di sofa? Kenapa aku bisa tiba-tiba bangun di ruang istirahat Galen? Ahg, pasti Galen yang mengangkatku. Ya Tuhan, kenapa sih Tisha Natala kamu ceroboh sekali!
Aku terus saja merutuki kebodohanku pagi ini.

Tidak berapa lama kemudian, Mita keluar dari ruangan Galen dan menahan senyumnya.

"Mita, Galen bilang apa di dalam?!" Aku langsung memburu Mita dengan pertanyaanku.

"Bos gak bilang apa-apa, gue yang kaget lu keluar dari sana. Hayo, habis ngapain? Pantesan tas lu udah di meja tapi orangnya ilang,"

"Sial! Gue gak ngapa-ngapain. Gue begok amat ya, tadi pagi ketiduran coba di sana,"

"HAHAHA!"

"Diam lu Mit!" Kesalku.

"Habisnya ngapain tidur di sana? Nyaman?"

"Ahg Mita gue tu tadi pagi kecapean. Lu tau gak bos lu itu tadi pagi minta menu sarapan seperti menu makan siang!" Kesalku.

"Ya Tuhan, gue gak bisa berhenti tertawa."

"Diam lu Mit. Astaga gue lupa ruangan kitakan udah di sadap CCTV!" Gerutuku kemudian mengamati ke sekeliling ruangan.

"Oh iya. Gue kerja aja deh!" Mita membekap mulutnya sendiri, kemudian pura-pura sibuk di balik komputernya. Namun sesekali melirik ke arahku dengan senyum tertahan.

"Mita, Galen gak minta gue ke sana?"

"Gak,"

"Huft! Mati gue!"

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang