#11

3.5K 540 9
                                    

Brian dengan langkah tergesa-gesanya memasuki sebuah kafe yang letaknya gak jauh dari kampus dia.

"Yang mana sih orangnya?" Brian mengedarkan pandangannya setelah memperhatikan foto seorang gadis yang kini memenuhi layar HPnya.

Hingga tatapannya terjatuh pada seorang cewek yang duduk membelakanginya. Rambutnya lurus, persis seperti di foto.

Dan entah keberanian dari mana, Brian bergerak, menghampiri gadis yang sedang fokus membaca buku di tangannya dan langsung duduk di hadapan dia.

"Ekhem" Brian berpura-pura batuk namun tidak ada gubrisan.

"Ekhem" ulang pemuda itu sekali lagi. Masih belum respon?

Brian refleks mengerutkan keningnya. Bagaimana mungkin gadis ini tidak merespon deheman yang sengaja dibuatnya tadi?

"Permisi" celetuk Brian berhasil membuat gadis itu mengangkat wajahnya, menyadari keberadaan Brian.

"Elo, Selena kan?" Tanya Brian berhati-hati.

Gadis itu menatap datar Brian dengan mata kecil miliknya, lalu mengangguk kecil sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan Brian tadi.

"Kenalin, gue Brian" Brian mengulurkan tangannya untuk dijabat.

"Hm"

Setelah itu, gadis yang bernama Selena tadi kembali tertunduk melanjutkan aktivitas membacanya. Membiarkan tangan Brian yang terulur tanpa balasan.

Brian mengulum bibirnya rapat, lalu menarik tangannya kembali secara perlahan.

Ini orang kenapa jutek amat dah? Padahal janjian ketemuan juga udah disepakati bersama kan?

"Selena, ini gue Brian tantan" Brian menunjukan layar HPnya yang kini menampilkan aplikasi pencari jodoh tersebut.

Gadis itu melotot dan sontak menyimpan bukunya.

"Ian?? Sorry sorry gue nggak tau kalau lo Ian" balasnya dengan merasa bersalah.

Brian sebenarnya kaget. Bagaimana mungkin seseorang bisa menunjukan kepribadian yang sangat bertolak belakang kayak Selena ini?

"Ehm.. gue tadi kirain lo hanya cowo random yang ajak kenalan.. Sorry" Selena berusaha ngejelasin lagi dan justru membuat Brian ngerasa kalau gadis ini lucu.

***

Milly tersentak kaget setelah mengikuti langkah Widy barusan, lalu menemukan Jerome kini udah berdiri bersandar di mobilnya.

Ia mengerutkan keningnya. Ini kenapa Jerome tiba-tiba datang?

"Lo tuh kurang ajar banget ya? Lo kira gue supir pribadi lo?" ini Jerome langsung ngomel begitu melihat Widy yang datang udah senyum-senyum.

"Gue kan minta jemput aja. Tanggung jawab karena tadi pagi lo yang antar kan."

Jerome melotot, memandang Widy sinis.

"Dikira gue nggak sibuk hah? Seenak jidat aja minta tanggung jawab" ujarnya protes.

"Buktinya lo datang juga kan bang?" Sahut Widy, berhasil membungkam Jerome. Setelah itu Widy langsung aja masuk ke dalam mobil, meninggalkan Jerome yang sibuk mengerutuki Widy dan juga Milly yang kebingungan.

"Ehm.. Kak" panggil Milly pelan. Takut soalnya tadi aja Jerome udah marah-marah.

Pemuda tinggi itu menoleh, lalu tanpa sadar membuang nafasnya berat dan berjalan ke arah sisi pengemudi.

"Masuk" katanya ke Milly, sebelum ia terlebih dahulu masuk ke dalam mobilnya.

Milly bingung. Sebenarnya apa yang sedang terjadi sih?

***

Surya udah siap dengan gitar akustiknya, duduk di bangku depan kosan mereka.

Nggak lama setelah itu Dewa keluar dari kamarnya dan ikut gabung dengan Surya.

"Bang santai aja" kata Dewa. Habisnya dia lihat Surya kayaknya nervous banget.

"Bang Surya dah main gitar sejak lama?" Tanya Dewa meraih buku putih yang dibawa sama Surya. Isinya semua kunci gitar yang merupakan catatan otodidak.

"Lo belajar sendiri bang?" Ini Dewa kaget. Soalnya semua catatan itu isinya tulisan tangan Surya semua.

"Iya.. soalnya gue nggak bisa les gitar. Jadi dari dulu gue belajar sendiri" jelas Surya yang membuat Dewa jelas amaze. Keren banget Surya.

"Hm bang tapi gue punya masalah sekarang.." Dewa ngomong dengan serius. Membuat Surya mengangkat wajahnya, menunggu Dewa untuk melanjutkan kalimatnya.

"Gue gak paham gitar. Gimana mau ngetes elo bang??"

Bener juga yak?

Sibuk berpikir solusi, tiba-tiba suara rusuh dari Widy dan Jerome memenuhi kosan.

"Lo tuh bang, ngomel terus. Gak cape apa?"

"Gue parut juga jidat lo. Udah dijemput bukannya makasih"

Milly yang mendengar pertengkaran itu sejak tadi, udah terbiasa. Dia langsung menghampiri Dewa dan Surya yang masih memandangi pertengkaran Widy dan Jerome.

"Kenapa mereka?" Tanya Dewa yang langsung Milly jawab dengan gelengan.

"Biasalah" sahut Surya yang langsung dianggukin Dewa.

"Eh ini ada gitar mau ngapain kak?" Milly kaget melihat ada gitar dipangkuan Surya dan catatan note gitar di meja.

"Gue mau ngetes Bang Surya sebelum dia ngajar di sekolah musik keluarga gue"

Milly langsung membulatkan matanya, menatap Surya kagum. "Mau lihat?" Tawar Surya yang langsung dianggukin Milly semangat.

Kalau boleh jujur, Milly tuh suka lihat cowok main gitar. Soalnya papa Milly dulu juga suka main gitar.

"Duduk gih"

Baru aja Milly mau duduk, seseorang mendorong Milly pelan dan mengambil tempat dimana gadis itu berniat untuk duduk tadi.

Jerome udah menjulurkan lidahnya ke Milly. Jelas membuat gadis itu diam-diam menggeram sebal.

"Lo lihat juga nggak membantu kan?" Cibir Jerome. Milly langsung memutar bolamatanya.

"Kayak Kak Jerome bisa main gitar aja" sindir Milly pelan.

"Noh gak tau kan lo"

Surya yang melihat perdebatan itu langsung terkekeh. "Jerome dulu anak band" sahut Surya, berhasil membuat Milly kaget bukan main.

Mendengar Surya, Jerome langsung memasang wajah sok kerennya ke Milly.

"Yaudah kalau gitu yang ngetes gue aja" kata Jerome final.

***

a/n:

APRIL MEREKA MAU COMEBACK?
YOK AMININ SUPAYA SEMUANYA LANCAR AJA🤩

Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang