#14

3.3K 499 9
                                    

Dewa menunduk dengan kedua tangan yang menumpu pada lutut. Pemuda itu terengah setelah berlari dari kosan hingga ke taman komplek sebelah. Tak jauh darinya, ada seorang gadis yang menyeringai, menertawai Dewa.

"Lemah" katanya.

Dewa menegak, lalu mendekat dan mengambil tempat di salah satu ayunan yang kosong.

"Lama amat larinya"

"Diem. Gue capek nih." Sahut Dewa sebal.

Sampai sebuah botol tersodor di hadapan Dewa dan membuat pemuda itu terpaku, lalu menoleh.

"Nih minum." Gadis tadi ngomong tanpa menoleh sedikitpun.

Dewa tak bereaksi karena terlalu sibuk menahan senyumannya.

Gadis itu mendecak, lalu melempar pelan botol tersebut begitu aja ke pangkuan Dewa.

"Lama lo" gerutunya.

Dewa tertawa, lalu meneguk air tersebut. Salah satu hal yang dia suka dari gadis di sampingnya ya ini. Tsundere akut, persis kayak Bang Jerome. Itu juga yang buat Dewa nyaman dengan dia.

"Kenapa manggil gue ke sini?" Tanya Dewa yang baru ingat.

Gadis di samping Dewa kelihatan diam dengan kepala tertunduk.

"Le?"

Dewa mengernyit ketika sebuah kotak tersodor di hadapannya.

"Gue dikasih sama orang, tapi gue gak suka cokelat." Dia ngomong lagi-lagi tanpa menatap Dewa.

Dewa meraih kotak tersebut dan benar aja, dia bisa ngelihat banyak sekali cokelat kecil berbentuk hati.

"Tapi gue juga gak suka cokelat, le?"

Gadis itu mendengus.

"Yaudah lo buang atau kasih siapa terserah"

Dewa bingung. Masa dia buang?

Sampai pikirannya tertuju kepada salah satu anak kosannya. Dia baru ingat, ada cewek di kosan dia sekarang.

***

Milly sejak tadi sibuk berkutat dengan pikirannya. Dia kaget dan juga bingung. Apalagi jika bukan sosok tinggi yang kini ikut menaiki tangga gedung B bersamanya. Catat. Jerome menaiki tangga gedung B, bersama Milly.

Ini kenapa Kak Jerome ikutan naik dah? Mau jadi anak teknik apa gimana nih?

"Ehm.. Kak Jerome ngapain-"

"Gue bukan mau antarin elo ke kelas" potongnya langsung.

Gue mengernyit.

Hah?

"Siapa juga yang bilang kakak mau antarin Milly.."

Pemuda itu berhenti, lalu mendecak geram sambil memandangi Milly galak.

"Iya iya Milly diam"

"Sana jalan duluan"

Gadis itu tersentak, lalu mengangkat wajahnya dan menatap Jerome yang berdiri di dua anak tangga di atas Milly.

"Kelas lo dimana" tanyanya

"Tadi katanya bukan antarin"

"Ya sekalian"

***

Surya sejak tadi sibuk menyusuri rak-rak buku bagian sipil. Di tangannya udah ada sekitar 3 buku dengan tebal halaman minimal 500. Ini kalau Dewa ngelihat buku-bukunya kayaknya bakalan mual.

"Om"

Surya menoleh. Keningnya langsung mengerut ketika sosok anak kecil kini berdiri di sampingnya sambil mendongakan kepala menatap Surya.

"Om bisa tolong aku gak"

Surya melirik ke sekitar. Nggak ada orang di rak dekat mereka selain dia dan anak ini.

"Tolong ambilin buku om" kata anak itu lagi.

Surya menghela nafas. Kirain kenapa.

"Iya om bantuin" Surya mengambil buku yang tadi dia barusan, lalu melangkah begitu tangan kecil menariknya pergi dari sana.

Sebenarnya Surya masih bingung. Kok bisa ada anak kecil jalan di toko buku sendirian?

"Ini om" anak itu berhenti di rak buku tentang resep.

"Ambil yang mana?"

"Semua"

"Hah?"

"Iya om ambil semuanya."

Bentar. Ini anak kecil beneran mau ambil semuanya?

"Kamu serius?"

"Iya om. Ini aku udah bawa uang" anak itu dengan polos nunjukin kartu debit dari dalam tas kecil gambar pinguinnya.

Surya menghela nafasnya. Ia berjongkok, mensejajarkan pandangannya dengan anak itu.

"Emangnya kamu beli buku resep buat apa?"

Anak itu lagi-lagi merogoh tasnya, lalu mengeluarkan hp dan menunjukan foto di lockscreen.

Surya makin kaget. Gimana ceritanya sih anak kecil udah ada hp sama debit?

"Aku mau beli buat kakak" kata anak itu. Surya bisa ngelihat foto anak kecil di hadapannya berada dalam gendongan seorang cewek berambut pendek.

"Yaudah. Kalau gitu beli satu atau dua buku aja. Boleh?"

Surya berdiri lagi, lalu mengambil buku resep cookies dan  patisserie.

Anak itu keliatan excited banget dan langsung mengambil kedua buku tersebut ke dalam pelukannya.

"Makasih banyak ya om" anak itu tersenyum lebar.

"Sini om temenin bayar"

Surya agak khawatir karena anak ini jalan sendirian dengan hp dan kartu debit tanpa pengawasan.

***

a/n:

HALO SOBATKU

Aduh maaf ya aku sempat menghilang tanpa pamit. Itu karena tugas-tugasku mulai masuk ke masa hectic asli.

Ini adalah hadiah update an dalam rangka menyambut comeback mas-mas 6 hari.

AYUK SIAPA YANG UDAH GAK SABAR??

Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang