#39

2K 294 3
                                    

Sejak kepulangan Wendy tadi, Milly hanya terus terdiam di bangku samping kemudi. Tatapan kosongnya ia buang ke luar jendela, namun pikirannya terus bekerja memikirkan semua fakta yang baru diterimanya.

Ia masih bingung. Sekar menghilang darinya dan sekarang pindah ke kamar kosannya yang dulu? Untuk apa?

"Milly" panggil Jerome yang langsung membuat gadis itu tersentak kecil, lalu tersadar.

"Nih"

Keningnya berkerut seraya pandangannya terjatuh pada es krim yang disodorkan oleh Jerome ke hadapannya.

"Kapan belinya?" Tanya Milly bingung. Jerome mendecak, lalu meraih tangan gadis itu dan memaksanya untuk mengambil alih es krim itu dari tangan besar miliknya.

"Lo bengong daritadi. Makan. Gue tau lo banyak pikiran" Jerome membuang tatapannya. Tak sadar ia telah melewatkan senyuman kecil Milly.

"Kak-"

"Diem. Habisin"

"Galak amat..."

"Siapa yang galak?"

"Kakak."

Jerome baru aja mau mengomel, namun ia tahan waktu ngelihat Milly kini dengan wajah senangnya, menyendokan es krim ke dalam mulutnya. Lahap.

Ia sedikit bisa bernafas lega. Untung dia ingat pesan dari mama Milly soal anaknya yang suka makan es krim kalau lagi sedih.

"Kak"

"Apalagi si-"

Milly langsung menyendokan es krim ke dalam mulut Jerome.

"Daripada marah mulu, mending makan juga."

"Yang marah mulu siapa hah?"

"Kakak"

"Lo tuh ya-"

Milly kembali menyuapi es krim ke dalam mulut Jerome biar cowok itu diam. Apa gak capek marah-marah?

Milly ketawa waktu lihat Jerome ngedumel dengan omongan yang gak jelas karena mulutnya dipenuhi es krim dingin.

Gadis itu mungkin gak sadar, kalau misinya yang ingin menjauh dari Jerome sudah gagal.

***

Dewa udah gak tau berapa kali menguap dalam satu jam belakangan. Tangannya sejak tadi sibuk mengganti-ganti saluran TV buat mencari film yang bisa ditonton.

Kalau boleh jujur, belakangan dia merasa agak kesepian. Kuliah yang memang pada dasarnya lebih santai membuat nya lebih sering di rumah sementara anak kosan lainnya pada sibuk sendiri.

1 Pesan Baru!

Ale: DEWAWIWA
Ale: Ayo temanin gue ke mall!!
Ale: Lagi ada pameran hewan
Ale: Gue mau jajan snack buat Tiko

Dewa menggeleng-geleng kecil, lalu mengetikan balasan. Cerita Ale yang bucin ke Tiko ini memang gak ada habisnya ya.

Dewa: Yaudah gue siap-siap habis itu langsung otw

Ale: SIAP BOS

Sedikit cerita tentang mereka. Ale dan Dewa ini teman dari kecil. Mereka tumbuh bersama dari masih TK sampai SMP. Kemudian mereka berdua akhirnya harus pisah dulu waktu di menengah atas karena Ale yang pindah.

Takdir memang cukup lucu sampai bisa pertemukan mereka kembali pas sama-sama menginjak bangku kuliah.

Lucu aja karena akhirnya mereka bisa ketemu lagi setelah Dewa memutuskan untuk merantau ke kota mereka saat ini. Kota yang ternyata ditinggali Ale sejak kepindahannya.

Gak banyak dari anak kosan yang tau soal Dewa dan Ale ini. Mereka juga jarang banget jalan bareng kalau nggak diperlukan.

Makanya agak aneh waktu Ale tiba-tiba ngajak Dewa keluar.

"Eh mau kemana Dew?" Brian yang baru aja tiba di kosan, bertanya waktu pas-pasan lewat depan kamar Dewa dan ngelihat pintunya yang terbuka lebar.

"Dewa keluar dulu ya. Mau ke pameran hewan" kata Dewa sambil mengambil baju dari lemarinya.

"Sendirian aja?"

Dewa menggeleng, "Sama temen main. Kayaknya Bang Brian gak kenal deh.."

Brian mengerutkan keningnya. "Emangnya siapa namanya?" Tanya dia.

"Alena. Panggilannya Ale."

Ini pertama kalinya bagi Dewa menyebutkan nama Ale ke anak kosan dia. Pertama kalinya juga bagi Brian mendengar Dewa menyebutkan nama temannya selain anak kosan.

"Gak kenal sih, but have fun ya!" Si Brian mengedipkan sebelah matanya, lalu menepuk pundak Dewa pelan sebelum akhirnya beranjak pergi.

***

"Lo lama banget. Ngalis dulu apa gimana?" Mulut Ale langsung nyerocos begitu keluar dari pagar rumahnya.

Dewa nyengir aja sambil ngasihin helm ke Ale. "Kalem kak. Gue isi bensin dulu karena gue yakin lo gak akan cuma ke pameran hewan. Iya kan?" Tebak si Dewa yang langsung dicengirin Ale.

Tau aja lagi si Dewa.

"Yaudah gue naik nih ya. Hadap mana nih?"

"Apaan hadap mana?"

"Duduknya. Depan apa belakang?"

"Lo gausah sinting ya. Duduk yang bener."

Ale mengerucutkan bibirnya, lalu naik dan duduk di jok belakang Dewa. "Eh tumben lo pake jaket." Tanya Ale waktu baru sadar Dewa lagi pakai bomber warna cokelat.

"Iya soalnya gue tau lo gak pake. Dah ah mau kemana nih kita?"

"Ke pameran hewan ya pak. Nanti saya kasih bintang 5"

Dewa mengumpat pelan, "Anjing" katanya. Tapi tetap aja pemuda itu melajukan motornya sesuai perintah. Emang kalau lawan Ale tuh Dewa nggak akan pernah bisa menang.

"Kalau lo dingin, bilang ya Le. Biar gue bisa sok keren menawarkan jaket ke elo" kata si Dewa dengan bangga. Ale cuma mendecih. Miris.

"Sejomblo itu ya lo?" Sahut Ale dengan nada prihatin.

"Asu, le"

***

a/n:

Ingat kan "Le" di chapter valentine? Yup, dia bukan sekedar figuran. Sengaja baru dibongkar sekarang aja wkwkwkwkwkwkwk

Plis welcome, Alena aka Ale aka Dewa's prettiest enemy

Plis welcome, Alena aka Ale aka Dewa's prettiest enemy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang