#23

2.8K 463 15
                                    

Milly baru aja selesai mandi setelah dia bangun tidur. Lumayan lah dia tadi udah tidur sejaman. Seenggaknya kepala dia nggak pusing banget sekarang.

Sejak tadi, Milly bisa dengar di depan pagar kosan mereka lebih ribut dari biasanya. Banyak suara motor yang terdengar seakan menepi di depan kosan mereka. Sesekali Milly juga mendengar suara heboh cewek di luar sana.

Dia jadi bertanya-tanya. Memangnya seterkenal apasih anak kosan sini?

Tok tok

"Milly" seseorang terdengar memanggil Milly pelan.

Gadis itu langsung segera beranjak untuk membuka pintu.

"Kak Widy?"

Widy tersenyum simpul, lalu tangannya menyodorkan satu kantong merah yang di dalamnya terdapat kotak styrofoam.

Milly diam memandangi kantong tersebut tanpa merespon. Kalau boleh jujur, ia agak sungkan untuk menerima makanan tersebut. Selama dia pindah ke kosan ini, udah cukup sering juga bagi Milly menerima makanan dari mereka semua.

"Dari Bang Surya. Katanya harus dimakan." Widy menarik tangan Milly dan meletakan kantong tersebut di dalam genggaman tangan Milly.

"Makasih banyak ya kak" sahut Milly pelan.

Apa dia tanya ke Widy aja ya soal kondisi di luar?

"Kak, di luar dari tadi ramai banget ya?"

Widy mengulurkan kepalanya sedikit untuk mengintip ke arah pagar kosan.

"Lumayan sih. Tadi Dewa cek katanya kotak kedua udah penuh."

Milly membulatkan bibirnya dengan kepala menganggut kecil.

"Kak.."

Widy mengangkat kedua alisnya.

"Emangnya semua anak kosan sini seterkenal itu?"

***

"BRIAN!"

Brian yang lagi berjalan di tengah koridor kampus langsung menoleh karena seseorang berteriak memanggilnya.

Pemuda itu diam menyipitkan matanya sinis saat teman satu jurusannya–Julio, berlari menghampirinya.

"Bri bantu gue plis"

"Napa lo?"

"Kalau Jeslin lewat dan nanya lo gue kemana, bilang gue pulang aja ya"

Brian mendecak.

"Gak gak. Jeslin galak. Nanti gue yang kena karena elo gak ada" tolak Brian langsung.

Julio langsung meraih lengan Brian dan memeluknya erat.

"Bri.. plis" katanya memelas.

Aelah.

"Yaudah anjir . Sono ngapain peluk-peluk lengan gue"

"Yaudah gue pamit. BYE MAKASIH BRIAN CAKEP" Julio berlari menjauh, meninggalkan Brian yang menatapi kepergian temannya dengan wajah terpaksa.

"Julio sialan." Brian mengumpat dalam hati.

Ini pasti bagian dari rencana Julio sama Jeslin deh?

"Bri! Lo ada lihat Julio gak?"

Nah muncul juga nih cewek.

"Oh tadi dia bilang mau pulang, Jes"

Brian lalu mengulum bibirnya rapat. Dia tidak tahan dengan suasana canggung ini.

Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang