#28

2.7K 426 10
                                    

Terimakasih kepada Brian, Milly sampai sekarang jadi kepikiran soal omongan dia tadi.

Gak. Nggak mungkin kan? Boneka itu kan Jerome ambil dari tumpukan hadiah valentinenya.

Gadis itu mendesah pelan, lalu menghempaskan dirinya ke kasur. Matanya kini terpejam erat, berusaha untuk berhenti memikirkan hal enggak-enggak.

Detik berikutnya, pintu kamar terketuk dan gadis itu langsung bangkit berdiri dari tidurnya dengan jantung yang kini berpacu cepat. Ia membatu.

"Siapa?" Tanya Milly yang masih diam di tempatnya.

"Gue"

Mampus. Kenapa oknumnya harus muncul sekarang sih?

"Kenapa kak?"

"Buka pintunya"

Gawat.

"Milly, lo gak kenapa-kenapa kan?" Jerome kembali bersuara. Dia nggak tau aja kalau Milly lagi cari alasan supaya dia nggak keluar kamar.

"Milly, gue dobrak ya pintunya?"

"JANGAN KAK"

"Ya makanya keluar. Gue ada hadiah buat lo"

Milly mengulum bibirnya rapat. Kedua tangannya saling menggenggam erat setengah panik.

"Milly" suara lembut seorang wanita tiba-tiba terdengar. Milly menautkan kedua alisnya, ia bingung karena suara yang terdengar mendadak berbeda.

"Milly ini mama.."

HAH

***

Berkat Mama Milly, hari minggu di Kosan Matahari semakin indah. Jarang banget jam segini di meja makan udah dipenuhi sama makanan banyak.

"Ini mama ada simpanin makanan juga di kulkas, jadi tinggal dipanasin kalau kalian mau makan"

Milly yang sejak tadi membantu mamanya beresin barang jadi ikut tersentuh.

"Duh tante harusnya jangan repot-repot.. kan jadi enak" ini Brian ngoceh sambil makan dengan lahap.

"Coba kalau mau ngomong tuh telan dulu kek makanannya" Jerome ngedumel di samping Brian.

Mama Milly cuma ketawa aja lihat tingkah mereka.

"Eh iya jadi mama tidur dimana?" Tanya si Milly.

Mamanya keliatan berpikir untuk sejenak. "Mungkin nanti cari penginapan?" Katanya.

"Di sini aja ma. Sama Milly. Cukup kok!"

"Atau tante mau pakai kamar saya aja tante? Nanti saya bersihin biar tantenya nyaman" Surya ikut menawarkan. Padahal Milly yakin kalau kamar Surya tuh udah bersih. Wong dia paling rajin dibanding anak kosan yang lain.

"Eh nggak usah. Tante nggak mau nyusahin kalian"

"Gak apa tante. Di sini aja. Itu Milly suruh tidur di lantai aja tante"

Milly mendelik, langsung menoleh menatap sinis pemuda jangkung yang lagi ngunyah ayam itu. Ini Jerome ada masalah apa coba.

"Apa lu liat-liat. Tadi ketemu gak mau"

Kicep.

***

Milly dengan pelan menutup pintu kamarnya. Dia nggak mau kalau mamanya yang lagi istirahat jadi kebangun.

"Ngapain lu kayak maling gitu"

Lagi-lagi Jerome. Kenapa sih setiap Milly nggak mau ketemu sama orang, semesta selalu mempertemukan mereka?

"Biar mama nggak kebangun" jawab Milly.

Gadis itu ingin beranjak melewati Jerome tanpa berinteraksi lebih. Namun sebuah tangan terlebih dulu menahan langkah Milly.

"Ini perasaan gue aja atau lo emang ngehindar dari gue?"

Setan.

"Ngapain Milly ngehindarin kakak coba.." sahut Milly berusaha menyangkal.

Tapi Jerome jelas nggak sebodoh itu. Pemuda itu justru semakin yakin karena Milly berusaha untuk menghindari kontak mata dengannya.

"BANG JEROME JADI GAK KITA- pergi..."

Dewa yang baru aja keluar dari kamarnya, langsung terdiam begitu melihat Jerome dan Milly.

Milly yang panik langsung menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Jerome, lalu pergi begitu saja.

"Ehm bang.."

"Diem. Nggak usah bilang siapa-siapa dulu" itu pesan Jerome ke Dewa sebelum dia langsung pergi menyusul Milly.

***

a/n:
APENI APE😚

Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang