Milly kaget waktu lihat motor yang Dewa bawa menepi di salah satu toko yang kondisinya lagi super ramai. Milly bisa lihat sendiri kalau toko tersebut lagi dihiasi ornamen berwarna pink dan merah.
"Kak ini.."
Milly bergidik ngeri saat tau dia dibawa ke toko khusus Valentine. Gadis itu menoleh, menatap Dewa yang kini mengelus tengkuknya.
"Temenin gue nyari hadiah valentine ya?"
Milly terdiam tak percaya. Kenapa dia dikelilingi oleh manusia yang hidup dengan penuh cinta?
"Buat gebetan Kak Dewa?" Tanya Milly yang berusaha untuk bersikap biasa aja.
"Bukan. Buat temen gue doang. Temen deket" sahut Dewa agak panik. Masalahnya nih, anak kosannya aja nggak tau perihal 'teman dekat'nya ini.
"Kita langsung masuk aja yuk" ajak Dewa langsung. Dia takut Milly akan bertanya lebih lanjut soal identitas 'teman dekat' ini.
***
Widy dan Surya lagi berkumpul di Ruang Tengah kosan sambil menonton tv. Acara favorit mereka berdua soalnya lagi main, Masterchef namanya.
Di kosan ini yang paling sering masak tuh ya kalau bukan Surya, ya Widy. Makanya mereka sering cobain resep yang mereka dapat dari Masterchef dan sisanya anak kosan nggak ada yang berani nyentuh kecuali Brian.
"Bang emangnya kalau bikin ikan terbang, harus ditepungin dulu ikannya?"
Surya menggeleng.
"Setau gue ikan terbang juga ada kok yang gak pakai tepung"
Widy menoleh dan memandangi Surya. Ia diam menyipitkan matanya seolah tak percaya.
"Serius. Gue pernah makan." Jawab Surya lagi.
Widy akhirnya mengangguk paham, lalu kembali fokus ke tontonannya.
"Oh iya, tadi Dewa kemana?" Tanya Widy yang teringat kalau dia tadi melihat Dewa pergi dengan pakaian cukup rapi.
"Dia bilang tadi mau jemput Milly. Tapi nggak tau juga deh"
Milly? Dewa menawarkan diri buat jemput Milly?
"Yang bener lo bang?"
Surya mengangguk tanpa mengalihkan atensinya dari layar TV. Berbeda dengan Widy yang kini tak lagi fokus dengan ikan terbang pada layar.
***
"Ian!"
Brian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru cafe. Dia memang baru aja tiba.
"Di sini" seseorang melambaikan tangannya, berusaha memberitahu keberadaannya.
Brian langsung mendekat ke salah satu kursi yang berada di samping jendela. Ada Selena duduk di sana. Seperti biasa, tumpukan buku tebal diletakan di atas meja, bersampingan dengan segelas lemon tea yang sudah tinggal setengah.
"Sorry gue lama ya?" Tanya Brian merasa nggak enak.
"Nggak kok. Kan emang gue juga yang dadakan ajak ketemu"
Brian tak mengira kalau dia akan diajak ketemuan lagi dengan cewek yang dijumpainya di tantan ini. Setelah pertemuan pertama kemarin, Brian beberapa kali sempat menghubungi Selena. Hanya saja gadis itu yang lama membalas. Eh taunya barusan Selena mengajaknya ketemu.
"Jadi ada apa nih?" Tanya Brian setelah dirinya duduk di hadapan Selena.
Selena merogoh tas ranselnya dan mengeluarkan dua batang batang cokelat yang sudah diikat pita pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Door #1 [ ✓ ]
Teen Fiction[COMPLETED] Ini cerita tentang apa yang terjadi di balik pintu Kosan Matahari. Semua tentang cinta, keluarga, persahabatan, atau bahkan keseharian random para penghuni kosan? Semua bisa didapatkan di sini. Guess what's behind the door? - Highest ran...