Satu kampus udah heboh banget kalau besok Hari Valentine, termasuk di kelas Milly. Kalau kata Bayu sih, anak arsitektur itu emang sibuk. Tapi seharusnya tetap menyempatkan diri buat merasakan cinta, supaya hidup lebih berwarna. Ciah.
Milly cuma bisa geleng-geleng karena lihat kelakuan temannya. Ada yang ngerencanain kalau coklatnya nanti mau dia pahat dan dibentuk setelah diukur. Gila gak lu?
"HEH"
Ngomong-ngomong soal teman Milly yang excited soal Valentine besok, jangan lupakan tentang sosok Jovanka. Itu cewek benar-benar niat banget mempersiapkan cokelatnya buat dikasih ke anak fakultas sebelah.
"Lihat gue bikin apa" Jovanka merogoh saku jaket jeansnya, lalu mengeluarkan lipatan kertas dari sana. Waktu dibuka, Milly bisa melihat itu kertas udah penuh sama tulisan dan coretan sketsa.
"Gue semalam udah list bahan yang mau gue beli dan takarannya masing-masing. Soalnya gue mau bikin resep cokelat gue sendiri" kata Jovanka menjelaskan semua.
Yang gilanya lagi..
"Gue udah sketsa juga nih ntar cokelatnya mau ditata gimana sama packingnya"
Milly jelas kaget. Dia tau temennya ini niat, tapi dia gak tau kalau seniat ini??
"Lo gak sekalian bikin coklatnya bentuk rumah? Biar jadi maket sekalian" sahut Milly diikuti kekehannya.
"Gue sebenarnya pengen gitu sih. Tapi mana bisa jadi semalam?"
Milly melongo. Dia gak mengira kalau candaan dia akan ditanggapin serius sama Jovanka.
"Aneh banget temen gue" Milly mendecak, lalu mengalihkan fokusnya pada HP.
"Lo besok kasih cokelat juga nggak nih?" Tanya Jovanka menyenggol pelan lengan Milly.
Gadis itu mengernyitkan alisnya, "Buat apaan?" Sahutnya tak paham.
"Buat bahagia" Jovanka ngomong gitu, lalu tersenyum lebar sambil memandang langit-langit kelas. Kayaknya dia lagi membayangkan skenario halunya buat hari esok.
"Nggak ah. Lagian siapa juga yang mau gue kasih"
"HEH"
Milly tersentak pelan begitu Jovanka langsung menjentikan jarinya.
"Kak Widy kan ada!"
"Sinting lo?"
"Ck kenapa sih? Lagian pasti banyak yang ngasih dia cokelat"
Milly mendecak pelan. "Dia itu asdos ya. Jangan gila lo" omel gadis itu langsung membuat Jovanka menggembungkan pipinya diam, terus kembali berpikir.
"Atau cowok itu aja."
Yang mana lagi..
"Yang kemaren jemput lo itu"
"Jemput kapa-"
Bentar bentar. Maksud Jovanka tuh, Jerome?
HAHA YEKALI
***
Surya membuang kasar nafasnya setelah selesai memparkirkan mobil di halaman kosan mereka. Tadi setelah bantu anak kecil itu bayar, Surya sekalian antarin dia balik soalnya anak itu bilang kalau supir dia lagi sakit perut.
Tapi coba bayangin deh kalian jadi Surya yang baru aja menginjakan kaki di kosan, terus yang kalian lihat justru 3 orang yang lagi sibuk membongkar gudang.
"Kalian ngapain?" Surya bertanya begitu Widy keluar dari gudang dengan membawa 1 kardus.
"Lagi nyari kotak bang buat besok"
"Kalau kotak kardus ada gue kumpulin di belakang semua. Dekat tandon air." Kata Surya santai, lalu melangkahkan kakinya pergi begitu aja.
Widy terdiam. Begitu juga dengan sosok Dewa dan Brian di dalam gudang yang langsung berhenti mencari kotak.
Tau gak? Mereka niatnya mau cari dulu beberapa kotak di kosan karena pikirnya sekalian tungguin Surya pulang supaya bisa antar mereka ke sekolah musik Dewa.
Tapi kalau tau begini.. kenapa gak dari awal aja mereka tanya ke Surya?
"Dew"
"Iya bang"
"Ini kita sia-sia nih bongkar gudang?"
"Kayaknya sih bang"
Dah lah.
***
a/n:
Sengaja double update sebagai bentuk terimakasih buat para readers EHEKEnjoy guys;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Door #1 [ ✓ ]
Teen Fiction[COMPLETED] Ini cerita tentang apa yang terjadi di balik pintu Kosan Matahari. Semua tentang cinta, keluarga, persahabatan, atau bahkan keseharian random para penghuni kosan? Semua bisa didapatkan di sini. Guess what's behind the door? - Highest ran...