#60

1.4K 188 4
                                    

Surya benar-benar merasa tak nyaman sepanjang makan malam tadi. Sangat terlihat kalau Milly sama sekali tak ingin menatap ke arahnya. Gadis itu juga lebih banyak diam sementara yang lain sibuk dengan obrolan dan candaannya masing-masing dan Surya yakin itu ada hubungannya dengan kejadian sebelumnya.

Sama sekali tak bisa dibiarkan.

"Milly" panggil Surya begitu mereka semua tiba di kos dan ingin masuk ke dalam.

Milly menoleh. Langkahnya harus jadi tertahan di ambang pintu depan kos. Jerome yang melihat itu, langsung menarik diri untuk pergi meninggalkan keduanya. Sadar kalau mungkin ini adalah hal serius yang harus dibicarakan oleh keduanya.

"Milly, bisa ngobrol bentar?"

Gadis itu mengangguk. "Mau di sini apa di luar kak?" Tanyanya.

"Di luar aja ya?" Surya melangkahkan kakinya keluar dari gerbang kos, bersama Milly yang mengekor di belakangnya. Mereka bergerak menjauh dari depan kos untuk berjaga-jaga takut ada yang mendengar percakapan mereka secara tak sengaja.

Surya sendiri masih berpikir bagaimana harus memulai percakapan di antara keduanya. Mendadak otaknya terasa buntu, sementara Milly terlihat santai berjalan pelan di sisinya. 

"Kakak mau pergi?" tanya Milly tiba-tiba yang hampir membuat Surya terbatuk karena kaget.

Tapi pada akhirnya pemuda itu berdehem pelan, "Iya. Magang di Jakarta." jawabnya. Milly terlihat mengangguk-anggukan kepalanya di samping. 

"Berarti cuti kuliah?" tanya gadis itu dan dibenarkan oleh Surya dengan sebuah anggukan.

 "Milly gak apa kan?"

Gadis di sampingnya itu terlihat menoleh dengan alis yang bertaut bingung. "Kenapa Milly harus kenapa-kenapa? Bagus dong soalnya kan demi masa depan." sahut gadis itu santai. 

"Yang jagain Milly kan jadi berkurang satu."

Milly langsung terdiam di tempat begitu mendengar ucapan Surya. Jujur, dirinya tersentuh. Memang dari awal masuknya dia ke kos, Surya termasuk salah satu pihak yang sangat menjaganya. Meskipun anak kos yang lain juga sama, tapi Surya yang memulai semuanya dan mengambil alih peran sebagai abang terlebih dahulu. Belum lagi udah terlalu banyak kebaikan yang Milly dapatkan dari Surya terlepas dari kebersamaan mereka yang mungkin masih terbilang singkat.

"Makasih ya, kak."

Surya tergelak, "Jangan ngomong ucapan perpisahan dulu. Masih lama." Mungkin lebih tepatnya dia belum siap mendengarnya. 

"Tadi Milly cuma kepikiran karena kayaknya yang lain belum tau soal ini. Kak Surya emang belum bilang ya ke mereka?"

"Iya. Belum siap."

Milly paham. Jelas sih akan terasa sangat berat. "Milly juga belum ngomong apa-apa kok ke Kak Jerome. Biar Kak Surya aja yang ngomong sendiri ke mereka ya." ucap Milly. 

Surya mengusak pelan puncak kepala gadis itu. "Makasih."

Percakapan malam itu kemudian diakhiri dengan obrolan santai sepanjang kaki mereka melangkah di tengah gelapnya langit. Entah kemana. Mereka cuma jalan tanpa tujuan aja.

"Berapa lama kak?"

"1 tahunan mungkin? Setelah itu baru balik untuk kelarin sidang dan lainnya."

"Kamar kos kakak berarti bakalan diisi sama anak baru?"

Surya mengangkat kedua bahunya. "Kurang tau sih. Bisa jadi iya, bisa juga enggak. Soalnya pakde sama bude kan mau buka kos baru juga." kata pemuda itu jelas memancing reaksi terkejut dari Milly.

Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang