Surya tersenyum lebar. Kekehannya juga sesekali terdengar sembari menatap layar ponselnya karena chat dari Jerome yang masuk.
Jerome: Gue udah jadian!! BYE SURYA JOMBLO
Pemuda itu buru-buru merapatkan HP ke kupingnya dan menunggu nada panggilan tersambung.
"Halo-"
"Heh inget ya omongan gue? Lo berdua boleh pacaran tapi masih dalam pengawasan gue." Omel si Surya langsung.
Jerome di ujung sambungan mendengus. Surya dan agendanya bak abang posesif si Milly.
"Iye ah berisik lu. Si Milly juga apa-apa ngancemnya mau laporin lo."
Surya tertawa. Di sisi lain dia merasa lega. Masalah mereka berdua udah selesai. "Kalian lagi dimana? Gak berduaan di kosan kan?" Tanyanya ingin tau.
"Nggak, Surya sayang. Gue lagi temenin Milly belanja bahan maket. Lo sendiri lagi dimana?"
Surya mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan tempat ia berada. Modern Scandinavian style dan front desk dengan tulisan Jaya Corp di sana.
"Gue di kampus." Jawabnya.
"Hm? Ngapain? Ada urusan lo sama dekan? Atau rektor?"
Pertanyaan yang Jerome lontarkan langsung membuat Surya terdiam.
"Iya." Hanya itu yang bisa ia jawab. Setidaknya sampai sosok wanita dengan pakaian kerjanya keluar dari ruangan ujung.
Dan bersamaan dengan langkah itu, Surya tau saat yang ia tunggu sejak tadi telah tiba.
"Jer, gue duluan ya. Ingat pesan gue!"
"Ya ya ya. Lu bawel banget."
Panggilan berakhir. Berbarengan dengan sosok wanita tadi telah berhenti tepat di hadapan Surya.
"Saudara Surya, Bapak Jaya sudah menunggu di ruangannya."
***
Milly menoleh begitu Jerome terlihat selesai dengan telfonnya.
"Kak Surya?"
Jerome mengangguk. Melihat Milly yang memeluk beberapa peralatan cat, pemuda itu langsung mengambil alih semuanya.
"Gue bisa sendiri kak"
"Gue bisa satu tangan, Milly"
Milly ngedecak pelan. Benar aja. Semua barang yang tadinya ia peluk dengan kedua tangan dengan gampang dipegang Jerome hanya dengan satu tangan.
"Peluk ajalah kak. Nanti barangnya jatoh rusak loh" kata Milly agak khawatir. Soalnya bahan maket tuh mahal banget loh.
"Kalau bisa satu tangan kenapa harus dua?" Jerome membalikan dengan sombong.
"Terus satu tangannya lagi buat apa?"
Jerome tersenyum. "Buat gandengan lah" ucapnya dengan nada tengil, lalu menautkan jemari keduanya.
Milly membeku untuk sesaat. Matanya membulat dan pipinya kembali bersemu. "Kak ih lepasin malu" bisik gadis itu berusaha melepaskan genggaman mereka.
"Kenapa malu? Gue ganteng kok"
Ya emang yang bilang Jerome gak ganteng tuh siapa sih, pikir Milly.
"Udah diem. Lanjutin aja milih-milihnya."
Milly menyerah. Ia pada akhirnya membiarkan satu tangannya digandeng oleh pemuda tinggi yang kini telah berstatus sebagai pacarnya itu.
Jerome juga hanya mengikuti gadisnya dengan tenang kemanapun ia pergi. Oh! Dan jangan lupa dengan senyuman yang sama sekali tak lepas dari wajah pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Door #1 [ ✓ ]
Novela Juvenil[COMPLETED] Ini cerita tentang apa yang terjadi di balik pintu Kosan Matahari. Semua tentang cinta, keluarga, persahabatan, atau bahkan keseharian random para penghuni kosan? Semua bisa didapatkan di sini. Guess what's behind the door? - Highest ran...