#43

2K 286 7
                                    

Sejak kepergian Surya, Widy, dan Dewa beberapa menit yang lalu, Jerome akhirnya menunggu Milly yang sedang siap-siap sembari memainkan ponselnya.

Ganteng? udah, rapi? udah, wangi juga udah.

Bahkan sejak tadi, senyuman sama sekali tak lepas dari bibir pemuda jangkung itu. Entah apa penyebabnya, tapi yang jelas hari ini dia sangat bahagia.

Tak lama pintu kamar yang ditunggu-tunggu terbuka. Menampilkan sosok Milly yang kini keluar dengan kaos hitam dan rok lilit batik, serta cardigan tipis sebagai luarannya. Rambut Milly yang pendek juga hanya dia ikat sedikit agar lebih rapi.

Terlihat sederhana tapi sukses membuat Jerome diam terperangah.

Milly tersenyum kikuk. "Kak, aneh ya?" Tanya gadis itu karena Jerome terlihat tak berhenti memandanginya.

"Hah enggak kok! Gak aneh sama sekali" sanggah Jerome langsung.

Milly cantik banget, menurut Jerome. Gadis itu mampu membawa gaya sederhana terlihat luar biasa.

"Yaudah kalau gitu yuk kak?"

"Iya ayo jalan"

Jerome gak bisa seperti ini. Belum apa-apa aja dia udah gugup setengah mati. Sosok Milly yang ada di depannya ini terlihat sangat menawan. Awalnya karena Milly pada dasarnya memang cantik, kemudian ditambah karena dirinya sudah terlanjur menaruh perasaan. Jadi semua yang ia lihat pada Milly terasa sangat indah.

"Bentar" Jerome buru-buru mendahului gadis mungil itu dan membuka pintu di samping sisi pengemudi.

Milly menahan napasnya. Gadis itu cukup terpukau atas perlakuan Jerome.

Sebenarnya memang Jerome selalu memperlakukan dia dengan baik. Hanya saja pada awalnya ia menganggap perlakuan manis itu hanya sebatas Jerome yang menjaganya sebagai adik.

Dan semakin lama, semua terasa semakin berbeda. Seluruh perlakuan Jerome padanya sukses membuat dirinya berdebar. Terlebih setelah pemuda itu dengan gamblang menyatakan perasaannya.

Contohnya ya sekarang. Jerome yang terlihat jauh mempesona hanya dengan berdiri tenang, membukakan pintu mobil untuk dirinya.

"Makasih kak."

***

Brian bisa gila. Ia sama sekali tak mengira akan dibawa Selena untuk langsung bertemu dengan keluarga besar gadis itu.

Pemuda itu akui, keberaniannya beberapa menit lalu udah musnah entah kemana.

"Eh Selena. Pacarnya ya?" Seorang ibu-ibu yang mengenakan kebaya dengan warna mencolok, mendekat dan menyapa mereka berdua.

Melihat dari wajah Selena, Brian rasa orang ini merupakan sasaran utama sandiwara mereka hari ini.

"Iya Tante Dian hehe. Tante apa kabar?"

Brian mengangguk kecil, sambil tersenyum simpul. "Brian, tante." Ucapnya memperkenalkan diri.

Ibu-ibu tadi atau kerap disapa dengan Tante Dian itu kini mengobservasi Brian dari ujung sepatu hingga ke kepala pemuda itu. Membuat sosok Brian menjadi tak nyaman dengan tatapannya yang seolah sedang menghakimi.

"Orang tua kamu kerja apa?"

Brian sempat tersentak kecil mendengar pertanyaan ini, ya meskipun pemuda itu dapat menyembunyikannya dengan baik.

"Maaf tante?"

"Iya orang tua kamu kerja apa, Brian?"

Pemuda itu mendadak kikuk. Pantas saja Selena kelihatan banget nggak suka dengan orang di hadapannya ini.

Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang