#29

2.6K 413 29
                                    

Milly nggak tau lagi harus taruh mukanya dimana. Sekarang yang dia pikirkan hanyalah bagaimana nanti dia ketemu Dewa dan apa yang bakalan dia katakan?

"Milly lo jangan-"

"Aduh kak tolong jangan bikin isu yang nggak-nggak di kosan ini" Milly memotong Jerome begitu aja walau masih dengan suara yang setengah berbisik. Dia gak mau kalau semua orang dengar tentang mereka.

Milly juga nggak ingin ada berita yang aneh di kosan ini. Apalagi kalau sampai kedengaran sama mamanya dan bukde?

"Isu apaan sih Milly?" Jerome berbalik bertanya, ikutan frustasi.

"Milly nggak mau kalau sampe ada berita aneh apalagi ke bukde. Takutnya nanti ada salah paham..."

"Salah paham apasih? Kan bener juga?"

HAH APENI?

Milly membungkam, tak lagi bisa menjawab. Otaknya masih berusaha mencerna apa perkataan Jerome barusan berulang kali.

Belum sempat Milly loading, pemuda jangkung itu kembali menambah beban pikirannya. Jerome dengan santai meraih jemari tangan kanan gadis itu, lalu meletakan kunci di dalam genggamannya.

"Nih" katanya.

"Biarin mama lo tidur di kasur. Lo tidur di kamar gue."

ABCDEFG APA MAKSUD KAU KAK JEROME????

"EH JANGAN KAK-"

"Nurut atau gue suruh Dewa bongkar ke yang lain soal kita?"

Milly langsung menutup rapat mulutnya. Ancaman Jerome berhasil walau sebenarnya dia masih bingung. Memangnya ada apa di antara mereka berdua?

***

Thanks to Jerome yang sekali lagi menambah beban pikiran Milly. Masalahnya waktunya lagi nggak pas banget!

"Milly woy"

Milly kaget dan langsung tersadar dari lamunannya. Di depannya, Jovanka sudah duduk dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada, menatap Milly heran.

"Lo kenapa hey. Nggak biasanya melamun gini"

Tapi gak mungkin kan Milly cerita ini ke Jovanka?? Takut aja kalau ternyata dia yang terlalu ge-er.

"Uhm, gak kok. Gak apa gue. Tadi lagi mikir aja." Elak Milly dengan sejuta alibinya. But Jovanka is still Jovanka. Susah untuk bohong sama ni cewek.

"Siapa? Anak kosan lo? Kak Widy? Atau yang jemput lo kemaren?"

"Hah yang jemput kemaren kapan?"

Milly lo salah banget pura-pura bodoh begini?

Jovanka langsung memutar bola matanya. "Yang jangkung kacamataan itu." sahutnya.

See? Jovanka itu selalu ingat sama semua hal detail dan dia juga sangat peka.

Melihat Milly yang nggak merespon, Jovanka yakin. Pasti benar tebakannya.

"Kenapa itu cowok? Jerome kalau nggak salah namanya"

Milly mendesah pelan. Gadis itu menarik punggungnya dari sandaran kursi, mendekat ke arah Jovanka. Dia menceritakan semuanya tanpa terkecuali. Termasuk kejadian yang baru saja.

"Dia lagi pdkt sama lo"

Itu kesimpulan dari Jovanka begitu Milly beres cerita.

"Kenapa liatin gue sampe segitunya? Itu udah keliatan banget sist??"

Milly mengerang kecil. Bisa sinting lama-lama kalau begini.

"Oh! soal boneka valentine itu.. gue gak yakin itu dia ambil dari hadiah fansnya. Setau gue itu tu sistemnya pre-order dan limited. Lagian fans mana pula yang ngasi boneka ke kating cowo incerannya?"

Milly benci. Bukan benci Jovanka. Tapi benci karena semua yang Jovanka bilang itu masuk akal dan semakin menambah beban pikirannya.

"Sist, he's just into you"

***

Di dalam mobil, tak ada pembicaraan antara Dewa sama Jerome. Keduanya hening. Lebih tepatnya Dewa yang mengheningkan diri.

Jerome sih santai aja ya, wong dari tadi dia justru nyetel radio mobilnya sambil bersenandung. Beda banget sama Dewa yang keliatan banget canggungnya.

"Lo masih kepikiran tadi?" Jerome memecah keheningan di antara mereka. Pemuda itu tak menoleh dan tetap terfokus ke jalan.

Kalau Dewa boleh jujur, iya. Dewa kepikiran banget soal tadi.

"Bang Je sama Milly.."

"Nggak pacaran. Gue yang naksir dia."

Dewa yang cowok aja meleleh dengar pengakuan tegas dari Jerome. Gimana cewek yang dengar?

"Sejak kapan bang?" Tanya Dewa serius. Dia beneran kepo.

"Gue juga nggak tau. Mungkin dari nyokapnya ngechat gue secara personal dan nitip Milly ke gue?"

"Gue juga nggak sadar Dewa. Tau-tau hati gue udah berantakan aja karena nih cewek"

***

a/n:

Im back y'all setelah 10 harian kerja rodi.
Glad to be back but still kangen juga kadang sama nuansa di sana.

Terlalu banyak yang terjadi selama 10 hari kkn maupun persiapan sebelumnya. Tapi yang aku bisa simpulkan, aku bahagia pergi kkn kemarin.

Pengen banget ceritain semua yang terjadi selama 10 hari di kkn ini tapi masih bimbang. Should i?

Anw aku kembali dan yaaa Jerome semakin terbuka bung

Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang