#25

2.9K 457 10
                                    

Kedatangan mereka ke panti asuhan sudah jelas disambut meriah sama anak-anak di sana. Mereka lagi berbaris mengantri sementara Surya, Brian, Milly, dan Widy berdiri berjejer membagikan cokelat ke semua anak-anak.

"Cokelatnya jangan langsung dihabisin ya. Nanti gigi kamu sakit" Ucap Milly selagi memberikan cokelat ke seorang anak di hadapannya.

Anak itu langsung mengangguk dan memeluk cokelat yang dia dapat dengan wajah sumringahnya, lalu berjalan pergi. Setelah itu saatnya giliran anak lain yang maju dan begitu seterusnya.

Sampai akhirnya pandangan Milly secara tanpa sadar teralih ke arah Jerome yang berdiri di belakang deretan anak-anak panti. Di situ ia baru sadar. Ternyata Jerome tinggi banget ya? Apalagi karena tingginya yang terbanting jauh sama anak-anak di sana dan itu lucu.

Mikir apa kamu barusan, Milly..

"Ini yaa.. jangan langsung dihabisin" Milly kembali mencoba fokus ke anak-anak di depannya.

Sesekali gadis itu tetap melirik ke arah Jerome, hingga akhirnya dia melihat ibu panti yang mendekat ke Jerome dan terlihat membicarakan sesuatu dengan raut wajah cukup serius.

Tak lama kemudian, pemuda itu pamit dengan senyuman sopannya ke ibu panti.

Jerome beranjak pergi dari sana dan Milly yang melihat itu langsung ikut penasaran.

"Kak Dewa boleh gantiin Milly bentar nggak?"

Dewa mengiyakan dan mengisi posisi Milly dan menggantikannya untuk kasih cokelat ke anak-anak. Sementara Milly pergi ke arah yang sama dengan Jerome tadi.

Milly tak sadar kalau sejak tadi, ada pasang mata yang terus memperhatikannya.

***

Langkah Jerome mulai memelan begitu netranya menangkap sosok anak laki-laki tengah terduduk di salah satu kursi yang ada di tepi lapangan.

Ia mendekat, lalu mengambil tempat di samping anak itu.

Tak ada percakapan apapun di antara mereka selama beberapa saat. Sampai akhirnya Jerome membuka suaranya dan berucap dengan pelan. "Kenapa nggak ikut antri kayak teman-temannya?"

Anak itu hanya menggelengkan kepalanya tanpa membuka bibirnya sedikitpun.

Jerome menoleh. Anak itu sejak tadi hanya membuang tatapan kosongnya asal.

Jerome merogoh cokelat batangan dari saku celananya, lalu menyodorkannya ke anak tersebut.

"Nih. Kakak simpanin khusus buat kamu"

Anak itu menggeleng sekali lagi.

"Yang suka cokelat itu adek. Bukan aku" Suara parau terdengar dari bibir kecil anak itu.

Jerome tersenyum sambil memandangi wajah anak itu dari samping. Ia meraih tangan kecil anak itu untuk meletakan cokelat di dalam genggamannya.

"Simpan buat adeknya" pesan Jerome.

Anak itu diam menundukan kepalanya. "Emangnya aku masih bisa ketemu adek.." ungkapnya terdengar pasrah.

"Kakak bakalan bantuin kamu"

Senyuman Jerome semakin melembut dan bahkan matanya ikut menyipit tersenyum, menatap anak itu tulus.

Behind The Door #1 [ ✓ ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang