Yang berakhir bukan kisahnya, tapi hubungannya.
-Happy Reading-
Kurang lebih enam bulan Al pergi ke Palembang. Ia harus kesana karena mendapat sebuah pekerjaan yang berlokasi di kota yang dijuluki sebagai bumi Sriwijaya itu.
Dan sejak perpisahan di bandara sejak enam bulan lalu, Dina belum bisa menemuinya secara langsung karena ia juga bekerja sebagai pengatur keuangan di salah satu butik yang ada di Jakarta.
Tepat di hari ini, liburan akhir tahun tiba. Perempuan berumur 21 itu sedang menyiapkan beberapa pakaian yang akan ia bawa untuk menyusul Al. Ya, ia akan ke Palembang.
Libur selama satu minggu ia gunakan untuk menemui Al yang sudah tak ingat arah pulang. Ini akan menjadi kejutan untuknya, pikir Dina.
Perjalanan selama kurang lebih 50 menit mengantarkannya datang ke kota tertua di Indonesia. Setelah mendarat di Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Dina langsung pergi menuju ke hotel dimana Al tinggal.
Tidak, Dina tidak langsung menemui Al. Ia memesan satu kamar yang dekat dengan kamar Al, hanya berjarak tiga pintu dari kamar Al.
Malam harinya, Dina mencoba mengirimkan pesan pada Al untuk menanyakan apakah besok ia bekerja atau tidak. Setelah dapat jawaban tidak dari Al, Dina tersenyum dan mengangguk memikirkan kejutan yang akan ia beri besok.
Pagi hari tiba. Dina sudah bangun lebih awal untuk menyiapkan kejutan di hari ini, ia akan membeli sebuah kue untuk nantinya akan ia beri saat menemui Al.
Berkali-kali mengecek apakah sudah siap, kali ini Dina yakin dirinya sudah siap. Cukup, tidak perlu yang repot, toh hanya memberi kejutan kehadirannya, bukan penampilannya.
Dina membuka pintu kamar dan melirik ke arah pintu Al yang ada di sebelah kanan.
"Ketutup kan, ya?" Dina mengecek pintu kamar Al lagi, "Ah iya deh ketutup."
Ia pun berjalan dengan langkah yang pelan melewati kamar Al dan turun ke bawah untuk membeli kue.
"Masih tidur kali ya, kebo." Bisik Dina saat melewati kamar Al yang pintunya tertutup.
• C S K •
"Dra, udah siap kan ya semua?"
"Aman... Udah deh tinggal jalan deh tuh kaki lo. Sama itu, bunga, ada di mobil."
"Hm, thanks ya, Dra."
"Ya, santai. Good luck, ya. Kalo jadi boleh lah makan..." Terdengar suara kekehan di seberang telepon.
"Otak lo, makan doang isinya. Pantes ditinggal mulu."
"Ye asem lo."
"Udah gue tutup, makasih, Dra."
Setelah menutup telepon, ia mengambil kunci mobil dan langsung pergi ke parkiran hotel.
• C S K •
"Lucu banget nih kue, pasti Al suka." Ucap Dina melihat kue yang ia bawa.
"Eh, mana suka dia yang beginian." Dina menghentikan langkahnya sebentar, "Ah bodoamat deh mau suka apa ngga, masih untung dibeliin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Satu Kelas [Completed]
Ficção AdolescenteJatuh cinta. Dua kata penuh makna itu sering kali terjadi di masa remaja. Itulah yang dirasakan Dina dan Al, namun mereka berdua terjebak dalam cinta yang rumit. Perasaan yang sama-sama dipendam karena gengsi, dan salah paham malah membuat keduanya...