Sejauh dan selama apapun ia pergi, jika memang kamu rumahnya, dia pasti akan kembali.
-Cinta Satu Kelas
-Happy Reading-
"Yah, ini harus banget tanggal 17?" Tanya Al pada sang ayah yang sedang duduk diruang tamu seraya menonton televisi.
Galang, sang ayah hanya menjawabnya dengan deheman. Al menghela nafas gusar, "Yah nggak bisa diundur aja?"
"Kenapa? Kamu berubah pikiran nggak mau kuliah disana?" Tanya Galang pada putra sulungnya tersebut.
"Bukan gitu, masalahnya tanggal 17 Al ulang tahun."
"Ya terus kenapa? Bagus malah, kamu ulang tahun kamu berangkat kesana. Biar ayah nggak perlu repot-repot beliin kamu hadiah." Galang terkekeh lalu memakan cemilan yang ada dimeja ruang tamu.
"Ah ayah, jahat banget sama anaknya yang ganteng ini."
"Ya kenapa anak ayah yang ganteng? Kenapa nggak mau?" Tanya ayahnya lagi.
"Al mau ngajak Dina pergi pas Al ultah, masa Al malah pergi sih?" Rajuk Al pada ayahnya. Al kesal karena ayahnya tidak memberi tahu dan bertanya dahulu padanya kapan ia mau berangkat ke tempat untuknya mencari ilmu dijenjang yang lebih tinggi.
"Salah kamu nggak bilang, kan ayah nggak tau." Jawab Galang tanpa melihat ke arah anaknya dan masih asyik memakan cemilan.
"Ayah nggak nanya dulu sama Al."
"Ya maaf, ayah mana kepikiran. Ayah taunya kamu berangkat, yaudah."
"Terus ini gimana? Al nggak tega sama Dina." Rengek Al pada ayahnya. Al tidak enak hati apabila tiba-tiba pergi nantinya. Al tahu itu akan menyakiti perasaan Dina.
"Ya gimana, lagian tiketnya udah dibeli. Sayang kalo dibuang-buang." Balas ayahnya disambut dengan suara sang bunda yang baru saja datang dari dapur.
"Udah kamu ngomong aja sama Dinanya, bunda yakin Dina pasti bisa ngerti."
"Tapi kalo Dina nanti marah sama Al gimana bun?" Tanya Al memegangi tiket keberangkatannya.
"Ntar juga Dina balik lagi kalo emang dia sayang kamu."
"Bunda gimana sih, kok jadi ke sayang-sayang. Kan ini masalah—ah Al bingung, Al mau ke kamar aja." Al bangkit dan berjalan menuju kamarnya tak lupa membawa tiketnya.
Sang ayah menggeleng melihat kelakuan putra pertamanya, "Bucin banget anaknya bunda."
Galang meringis kala mendapat pukulan dari sang istri, "Anak kamu juga."
• C S K •
Dina terus menatap layar ponselnya kala belum juga mendapat balasan pesan dari salah satu kontak yang ada di ponselnya.
"Ini orang kemana sih, dichat dari tadi nggak dibalas balas. Ketiduran di kolam renang kali ya." Ucap Dina kesal.
"Padahal gue mau nanya dia mau kado apa buat ultahnya." Lanjut Dina.
Dina mulai merasa dirinya telah diserang kantuk dan memutuskan untuk tidur dan berharap semoga besok Al akan memberinya kabar.
Delapan jam berlalu, Dina mulai membuka matanya dan melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul lima lewat sepuluh pagi. Gadis itu berusaha menetralkan penglihatannya lalu setelahnya beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu melaksanakan ibadah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Satu Kelas [Completed]
Ficção AdolescenteJatuh cinta. Dua kata penuh makna itu sering kali terjadi di masa remaja. Itulah yang dirasakan Dina dan Al, namun mereka berdua terjebak dalam cinta yang rumit. Perasaan yang sama-sama dipendam karena gengsi, dan salah paham malah membuat keduanya...