4 • Sad Date •

554 21 1
                                    

Sudah patah hati duluan, padahal memilikinya saja belum.

- Al

-Happy Reading-

• C S K •

Keesokan harinya, Al mencoba bicara pada Dina namun Dina mengacuhkannya, bukan mengacuhkannya lebih tepatnya hanya menjawab seperlunya pertanyaan Al.

"Din, lo kenapa?" Tanya Al untuk yang kesekian kalinya.

"Nggak apa-apa." Dina terus berusaha menyibukkan dirinya dengan berpura pura mengerjakan tugas.

Al merebut tugas yang dikerjakan Dina dan Dina mendengus kesal dengan kelakuan Al. Dina hanya ingin menjaga jarak dengan Al agar perasaannya pada Al tidak terlalu dalam nantinya.

"Balikin, gue mau ngerjain tugas." Ucap Dina seadanya dan datar.

"Gak! Lo bohong, lo cuma mau ngehindar dari gue kan? Tugas dari Bu Lilis bahkan masih dikumpulin dua minggu yang akan datang." Ucap Al lebih tegas.

"Emangnya salah kalo gue kerjain sekarang?"

"Salah, karena harusnya lo ngomong sama gue, bukannya cuekin gua gini."

"Ngapain gue harus ngomong sama lo?"

"Karena lo─"

"Karena gue temen lo gitu? Makannya gue harus ngomong sama lo? Kan lo masih punya temen satu geng, ngapain harus ke gue ngomongnya?" Potong Dina.

Al berdecak, Dina salah, padahal Al bukan ingin mengatakan hal itu, padahal Al baru saja ingin mengatakan bahwa Al mau terus bersama Dina karena Al menyukainya.

Namun nyatanya Dina sudah membuang sia - sia kesempatan emas ini, Dina sudah berfikiran negatif tentang Al. Serumit inikah cinta? Jika yang satu sudah menyukai, kenapa yang satunya tidak? Dan kenapa saat yang satunya sudah menyukainya kenapa yang satunya lagi malah menghindar?

Al menghela napas kasar "Of course, gue kasih lo waktu, tapi siap - siap buat nanti malam." Al langsung bangkit dan pergi dari hadapan Dina.

Dina bingung dengan perkataan Al, memangnya ada apa nanti malam? Huh, sepertinya Dina akan mengurung dirinya untuk berjaga - jaga.

• C S K •

Dina terus menatap ponselnya seraya bolak - balik di ruang tamu. Mamanya yang kebingungan dengan tingkah Dina langsung menanyakannya kepada anak sulungnya itu.

"Kamu kenapa sih kak? Kok mondar-mandir gitu?" Tanya Mamanya.

"Ehm itu mah duh!" Dina menggaruk kepalanya yang tak gatal sama sekali. Ia bingung harus apa, ia takut sekali jika Al akan datang kerumahnya lalu Mamanya melihat Al.

Dina takut Mamanya akan marah besar pada Al dan meminta Dina menjauhkan Al dari hidupnya seperti yang dilakukan Dina dulu.

"Apa sih hm itu anu, ribet banget! Kenapa?" Geram Mamanya

"Hm kayanya nanti ada tem─"

"Mamaaaaa!!!!!"

Cinta Satu Kelas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang