Tolong jangan libatkan perasaan dalam kebercandaan.
- Cinta Satu Kelas-
-Happy Reading-
Seminggu sejak kejadian di kantin, Dina dan Al semakin dekat setiap harinya. Bahkan tak sedikit teman sekelas yang menganggap mereka sebagai pasangan, namun Dina tidak membernarkan itu. Berbeda dengan Al yang terus menjawab dengan kalimat "Belum, tungguin aja."
Sekarang adalah jam pelajaran olahraga untuk kelas X MIPA 2. Dina, Kenisha, dan Nailla sudah berganti pakaian menjadi pakaian olahraga. Lalu mereka pergi ke lapangan untuk mengikuti pelajaran olahraga.
"Baik anak - anak, hari ini kita akan main bola basket ya, bapa akan bagi kelompoknya." Ujar Pak Yanto agak sedikit berteriak.
Setelah Pak Yanto membagikan kelompok, permainan dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama untuk anak perempuan dan sesi kedua untuk anak laki laki.
Dan sekarang saatnya anak perempuan yang lebih dulu tanding basket. Dina yang sekelompok dengan Nailla, Olifya, Fifi, Edis, dan Nabila sedangkan sisanya ada di kelompok lawan mereka.
Tiga puluh menit permainan sesi pertama selesai, anak perempuan mulai beranjak ke kantin, tapi tidak dengan Dina, Kenisha dan Nailla yang lebih memilih duduk di pinggir lapangan sambil melihat pertandingan basket anak laki laki.
Al yang ikut bermain basket sangat memperhatikan gerak lawan mainnya, lawannya ini sangat mahir karena mengikuti ekskul basket. Tapi jangan bilang jika ia tidak bisa bermain basket, sesekali ia berlatih dirumah bersama sang ayah.
Luthfi mendribble bola lalu mengopernya ke arah Al, dan Al mulai membawa bolanya ke arah ring lawan, saat sudah dekat dengan ring Al melempar bola basket ke arah ring. Dan, masuk!
"Al jago juga ya main basket, padahal dia ikutnya ekskul futsal." Kata Nailla yang menarik perhatian Kenisha.
"Al futsal? Gue kira dia anak basket makanya jago gitu," Sahut Kenisha.
"Kata Bagoes dia anak futsal. Beruntung banget lo Din deket sama Al, anaknya multitalenta banget." Jawab Nailla mengaitkan nama Dina.
"Apaan sih kok bawa bawa nama gu─"
Buukkk!!
Sebuah bola basket berhasil menghantam kepala Dina. Bola yang ingin Al masukkan ke dalam ring berhasil di cegah oleh Rifky, dan Rifky berusaha melempar bolanya ke arah tengah namun sasarannya salah, bola itu malah terlempar ke pinggir lapangan dan jatuh tepat di kepala Dina.
"Dina!" Panggil Al panik yang langsung berlari ke pinggir lapangan.
Semua orang yang melihat kejadian itu langsung berhamburan menghampiri Dina. Seolah olah ini adalah pertunjukan seni musik yang menyenangkan untuk ditonton, bukannya ditolong namun mereka hanya membicarakan Dina.
"Dina, lo nggak apa-apa?" Tanya Nailla panik.
"Udah tau kena bola masih nanya lagi, ya sakit lah!" Balas Kenisha tak kalah panik.
Dina mengerjapkan matanya berkali kali berusaha menetralkan penglihatannya sambil memegangi kepalanya dengan tangannya, tapi kepalanya benar-benar terasa pusing, semuanya hampir buram dan pandangannya kabur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Satu Kelas [Completed]
Teen FictionJatuh cinta. Dua kata penuh makna itu sering kali terjadi di masa remaja. Itulah yang dirasakan Dina dan Al, namun mereka berdua terjebak dalam cinta yang rumit. Perasaan yang sama-sama dipendam karena gengsi, dan salah paham malah membuat keduanya...