22 • Kembali •

302 23 1
                                    

Mantan adalah kombinasi antara rindu dan masa lalu. Begitu indah bukan? Namun menyesakkan.

- Cinta Satu Kelas

-Happy Reading-

2 tahun kemudian...

Perpisahan. Itulah alasan yang membuat Dina dan Al kini saling menjauh. Tak ada lagi cerita diantara mereka. Berusaha tidak peduli, itu yang mereka lakukan. Walaupun dalam hati terkecil masih terbesit perasaan yang dipendam kembali seperti dulu.

Sejak kejadian dimana Dina membanting ponselnya, tak ada lagi kabar yang mereka dapatkan satu sama lain. Namun dibalik semua itu, Al selalu menghubungi nomor Dina, tapi apa yang didapat? Selama dua bulan ia tidak mendapat hasil dan terus mendengar jawaban dari operator bahwa nomor Dina tidak bisa dihubungi.

Siapa tau, Dina diam-diam mengganti ponsel baru karena ponselnya yang lama sudah tidak bisa diperbaiki lagi, kalaupun bisa, nantinya akan terus rusak dan rusak lagi. Bukan hanya mengganti ponsel, Dina juga mengganti nomornya sengaja agar ia bisa melupakan masa lalunya.

Sulit baginya karena harus kembali ke rutinitas awal, menyapa tanpa harus melibatkan perasaan. Dan akhirnya Dina lebih memilih tak menyapa dan menjauh.

Kini hobi Dina bertambah, menulis rangkaian kata di atas kertas misalnya. Hampir setiap hari ia merangkai kata-kata yang ada di otaknya dan menulisnya.

Katanya, menulis adalah salah satu bentuk cara menuangkan rindu yang tak terbalas.

Seperti sekarang contohnya, di malam yang sejuk ini, Dina sedang menulis di salah satu diary-nya.

Dina menghembuskan napas ketika baru selesai menulis. Menatap sang rembulan yang terang dari pantulan jendela kamar membuatnya mengingat saat dimana ia menghabiskan malam-malam yang indah bersama Al.

Berkeliling kota, pergi ke atas bukit, makan di pinggir jalan bersama, menatap bulan dan bintang berdua, berhayal akan masa depan. Huh, rasanya mustahil jika kejadian itu akan terulang lagi.

Hingga sebuah tepukan di bahu menyadarkannya, Dina berbalik panik dan menemukan sang adik yang entah sejak kapan ada di kamarnya.

"Nggak usah ngagetin juga, Des!"

Desty tertawa, "Kakaknya aja yang galau terus. Pasti nulis lagi, ya kan?"

"Ih apa sih, sok tau. Anak sd kelas tiga tau apa? Matematika aja masih ngitung."

"Matematika kalo nggak ngitung terus diapain, Kak?" Dina diam, adiknya benar juga. Disaat Dina berfikir, Desty mencuri peluang untuk mengerjai Kakaknya yang sering galau itu dan, srek!

"Desty! Balikin buku Kakak, nggak?!" Teriak Dina

"Nggak mau," Desty menjulurkan lidahnya lalu keluar kamar Dina dan memancing sang Kakak untuk keluar.

"Desty! Balikin!" Dina kewalahan mengejar Desty yang bikin pusing kepala. Sebenarnya mudah menangkap Desty, tapi saat ditangkap Desty malah melempar diary-nya dan melepaskan diri lalu membawa lari diary-nya, selalu begitu.

"Apa sih malem-malem?" Tanya Mamanya yang baru keluar dari dalam kamar bersama sang Papah

"Liat tuh Pah, Mah, Desty ngambil diary aku!" Adu Dina.

Cinta Satu Kelas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang