32 • Pulang •

66 2 0
                                    

Jangan nyakitin diri lo sendiri, karena itu bikin gue sakit juga.

- Al

-Happy Reading-

Setelah lulus dari Los Angeles City College, Al merasa sedikit tenang karena tidak lagi ada jarak di antara dia dan Dina. Bukan, bukan berarti selama ini yang dipikirkannya hanya Dina, tapi bukankah hal yang wajar jika merindukan seseorang yang jauh dari pandangan?

Setidaknya setelah ini ia bisa fokus dengan satu hal, mencari pekerjaan agar bisa menghasilkan uang sendiri, ia ingin tidak terus bergantung pada orang tuanya dengan hidup mandiri.

Al berjalan menuju satu kamar yang pintunya masih tertutup rapat. Sambil membawa sepiring nasi goreng dan segelas susu, ia mengetuk pintu itu dengan tangannya yang lain. Namun ketukannya tidak menghasilkan apa-apa, seseorang di dalam sana tidak menjawab apapun.

"Din, bangun!" Panggilnya, masih belum terdengar jawaban dari dalam kamar. Al menghela napasnya, "Nih anak belum bangun apa emang ngga denger sih?"

Al kembali mengetuk pintu itu namun dengan ketukan yang lebih keras, "Dina, main yuk!"

"Din, hellooo! Udah pagi nih, gue bawain sarapan."

"Dina Astria, bangun oi ntar kesiangan, katanya mau jalan-jalan lagi."

Masih belum ada jawaban, Al yang baru saja ingin kembali meneriakkan Dina yang tak kunjung bangun namun pundaknya yang tiba-tiba dipegang membuatnya mengurungkan niatnya.

"Eh, Mama, kirain siapa."

"Belum bangun ya?" Al mengangguk, "Susah banget deh banguninnya, ampe serek nih." Kata Al memegang tenggorokannya.

Mama Dina tertawa, "Yaudah sini Mama coba bangunin." Al bergeser mempersilahkan Mama Dina untuk membangunkan Dina.

Mama Dina mengetuk pintu kamar Dina dengan keras lalu memanggilnya, "Din! Bangun, Din! Ayo sarapan dulu."

Di dalam kamar, Dina yang sudah terbangun sejak Al memanggilnya terus menutupi telinganya dengan guling. Ini adalah hari yang baik untuk tidur lebih lama lagi, namun tidak lagi jadi hari baik saat ia mendengar panggilan sang Mama yang tak asing di telinganya. Dina berdecak, lalu bangun dengan kakinya yang mulai bisa berjalan kembali dan membuka pintu yang terkunci dari dalam.

"Iya, apa?" Tanya Dina yang membuat Al memalingkan pandangannya ke arah lain. Al yang tersadar Dina sedang berdiri langsung memberikan sarapan yang ia bawa pada Asiah lalu membantu Dina untuk berdiri.

"Itu lho Al bangunin kamu dari tadi, kamu mandi terus sarapan. Mama mau balik ke dapur dulu."

Dina hanya mengangguk lalu sang Mama meletakkan sarapan milik Dina di atas meja rias Dina dan kembali ke dapur. Al membantu Dina berjalan dengan merangkulnya.

Bukan pergi ke kamar mandi, Dina malah meminta Al untuk membantunya berjalan untuk duduk di kasur. Namun setelah itu Dina malah kembali merebahkan tubuhnya di kasur dan memeluk guling.

"Ini ngga jadi jalan nih? Maunya tidur aja nih?" Tanya Al pada Dina yang menutupi wajahnya dengan guling. Dina langsung menyingkap guling lalu bertanya pada Al.

Cinta Satu Kelas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang