18 • Rahasia •

354 20 1
                                    

Bicaralah padaku teman, aku akan mengertimu. Jangan diam dan menjauh, itu menusukku.

- Dina Astria

-Happy Reading-

"Mah," Panggil Alikka pada mamanya yang sedang merapikan bajunya untuk dimasukkan ke dalam koper.

"Ya?"

"Aku harus banget ke Kalimantan ya?" Tanya Alikka sendu. Mama Alikka menghentikkan kegiatannya lalu menghampiri sang putri yang sedang terbaring di atas brankar.

"Sayang, kamu harus dirawat intensif. Pikiran kamu nggak boleh kacau, kamu harus tenang. Mama yakin kalo kamu dirawat disini kamu nggak akan bisa tenang karena Al." Kata mamanya menenangkan.

"Ma, tapi Likka nggak mau jauh dari Al."

"Mama tau, tapi sebentar aja ya sayang. Kamu harus sembuh dulu, mau ya?" Bujuk mamanya.

"Tapi apa harus malam ini juga ya ma?"

"Iya, tiketnya juga udah mama pesan. Kita nggak lama kok, cuma seminggu."

"Bener ya cuma seminggu?" Mamanya mengangguk. Akhirnya Alikka menyetujui permintaan mamanya untuk pergi ke Kalimantan. Walaupun ia harus jauh dari Al, Alikka mengalah. Semua demi kesembuhannya, benar apa kata mamanya jika ia disini pikirannya akan terus dihantui dengan Al dan Dina.

Alikka meraih ponselnya lalu mengetikkan pesan yang akan ia kirim untuk Al. Sepertinya Alikka harus mengabari Al.

Disisi lain, Al yang sedang membereskan tempat tidurnya langsung mengambil ponselnya saat mendapat notifikasi pesan. Al menahan napas saat membaca pesan yang dikirimkan Alikka untuknya.

R. Alikka S : Malam ini gue pergi ke Kalimantan buat perawatan. Gue harap lo bisa nemenin gue sekarang.

Dengan cepat Al mengambil jaketnya lalu turun ke bawah dan melajukan motor miliknya ke rumah sakit tempat Alikka dirawat.

• C S K •

Sudah hampir satu bulan Alikka tidak menampakkan dirinya dan itu menambah rasa khawatir Dina pada salah satu temannya. Kemana Alikka selama sebulan? Apa dia sakit?

Dina mengusap wajahnya gusar, rasanya pemandangan langit di malam ini juga tidak mendukung mood-nya yang sedang tidak bagus. Dina merasa bahwa dirinya tak pantas disebut sebagai sahabat bagi Alikka. Buktinya ia tidak tahu dimana tempat tinggal Alikka, walaupun ia bisa menanyakannya pada Al, tapi tetap saja itu bukan murni ia tahu sendiri. Hingga sebuah tepukan tiba-tiba dari arah belakangnya membuatnya terkejut.

"Hayo ngelamunin apa nih malem-malem." Ucap Nailla yang tak lain adalah orang yang menepuk bahu Dina tadi. Ternyata Nailla dan Kenisha yang datang kerumahnya malam-malam begini.

"Ngapain lo berdua kesini malem-malem?" Tanya Dina saat Nailla dan Kenisha sudah ikut duduk di sampingnya.

"Mau nginep, besok biar berangkat bareng." Kata Nailla yang mulai membuka aplikasi instagram di ponselnya.

"Ehm, bosen lagian gue dirumah." Sahut Kenisha. Tiba-tiba Dina teringat dengan hal yang dia pikirkan sebelum kedua temannya datang. Sepertinya ia harus menanyakan hal ini.

"Ken gue mau nanya soal─"

"Eh ke dalem aja yuk, di balkon dingin euy!" Ucap Nailla memotong ucapan Dina yang ingin menanyakan kabar Alikka.

"Iya Din masuk dulu aja, ceritanya di dalem aja yuk." Susul Kenisha. Akhirnya Dina mengangguk pasrah dan menutup pintu kaca balkon sebelum menuju kamarnya.

Cinta Satu Kelas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang