12 • Maaf •

413 20 6
                                    

Kesalahan yang paling membingungkan adalah kesalah pahaman

- Cinta Satu Kelas

• C S K •

Bagaimana jika kalian berada di posisi Dina sekarang? Akankah kalian melakukan hal yang sama? Bukankah sakit jika niat baiknya malah disalahkan. Sakit hati seperti hal yang tak akan pernah jauh dari hidupnya, sakit hati akan selalu ada dan yang perlu dilakukan hanya menerima dan bersabar.

Dina berjalan ke arah taman yang tak jauh dari kafe yang baru saja ia tinggali. Sesampainya di sana ia duduk dan menarik napasnya, lalu memejamkan matanya guna menetralkan pikirannya yang benar-benar kacau sekarang.

Suara musik khas penjual es krim keliling membuat Dina menaikkan kepalanya lagi. Ia pikir es krim bisa sedikit membantunya meredakan kacaunya sekarang. Dina berdiri dan menghampiri gerobak es krim yang kebetulan sedang berhenti.

"Bang, es krim coklat satu ya."  Pesan Dina pada penjual es krim keliling tersebut.

"Sama vanillanya satu ya bang." Sahut seseorang yang baru saja datang. Dina menoleh ke orang tersebut. Huft, dia lagi. Iya, dia yang tadi membelanya di kafe. Orang yang membuatnya juga mengingat hal yang seharusnya sudah ia lupakan.

Al tersenyum pada Dina, tentu saja Dina terkejut. Melihat senyuman seseorang yang dikagumi bukankah itu hal yang menyenangkan? Bahkan ia bisa mendapatkannya tanpa meminta. Dina memilih memalingkan wajahnya agar bisa menahan dirinya untuk tersenyum juga.

"Ini neng yang coklat, nah ini si mas yang vanilla." Penjual es krim itu memberikan es krim yang di pesan mereka berdua. Dina mengeluarkan uang hendak membayar namun sudah di dahului oleh Al.

"Ini bang uangnya, saya yang bayar sekalian." Ucap Al pada penjual es krim sambil tersenyum.

"Oh siap mas, terima kasih ya."

"Sama-sama bang." Jawab Al lalu melirik Dina yang sedang memperhatikan dirinya sejak tadi. Dina diam lalu berbalik badan kembali menuju bangku yang sebelumnya ia tempati. Tak lupa Al juga menyusulnya lalu duduk disebelah Dina.

Dina menyodorkan uang yang tadi hendak ia beri kepada penjual es krim sebagai pengganti bayaran es krimnya yang sudah dibayarkan oleh Al.

Namun Al menggeleng lalu mendorong tangannya Dina agar Dina menyimpan uangnya kembali, "Nggak usah, gue traktir."

"Gue ngga minta di traktir." Jawab Dina yang masih memandang ke depan tanpa menoleh ke arah Al sedikit pun.

"Tapi kan gue mau."

"Gue bisa bayar sendiri." Sahut Dina lagi tak mau kalah. Al terkekeh membuat Dina menoleh padanya sambil menyatukan alisnya bingung.

"Kenapa lo ketawa? Ada yang lucu?" Tanya Dina masih dengan nada yang ketus.

"Ada, itu lo. Lo kan lucu," Jawab Al lalu memakan es krimnya lagi. Dina diam, sebenarnya hatinya sudah meleleh seperti es krim miliknya yang sudah mulai meleleh, tapi semua ia tahan karena mengingat hal terakhir yang sangat membuatnya kesal pada lelaki itu.

"Dih, kok ngga ketawa sih?" Tanya Al heran.

"Selera humor lo rendah banget." Jawab Dina. Al menyatukan alisnya bingung, "Lo aja yang baperan terus."

"Siapa yang baperan terus?" Tanya Dina dengan mata yang tajam pada Al.

Al bergidik ngeri, "Ya lo lah, siapa lagi. Ya kali gue baperan."

"Ih, sana lo pergi aja. Nggak guna banget lo disini, bikin orang marah terus bisanya! Sana pergi yang jauh!" Jerit Dina seraya mendorong lengan Al agar menjauh dan pergi. Namun Al hanya tertawa tanpa meminta Dina untuk berhenti mendorongnya.

Cinta Satu Kelas [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang