Aku sedikit tak waras
Semenjak cintaku tak terbalas.- Al
-Happy Reading-
• C S K •
Dua minggu berlalu setelah Penilaian Tengah Semester, kini Dina semakin dekat dengan Noval. Noval mulai sering menjemputnya, mengantarnya, dan bahkan mengajaknya kencan. Hubungan mereka yang dekat tak menutup kemungkinan jika mereka belum berpacaran hanya saja Noval yang masih belum berani menyatakan perasaannya pada Dina.
Dua minggu, selama itu pula Dina mencoba melupakan perasaannya pada Al dan berusaha mendekatkan diri dengan Al sebagaimana perkataannya saat itu kepada kedua temannya. Bilang saja Dina egois, menggunakan Noval untuk berusaha move on dari seseorang yang sudah berhasil meluluhkan hatinya.
Al yang belakangan sering merasakan hatinya memanas apabila melihat Dina dan Noval sering bersama - sama hanya bisa diam dan memperhatikan Dina dari jauh. Al meruntuki kebodohannya, mengapa ia tidak mengatakan perasaannya yang sebenarnya kepada Dina dulu?
Menyesal, satu kata yang menggambarkan perasaan Al saat ini atau mungkin selamanya. Al berusaha menjaga jarak dari Dina karena takut hatinya akan tersakiti lagi karena terlalu berharap nantinya.
Berbeda dengan Dina yang merasa keanehan dengan perubahan sikap Al yang acuh terhadapnya, sudah beberapa kali Dina mencoba menyapa Al namun Al tidak membalas sapaannya atau bahkan melirik sedikitpun. Dina berfikir keras, apakah ada perkataannya yang salah kepada Al hingga membuat Al seperti ini?
• C S K •
Pagi ini Dina merasa semangat untuk berangkat ke sekolah, rasa semangatnya bercampur dengan rasa bahagia karena semalam ia baru saja berkencan dengan Noval untuk kesekian kalinya. Entahlah Dina sebenarnya memiliki perasaan dengan siapa, ia masih terlalu labil untuk ditanya.
Dina memasuki kelasnya yang
Senyum Dina semakin mengembang ketika ia melihat Al yang sedang duduk dibangkunya seraya memakai benda favoritnya, headset kesayangannya. Mungkin jarang sekali Al memakai headset dikeramaian, namun siapa sangka Al selalu memakainya disaat ia sedang sendiri atau ditempat yang sepi.Kembali ke awal, tanpa berfikir panjang Dina langsung menghampiri Al yang nampak tenang ditempatnya. Al yang sudah menyadari keberadaan Dina berusaha untuk pura - pura tidak tahu dengan keberadaan Dina. Bagaimanapun ia harus belajar terbiasa tanpa Dina di sisinya dan ia tidak mau mendapat harapan palsu lagi jika ia terus bersama Dina.
"Selamat pagi Ghozi Al Barru Rabbani, yang tinggi yang putih yang cakep anaknya Bunda─" Ucapan Dina terhenti saat ia tidak tahu dengan nama Bunda Al.
"Bunda siapa ya? Aduh gue lupa nanya hehe, bunda lo siapa Al namanya?" Tanya Dina namun diacuhkan oleh Al.
Dina yang kesal karena tidak dihiraukan oleh Al langsung duduk didepan Al dan melipat kedua tangannya di atas meja dan tersenyum "Al, sombong banget ih nggak dijawab guanya" Ucap Dina yang masih diacuhkan.
Al yang sudah tak tahan karena keberadaan Dina langsung menghentikan musik yang ia putar dan melepaskan headsetnya lalu menatap Dina datar.
"Nah gitu dong kalo diajak ngomong liat ke orangnya!" Ujar Dina.
"Mau lo apa?" Tanya Al dengan nada yang sangat dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Satu Kelas [Completed]
Teen FictionJatuh cinta. Dua kata penuh makna itu sering kali terjadi di masa remaja. Itulah yang dirasakan Dina dan Al, namun mereka berdua terjebak dalam cinta yang rumit. Perasaan yang sama-sama dipendam karena gengsi, dan salah paham malah membuat keduanya...