Me and My Starboy (END)

EPILOG

Epilog

MAAFKAN DAN LEPASKAN

Me and My Starboy

Jangan lupa vote dan comment 🔥
Karena ini part terakhir dari cerita ini 😚

Kalau mau, boleh juga follow aku😂💜

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

    Prasetyo mengajak Rafael duduk di kursi taman, berbeda dari terakhir kalinya mereka melakukan ini. Kini suasana terlihat biasa saja tanpa ketegangan seperti biasanya.

"Apa kau mencintai anakku?" Tanya Prasetyo tenang.

"Aku tidak akan menunggu sejauh ini, jika aku tidak mencintai Kinan." Jawab Rafael mantap tak ada keraguan.

"Bagaimana kalau itu hanya obsesi."

"Aku pemilik perasaan ini, dan hanya aku yang tau apa yang hatiku rasakan selama ini. Aku cukup dewasa untuk membedakan mana obsesi dan mana cinta." Papar Rafael, membuat Prasetyo mengangguk paham.

"Jika kalian menikah nanti, apa kau akan membawa anakku pergi?" Rafael tersenyum penuh arti, mendengar pertanyaan Prasetyo.

"Tidak, karena aku tau kau menyayangi Kinan begitupun sebaliknya. Tujuanku menikahi Kinan bukan untuk menjauhkan kalian berdua." Jelas Rafael, kini menerbitkan senyum kecil dibibir Prasetyo.

"Aku akan memindahkan usahaku ke North City sedikit demi sedikit, atau aku akan membuka bisnis baru dan hanya sesekali mengunjungi kantor pusat." Jelas Rafael mengenai rencana masa depannya.

"Apapun rencana mu nanti, aku akan mendukungmu asal itu membuat anakku bahagia." Nasihat Prasetyo, cukup melegakan hati saat duduk berdua bersama Rafael tanpa emosional.

🌱🌱🌱

     Kedua bola mata Kinan terbuka, kembali ia tutup saat cahaya terang diatas sana membuatnya silau. Wanita itu ingin kembali menenggelamkan diri ke alam mimpinya, suara berisik Erga dan Arsen mengganggu gendang telinganya.

"Diamlah kalian astaga!" Geram Prasetyo, ia pening mendengar ocehan kedua bocah yang selalu meributkan segala sesuatu yang tidak penting. Seperti sekarang mereka tengah berebut duduk di kursi disamping ranjang Kinan.

"Engh.. haus." Bisik Kinan yang hanya mampu didengar oleh kedua bocah itu.

"Kak Kinan sadar!" Pekik mereka berbarengan, serentak semua yang ada di ruangan berdiri menuju ranjang Kinan.

"Kinan apa yang kau rasakan? Ada yang sakit?" Prasetyo mendengus samar, saat Anita mendahuluinya bertanya.

"Haus Ma," dengan cepat Melati yang berdiri didekat nakas, menyodorkan segelas air pada anak sambungnya.

"Ada yang sakit?" Tanya Anita sekali lagi, Kinan hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Ayah.. aku merindukanmu." Ujar Kinan takut, Melati yang paham situasi mengajak Anita keluar beserta dua bocah yang tentu saja saling melempar protes.

"Apa yang terjadi kenapa bisa seperti ini?" Prasetyo yang lebih dulu bertanya.

"Aku terpeleset dan jatuh."

"Ayah bodoh, bagaimana bisa ayah mengusir gadis ceroboh sepertimu?" Keluh Prasetyo yang mendapat gelengan tak suka dari Kinan.

"Apa yang ayah katakan? Ini bukan salah ayah. Aku yang egois!" Prasetyo menghela nafas pelan.