PART 14 : TERBONGKAR DAN HANCUR
Me and My Starboy
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱Hidup itu adalah pilihan, tertindas atau menindas. Bahagia atau terluka. Itu semua ada di tangan kita, Tuhan memang sudah menentukan pena takdirnya namun kita masih diberi kesempatan untuk memilih dan menjalankan pilihan kita. Kau ingin ditindas maka bersikaplah lemah, namun jika kau ingin bahagia maka lakukan hal yang bisa membuatmu bahagia.
Seperti Lalita yang tengah memperjuangkan kebahagiaannya. Mendapatkan Rafael adalah kebahagiaan yang kini menjadi prioritas Lalita, setelah lelah mengemis perhatian kedua orang tuanya.
Prang.
Bunyi benda keramik berbenturan dengan lantai tak mengusik Lalita yang tengah berkutat dengan layar komputernya.
Lalu suara teriakan saling bersahutan, kedua manusia berbeda jenis kelamin tengah beradu argumen saling membela diri, berusaha menjadi yang paling benar.
"Manusia sialan!" Gerutu Lalita saat konsentrasinya mulai terganggu, oleh dua orang bertengkar dibawah sana mulai menyebut-nyebut namanya. Gadis itu menarik laci meja belajar mencari earphone untuk menyumbat pendengarannya dari pertengkaran dua manusia yang sialnya adalah dua orang yang sudah membuat ia ada di bumi ini.
Brak.
Pintu kamar terbuka dengan kasar, namun tidak membuat Lalita menghentikan aksinya mencari earphone, setelah dapat ia langsung mengkoneksikan dengan ponsel pintar miliknya.
Namun belum sempat Lalita menyelesaikannya, seseorang menarik lengannya kasar dan tanpa tau apa salahnya sebuah tangan melayang ke pipi mulus Lalita.
Dengan jengah Lalita memutar kedua bola mata sebelum bertanya.
"Kali ini apa salahku?" Tanya Lalita tenang dan dingin.
"Kau masih bertanya apa salahmu?" Desis Jeremy ayah Lalita, membuat siapapun yang mendengarnya bergidik. Namun sepertinya itu tak berlaku lagi untuk Lalita yang masih diam dengan wajah datar.
"Jauhi anak Prasetyo Wartanto!" Ujar Jeremy penuh penekanan.
"Aku tidak mengenal anak Prasetyo Wartanto." Sahut Lalita acuh, karena memang ia tak tau siapa itu Prasetyo Wartanto.
Hell apa dia seterkenal itu? Cibir Lalita dalam hati.
"Kinandra anak dari Prasetyo Wartanto, pria itu mendatangiku dan mengatakan semuanya," Jeremy memejamkan matanya sekejap sebelum melanjutkan kata-katanya. "Dia memiliki banyak koneksi didunia bisnis, kalau sampai kelakuan gilamu yang mengancam akan membunuh Kinandra sampai bocor ke permukaan dan membuat Bisnisku hancur maka kau yang akan aku bunuh!" Ancam Jeremy, yang bahkan tak membuat Lalita takut sedikitpun.
"Ya aku akan berhenti, tapi nanti.. setelah aku benar-benar membunuhnya," sahut Lalita asal, menimbulkan aura menyeramkan diwajah pria berusia empat puluh sembilan tahun itu.
Jeremy mencengkeram erat leher Lalita, mata mereka saling menyorot tajam. Namun detik selanjutnya ia menghempaskan tubuh Lalita ke lantai, seakan tak memiliki nurani, Jeremy menginjak tangan Lalita dengan kaki berbalut pantofel hitam mengkilap miliknya.
"Ikuti kata-kataku bodoh! Jauhi dia dan jangan buat masalah dengan Prasetyo, dan anggap saja ini sebagai bentuk balas budimu padaku yang masih mau menghidupi sampah sepertimu!" Lalita diam tak bereaksi, bahkan ia tak menjerit sama sekali, hanya wajahnya yang memerah karena menahan segala sakit dan amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and My Starboy (END)
Romance18+ Yang Risih Bisa Menjauh :) 🌱🌱🌱 Ketika gadis norak dan aneh menyukai seorang Starboy, dan mengambil keputusan bodoh yang menjerat nya dengan sang Starboy. hasrat. Cinta dan kesakitan melebur menjadi satu. membelenggunya ke dalam ketidakp...