PART 13 : GEDUNG TUA BELAKANG SEKOLAH

9K 411 7
                                    

PART 13 : Gedung Tua belakang Sekolah. 

Me and My Starboy

"Aku harus bicara dengan Rafael." Gumam Kinan yakin. Ia harus meluruskan ini semua, menjelaskan pada Rafael bahwa ia tak ingin lagi jadi bonekanya, dan tak ingin lagi dibodohi oleh Rafael. Sudah cukup dua tahun ia menjadi Kinan si gadis aneh yang bodoh.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Suara riyuh saling bersautan di antara siswa-siswi, mereka tengah menikmati pertandingan bola basket outdoor yang terjadi antara tim Guntur dan tim Rafael.

Setelah sesi pemanasan tadi, para siswa dibebaskan untuk melakukan olahraga kesukaan mereka, awalnya ada yang memilih bermain bola volley dan futsal, namun setelah dengan garangnya Rafael menantang Guntur untuk beradu taktik di lapangan basket, para siswa memilih menjadi pemandu sorak dipinggir lapangan basket outdoor.

Rafael semangat!

Rafa bisa, Rafa pasti bisa!

Go Rafa! Go Rafa! Go!

Suara riyuh pemandu sorak dadakan yang didominasi para siswi  itu saling bersahutan. Semua meneriaki nama Rafael dengan tingkat kecentilan masing-masing.

Hanya Tasha dan para siswa lain —yang tidak menyukai Rafael— dengan lantangnya meneriaki Guntur dan anggotanya. Sedangkan Kinan memilih diam, pikiranya terfokus pada... Apa yang akan ia katakan pada Rafael nanti?

"Kinan!" Guncangan keras di bahu menarik kembali Kinan pada dunia nyata.

"Ada apa?" Tanya Kinan malas.

"Jangan diam saja kenapa sih? Teriakin Guntur bisa kan?" Sewot Tasha yang mulai kesal pada Kinan, pasalnya sedari tadi sahabatnya itu tak fokus, seakan ada banyak hal yang ia pikirkan, namun saat Tasha bertanya selalu "nggak apa-apa." Sebagai jawaban klise.

"Nggah ah," tolak Kinan, yang semakin membuat Tasha semakin jengkel.

"Terus kamu maunya teriakin siapa? Rafael?" Tukas Tasha, menimbulkan dengusan sebal dari Kinan.

"Ya nggak! Kenapa sih setiap kita berdebat selalu ujungnya kesana?"

"Karena cuma Rafael yang ada di otak kamu!"

Apa-apaan gadis menjengkelkan satu ini? Gerutu Kinan dalam hati. 

"Aku nggak mau tau teriaki Guntur sekarang atau aku bilangin Ayah kamu kalau kamu masih suka sama Rafael," ancam Tasha dengan senyum pongahnya.

Kinan melotot sebal pada Tasha.
"Enak saja! Jangan mentang-mentang kamu Informannya ayah kamu bisa—"

"Aku nggak peduli!" Tasha semakin diatas angin.

"Tasha." Geram Kinan, yang hanya dibalas dengan menaik turun kan alisnya oleh Tasha.

Menyebalkan.

"Guntur! Semangat!" Teriak Kinan lantang, seketika siswi centil yang riyuh tadi berhenti. Menatap Kinan aneh, mungkin karena ini pertama kalinya seorang Kinandra teriak-teriak.

Kinan menyapukan matanya kesekeliling yang tengah memandangnya. Wanita itu menghela nafas berat, hingga tatapannya jatuh pada Lalita yang juga tengah memandangnya dengan senyum tipis. Sejak kejadian malam itu, Kinan dan Lalita tidak pernah bertegur sapa atau pun terlibat dalam situasi percakapan apapun, seakan malam itu tak pernah terjadi pada Mereka berdua.

"Kenapa? Belum pernah lihat orang teriak?" Sewot Tasha menimbulkan dengusan serempak, mereka lebih memilih kembali fokus pada pertandingan yang masih dimenangkan tiga poin oleh Rafael, daripada harus menghadapi Tasha si Miss judes SMA Pentagon

Me and My Starboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang