EXTRA PART

5.3K 280 27
                                    

EXTRA PART

ME AND MY STARBOY

Selamat berbuka puasa bagi yang menjalankan ❤️

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

        Suara kicau burung bersahutan, sedikit mengusik tidur seorang wanita dengan piyama satin bertali spaghetti di pundak. Kelopak matanya bergerak terbuka, bola mata cokelat bening menyorot lembut sepasang burung kecil yang hinggap di pagar balkon.

"Good morning Love," sapa sebuah suara serak khas bangun tidur, Rafael menarik tubuh Kinan menghadapnya sebelum kecupan ringan mendarat di bibir pink milik istrinya.

"Morning kiss." Gumam Rafael, pria itu semakin menarik Kinan, memeluk tubuh yang terlihat sangat kecil di dalam pelukannya.

"Kau belum membalas sapaan ku," peringat Rafael mengundang Kinan untuk terkekeh geli dengan tingkat suami yang ia nikahi 2 tahun lalu.

"Good morning my Hubby," balas Kinan, wanita itu mengeratkan pelukannya dipinggang Rafael, yang dibalas tak kalah erat oleh pria itu.  Seperti pagi-pagi sebelumnya, mereka akan menghabiskan setengah jam pagi mereka dengan berpelukan diatas ranjang, berkelana dengan pikiran masing-masing. Seakan memberi waktu untuk mereka saling sendiri, walaupun tidak bisa dikatakan benar-benar sendiri.

"Hubby," panggil Kinan tanpa mengangkat kepala dari dada bidang Rafael yang selalu menjanjikan kenyamanan.

"Yes, Love."

"Aku ingin memiliki bayi." Gumam Kinan mengundang tangan Rafael bergerak nakal di punggungnya.

"Aku tidak sedang menggodamu," gerutu Kinan menatap sebal pada Rafael.

"Well, kau akan mendapatkan itu secepatnya." Sahut Rafael akhirnya, penuh janji.

"Tapi aku tidak bisa hamil." Ujar Kinan, matanya menyiratkan kesedihan dan Rafael benci itu.

"Dokter Amy bilang sulit, dan sulit bukan berarti tidak bisa Love," Rafael berujar penuh keyakinan, lebih tepatnya meyakinkan diri sendiri dari rasa bersalahnya. Beberapa hari setelah pernikahan, mereka melakukan tes kesehatan atas permintaan istrinya dan disana ditemukan kemungkinan Kinan sulit untuk hamil, akibat terlalu sering mengkonsumsi obat pencegah kehamilan di masa pubertasnya, belum lagi benturan keras yang Kinan dapatkan dulu semakin memperparah keadaan.

"Aku tidak masalah hanya hidup berdua denganmu, karena tujuanku dari awal kamu bukan yang lain." Tambah Rafael.

"Tapi dengan anak-anak rumah ini akan lebih—" Rafael memotong ucapan Kinan dengan kecupan panjang, menggebu, dan terburu-buru.

"Aku tidak ingin apapun selain kamu, berhenti berpikir negatif, kalau kau ingin rumah ini ramai aku akan mengundang Erga dan Arsen," mereka tertawa kecil mengingat dua bocah yang tidak pernah akur itu. Memang benar hanya dengan dua bocah itu rumah akan ramai sekaligus hancur.

"I love you, I want you, just you only you my love." Kinan mendorong pelan tubuh Rafael, saat merasa pria itu tidak ada niatan untuk berhenti memberikan kecupan kecil nan manis di bibirnya.

"Mandilah kau harus bekerja!" Usir Kinan dengan senyum yang tak pernah lepas dari wajah cantiknya.

"Aku masih ingin seperti ini," Rafael kembali mendaratkan kecupan kecil di bibir Kinan.

"Mandi atau aku turun sendiri ke dapur." Ancam Kinan membuat Rafael melotot tak suka. Setelah kejadian jatuhnya Kinan dari tangga Rafael melarangnya naik turun tangga sendirian, harus ada orang yang bisa Rafael percaya untuk membantu Kinan.

Me and My Starboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang