PART 18 : Hunters Psycho

6.1K 408 5
                                    

Mulmet: Monster - Irene & Seulgi  Mood banget🌛

PART 18 : Hunter Psycho

Me and My Starboy

Jangan lupa vote dan comment 💜

------------------------------------------------------

"Dan satu lagi Raf, jangan lupakan Prasetyo yang tidak akan pernah sudi kau menemui putrinya lagi." Tambah Alvin yang menyadarkan Rafael bahwa masih ada penghalang besar diantara dirinya dan Kinan.

"Aku tidak peduli dengan Prasetyo sialan Wartanto itu," sahut Rafael lebih untuk meyakinkan dirinya sendiri, bahwa Prasetyo bukanlah halangan untuknya.

🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛🌛

"Bunda.. Kakak mengganggu ku!" Teriakan lucu menggema dari salah satu ruangan di apartemen kecil.

Menimbulkan senyum hangat di wajah seorang pria paruh baya yang tengah duduk dimeja makan dengan koran paginya. Lagi-lagi ia berucap syukur dalam hati, keputusannya sepuluh tahun yang lalu tidak membuatnya menyesal. Walaupun di tahun pertama ia sempat putus asa namun keberuntungan bertubi-tubi menghampiri seakan Tuhan tengah berfokus padanya, dan memintanya untuk bertahan sebentar lagi.

Prasetyo Wartanto. Pria berusia limapuluh delapan tahun itu kembali mengingat dimana dia pertama kali datang ke kota ini, membawa serta anaknya yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit, tubuh kecilnya dipenuhi oleh berbagai macam kabel. Tiga tahun ia berusaha sendirian, berdoa kepada sang Pencipta, memohon agar jangan mengambil putri kecil yang menjadi alasan untuk ia tetap hidup dan bertahan di dunia ini.

Hingga akhirnya Tuhan mengabulkan segala do'a, membangunkan putrinya dari tidur panjang, walau dengan kondisi yang tidak 100% kembali normal namun ia tetap bersyukur bisa melihat bola mata yang sama persis seperti miliknya itu berbinar setiap kali menatapnya.

"Ayah.. Kak Kinan mengganggu ku!" Protes anak laki-laki berusia lima tahun itu diikuti suara tawa dari arah belakang, seorang wanita dewasa dengan pakaian santainya berjalan dengan sedikit tertatih.

"Hei Kiddo, aku membangunkan mu bukan menggangu mu!" Sangkal Kinan dengan wajah jenaka, bukan rahasia lagi jika wanita dua puluh tujuh tahun itu senang menggangu adik laki-lakinya ini.

"Kau menggelitik ketiak ku!" Protes Erga yang berusaha duduk di pangkuan sang ayah, dan masih sempat bocah balita itu memberikan pelototan lucu sebelum Prasetyo meraih ia untuk duduk di pangkuannya.

Dan Kinan, dia sudah terbahak di kursi diseberang Prasetyo, yang ikut tertawa pelan.

"Ayah.." rengek Erga yang tak terima ditertawakan sang kakak.

"Kinandra." Peringat Prasetyo saat melihat Erga sudah berkaca-kaca.

"Baiklah... baiklah.. " Kinandra masih berusaha mengatur tawanya,

Prasetyo kembali bertanya. "mau kemana? Pagi-pagi udah rapi banget?" Pria itu membenarkan letak Erga dipangkuannya saat anak laki-laki itu berusaha meraih kopi paginya.

"Ada kelas pagi, Ayah. Mendadak banget." Kinan beranjak menuju kulkas mencari susu untuknya dan si gembul Erga.

"Bunda kemana Ayah?" Tanyanya lagi saat tak melihat sang bunda.

"Ke minimarket bawah, Bunda lupa belanja bulanan kemarin," bukan Prasetyo melainkan seorang wanita anggun dengan long dress bunga-bunga yang menyahuti.

Me and My Starboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang