PLAKKKK
.
.
.
.
Satu tamparan keras berhasil membuat wajah Jay menoleh ke samping.Bahkan bibir nya sedikit mengeluarkan cairan merah akibat ulah Hanuel.Kelas yang tadi ricuh tiba-tiba jadi hening.Semua terkejut dengan kejadian tak di duga yang di lakukan Jay dan juga Hanuel.
Jay mengusap bibirnya sambil menatap Hanuel yang meninggalkan kelas.Dia tersenyum menatap kepergian gadis itu.
"Jay are you crazy? That's Hanuel!"
Seperti nya Jay memang sudah gila karena ia hanya menanggapi pertanyaan Jisung dengan sebuah kekehan kecil.Dalam benak nya Jay bersorak gembira seperti baru saja menang Jackpot padahal ia baru saja mendapat tamparan manis dari Hanuel.
Entah mengapa ia suka dengan wajah kesal Hanuel.
Jay menjilat bibir sambil mengingat kejadian tadi dimana ia dengan tak tahu malunya menyambar bibir Hanuel.Dia tak mau menyalahkan dirinya karena naluri pria nya dengan cepat berfungsi ketika melihat jarak mereka yang sangat dekat.
Apa lagi fokus Jay memang sedari tadi tak bisa beralih dari bibir merah Haneul yang sedang berbicara.
"Hei Jisung mengapa bibir Hanuel begitu manis?"
Jisung menatap datar Jay.Ia tak habis pikir dengan perkataan blak-blakan teman sekelasnya tersebut.
"Dasar gila!"
Jay tertawa keras sambil berpikir jika Hanuel ternyata merespon dirinya jika ia membuat gadis itu kesal.
'itu berarti mulai sekarang aku harus mengganggu nya agar bisa melihat wajah lucunya ketika sedang kesal'
Jay kembali tersenyum memikirkan berbagai rencana kedepannya agar bisa mengganggu Hanuel.Mungkin saja hal itu akan menjadi hobi barunya.
Sedangkan Hanuel sendiri saat ini sedang berada di toilet perempuan.Dia tengah mencoba menenangkan diri.
Alasan ia berlari meninggalkan kelas bukan karena malu tapi Hanuel tiba-tiba tak bisa mengendalikan diri ketika melihat sedikit bercak darah di bibir Jay.Bola matanya bahkan langsung berubah warna dengan cepat.
Untung saja saat itu tak ada yang menyadari karena ia dengan cepat beralari keluar kelas.
Hanuel mengusap wajahnya dengan sedikit air lalu bercermin di depan kaca wastafel.Ia mengusap bibirnya sebelum menatap datar pantulan dirinya di dalam cermin.
"Apa yang baru saja aku lakukan?"
Jika saja Hanuel adalah manusia biasa pasti jantung nya sekarang berdetak kencang serta wajah nya yang ikut bersemu.Namun sayang nya wajah Hanuel sekarang malah sangat pucat bahkan detak jantung nya tak terasa sama sekali.Karena memang begitulah semua Vampire.Mereka itu hidup tapi terasa mati.
ⓁⒺⓉ ⓂⒺ ⒾⓃ
Hanuel sedang berada di kantin sekolah sekarang.Semua mata menatap nya heran.Alasan nya karena dia yang memang terkenal introvert sangat jarang keluar kelas terkecuali jam pulang atau sekedar ke perpus.Tapi saat ini Hanuel pertama kali menginjakkan kaki di kantin bukan tanpa alasan.
Tadi ketika di kelas,awalnya ia hanya ingin tinggal.Namun ketika melihat Jay yang juga hanya duduk diam di tempat nya membuat Hanuel resah.
Dari pada duduk berdua dengan pria itu yang semakin lama semakin membuat nya frustasi saja Hanuel memilih pergi ke perpus.Tapi sialnya ternyata perpustakaan sekolah terkunci lantaran petugasnya yang sedang ada rapat bersama staff sekolah lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕷𝖊𝖙 𝖒𝖊 𝖎𝖓 |END✓
Vampiros"ʟᴏᴠᴇ ᴏʀ ʙʟᴏᴏᴅ? ɪ'ʟʟ ɢɪᴠᴇ ᴀɴʏᴛʜɪɴɢ ʏᴏᴜ ɴᴇᴇᴅ ʙᴜᴛ,ʏᴏᴜ ꜱʜᴏᴜʟᴅ ʙᴇ ᴍɪɴᴇ ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ʟᴇᴛ ᴍᴇ ɪɴ ʏᴏᴜʀ ᴡᴏʀʟᴅ"