Jay merebahkan kepalanya di atas meja begitu lesuh.Dia mengingat-ingat kejadian semalam yang seperti mimpi.Sebab sewaktu bangun tadi ia mendapati dirinya sudah berada di kamar rumah nya sendiri.
Sempat mengira kejadian semalam benar-benar mimpi sebelum ia merasakan sesuatu yang sangat nyeri di lengan nya.
Memang tak ada luka goresan sekecil apapun di sana.Namun rasanya di bagian itu sangat sakit seolah pernah di gigit.
Jay mendongak ketika bahunya di tepuk.Di depan meja nya sudah ada Seoyung menatap simpatik.
"Jay-yaa mengapa hari ini kau pucat sekali?"
"Tidak apa-apa"jawab Jay cuek.Sungguh dia benar-benar tidak ingin di ganggu sekarang karena perasaan dan tubuh nya sedang tidak fit.
"Kau pasti belum sarapan ini aku buatkan bek--"
"Aku tidak lapar"
Seoyung tidak menyerah,dia mengambil duduk tepat di sebelah Jay.Menyentuh dahi pria itu begitu perhatian hingga aksinya menjadi tontonan penghuni kelas."Omo,kau demam Jay sebaiknya ke ruang kesehatan saja biar aku temani ya!"
"Seoyung-ssi kau dengar tidak apa yang ku katakan tadi?" Ekspresi Jay menjadi dingin.Kehadiran Seoyung membuat nya risih.Bahkan gadis itu malah berani duduk di kursi Hanuel.Jay bertambah tidak suka saja.
"Jay-yaa kau ini kenapa aku kan hanya mengkhawatirkan-mu"
"Aku tidak butuh rasa simpatimu!"
"Jay-yaa~~"
"Pergi!"
Suara Jay begitu tenang namun sebenarnya dia hanya menahan emosi nya.Mengingat di hadapan nya ini adalah wanita jadi dia tidak ingin berbuat kasar meskipun dia tidak suka sosok tersebut.
"Jay"tapi yang namanya Seoyung tidak akan menyerah jika soal Jay.Gadis itu malah bergelayut manja tanpa beban di lengan Jay.
Wajah Jay mendadak tidak enak di pandang sebab tatapan nya begitu menusuk.Seperti bom yang siap meledak."YAKKK!....."
"Pindah!"
Tatapan Jay langsung berubah seratus delapan puluh persen ketika menatap sosok Hanuel berdiri di hadapan meja mereka.Matanya langsung berbinar bersamaan dengan tubuh nya yang langsung bereaksi otomatis mendekati si gadis.
Hingga tanpa sadar Jay mendorong kasar tangan Seoyung di lengan nya.Gadis itu hampir jatuh dari kursi.
Tidak peduli dengan tubuh nya yang sudah sangat lemas.Jay tetap menghampiri Hanuel lalu memeluk tubuh itu gemas.
"Han-ie semalam aku bermimpi indah"ujarnya girang sambil menggoyangkan tubuh di dalam pelukan nya.
"Dasar idiot"Jay terkekeh.Kedua tangan nya semakin erat memeluk tubuh dingin Hanuel hingga sang empu bisa merasakan tubuhnya yang di landa demam.
"Sudah sarapan?" Cengiran Jay semakin lebar mendengar kalimat perhatian itu."belum,Han-ie aku lapar~"
Benar-benar menggelikan namun menggemaskan di mata para gadis lain.Dan bagi Seoyung sendiri pemandangan ini sangat membuat nya panas.Cara Jay menyikapi Hanuel dan dirinya sangat berbeda.
Di tambah dua orang itu malah mengabaikan nya yang jelas-jelas berada di depan mereka.
Jay mengikuti langkah Hanuel yang berjalan ke arah bangku lama mereka.Ikut duduk ketika gadis itu juga duduk.Terus memperhatikan Hanuel yang mengeluarkan cemilan dari dalam ranselnya."makan ini?"
Jay melihat nya dengan mata berbinar.Apa gadis ini benar-benar Hanuel yang ia kenal? Mengapa sekarang terlihat sangat berbeda?
Biasanya kan gadis itu cuek setengah mati lalu mengapa sekarang bisa perhatian?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕷𝖊𝖙 𝖒𝖊 𝖎𝖓 |END✓
Vampire"ʟᴏᴠᴇ ᴏʀ ʙʟᴏᴏᴅ? ɪ'ʟʟ ɢɪᴠᴇ ᴀɴʏᴛʜɪɴɢ ʏᴏᴜ ɴᴇᴇᴅ ʙᴜᴛ,ʏᴏᴜ ꜱʜᴏᴜʟᴅ ʙᴇ ᴍɪɴᴇ ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ʟᴇᴛ ᴍᴇ ɪɴ ʏᴏᴜʀ ᴡᴏʀʟᴅ"