30.Very spoiled

425 79 3
                                    

Jay meringis melihat pantulan wajahnya di dalam kaca wastafel.Pucat seperti mayat berjalan.Kantung mata hitam dan bibir mengering.Meskipun begitu,dia masih bisa tersenyum lemah melihat pantulan seseorang di belakang nya.

"Apa sekarang kau sudah kenyang?" Bahkan suaranya pun terdengar sangat lemah.Sosok di belakang nya menoleh ke depan cermin, memperlihatkan wajah dingin dengan sudut bibir berwarna merah.

Mengusap bercak darah di bibir menggunakan ibu jari lalu menjilat jemari itu hingga tak menyisakan noda merah lagi."sedikit lebih baik"

Jay mengangguk lemah lalu berbalik badan.Memeluk tubuh pendek itu erat.

"Han-ie~"

"Hmnn..."jawab si pemilik tubuh,tidak lain ialah Hanuel.Menunggu apa yang akan di katakan Jay.

Tapi pria itu malah asik mengendus-endus lehernya.Hanuel jadi bingung sendiri harus apa.Bahkan dia tidak membalas pelukan itu.

"Apa ada yang ingin kau ucapkan?"

Jay mendengus."tidak ada"

"Yasudah ayo cepat keluar"

Jay akhirnya melepas pelukannya.Ngomong-ngomong mereka sedang berada di toilet umum sekolah.Sebenarnya sudah jam pulang tapi karena Hanuel kelaparan jadi terpaksa Jay menuruti keinginan kekasih nya itu dulu.

Jay menatap kedua bola mata Hanuel yang sudah kembali normal."aku antar pulang"

Hanuel tidak mengangguk atau pun menolak.Dia pasrah-pasrah saja namun ia menahan lengan Jay yang ingin menarik nya keluar.Hingga menimbulkan kerutan bingung di dahi pria tersebut.

"Ada apa?"

"Aku ada sesuatu untukmu" Hanuel merogoh tas nya.Mengeluarkan botol kaca mini berwarna biru toska yang bercahaya.Menyodorkan nya ke hadapan Jay.

"Ini untuk apa Han?"

"Minum agar tenagamu cepat pulih"

Jay mengangkat botol kaca itu, menelitinya.Dia tak tahu cairan apa itu."ayo cepat minum,jika tidak di minum semakin hari kau akan terlihat seperti zombi"desak Hanuel.

Jay sempat menatap ragu Hanuel sebentar sebelum akhirnya meneguk cairan itu hingga tandas.

Rasanya hambar namun hanya butuh beberapa detik hingga ia bisa merasakan efeknya.Jay berkedip cepat selama tiga kali sebelum menatap Hanuel dengan wajah terkagum.

Benar-benar hebat.Tubuhnya sekarang menjadi ringan dan terasa bugar kembali.

"Apa nama obat ini Han?"

"Itu bukan obat,itu hanya cairan penambah tenaga yang di buat oleh clan vampir"Jay mengangguk mengerti.Berniat ingin kembali bertanya tentang ramuan itu namun Hanuel lebih dulu mendesis tidak suka.

"Sudahlah ayo cepat keluar"

Mereka pun akhirnya keluar dari toilet umum.Untung saja sudah waktunya pulang jadi kecil kemungkinan seseorang melihat mereka berjalan keluar bersama dari dalam toilet.

Tapi ketika berada di depan pintu,Hanuel tiba-tiba merasa seseorang berteriak di dalam pikiran nya.

"YAK HANUEL BERHENTI DI SANA!"

Hanuel berhentih melangkah hingga membuat Jay juga ikut berhenti."ada apa lagi Han?"

"Tunggu aku di parkiran aku harus buang air kecil dulu"

"Biar aku tunggu di depan pintu saja"

"Tidak-tidak lebih baik kau tunggu di parkiran saja percaya padaku,aku tidak akan kabur"ujar Hanuel sembari menatap dua iris tajam Jay.Hingga pria itu akhirnya memilih mengalah.Berjalan meninggalkan Hanuel yang masih diam di depan pintu toilet.

𝕷𝖊𝖙 𝖒𝖊 𝖎𝖓 |END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang