Gracia sungguh bingung, dari semalam otaknya terus menerka-nerka siapa orang sudah mengucapkan selamat ulang tahun untuknya, sungguh percaya atau tida dia orang pertama yang telah mengucapkan kalimat itu kepada Gracia. Jujur saja ada rasa haru dan senang di sana walaupun mereka tidak mengetahui satu sama lain.
Tetapi Otak Gracia juga berpikir 'apakah orang itu tidak berpikiran mengucapkan happy birthday kepada hantu? Karena dilihat dari latar kemarin, disana tidak ada siapapun, dan gudang itu terlihat kosong tidak ada cahaya.
Pikiran dari mana itu?
"Gue tau sekarang. Hobi lo ternyata ngelamun ya? Kalo mau ngelamun jangan di taman belakang dong, auranya dingin banget, kerasukan setan baru tau rasa lo."
"KAMU NGAPAIN DI SINI?"
"Baru kali ini gue ketemu cewek Antimaenstream nya kelewatan." Albern mengelus dadanya dramatis. "Cewe lain tuh kalo gue deketin suaranya di lembut-lembutin, kalo gue ajak kenalan mereka yang nyosor duluan, lah ini apa? Ngomong sama gue aja ngegas Mulu."
"Kamu ngapain di sini?" Gracia tidak menggubris perkataan nya, dia malah balik bertanya hal yang sama.
"Heran deh gue, lo ko kaya takut gitu sih liat gue, santai aja kali gue ga bakalan ngapa- ngapain." Albern dengan santainya duduk di sebelah Gracia, tetapi tak sengaja matanya melihat sebuah bekal di tangan gadis itu.
Sontak saja Albern tertawa. "Haha unik banget sih jadi cewe, lo bawa bekal ke sekolah? Ribet banget. Apa lo belum pernah ke kantin?" Albern diam sejenak seperti sedang berpikir. "Jujur gue belum pernah liat lo di sana."
"Aku memang belum pernah ke sana."
"DEMI APA?!"
Gracia menutup kupingnya takala mendengar omongan Albern yang sangat nyaring.
"Lo serius?" Albern menggeser duduknya menjadi lebih dekat.
"I-iya kenapa?"
"Kenapa?" Albern melongo tak percaya mendengar penuturan Gracia. "Lo bilang kenapa?"
Sementara Gracia hanya mengerjapkan matanya bingung.
"Lo punya temen ga?"
"Punya."
"Berapa?"
"Satu."
"Sekarang di mana?"
Albern semakin bingung ketika melihat tingkah Gracia yang seperti ingin menghindari percakapan itu.
"Di-- itu, apa. Di--"
"Dimana Gracia."
"Di kantin," jawab Gracia dengan menundukkan kepalanya.
"Temen lo kalo makan di kantin sementara lo di sini sama siapa? Seten?"
"Kamu dong setannya?"
Albern melotot tak terima.
"Enak aja lo bilang gue setan. Mana ada setan seganteng gue."
Gracia tersenyum mendengar kepedean Albern. Sementara Albern merasa--
Familiar dengan senyuman itu. Dia seperti pernah melihatnya, tapi dimana?
"Gue lapar, buat gue aja ya." Albern merebut bekal yang ada di tangan Gracia dan membukanya.
"Eh jangan aku juga laper, meningan kamu ke kantin aja sana, lagian ini juga lagi istirahat bisanya juga kamu sekarang di kantin."
Gracia hendak merampas bekal miliknya namun Albern lebih dulu menjauhkan nya dari Gracia.
"Bosen gue di kantin Mulu, gue maunya suasana yang beda. Dan ini gue dapetin sekarang."Albern melirik ke arah Gracia.
"Harusnya lo yang ke kantin, belum pernah kan lo?""T-tapi kan." Sekarang Gracia bingung harus apa? Mana berani dia pergi ke kantin sendiri. Yang ada nanti terlihat.
Aneh.
Albern yang melihat kebingungan Gracia sejenak menghembuskan nafas pelan, dia tau apa yang di pikirkan gadis itu.
"Yaudah gue beli makan sekalian beli air, dasar bego mau makan ga ada air. Pernah denger orang mati keselek?"Yaampun itu mulut apa bon cabe?
"I-iya aku lupa bawa air." Gracia meringis merutuki kebodohannya.
"Nih bekal, lo. Tapi inget jangan dulu makan sebelum gue datang ke sini lagi." Albern menyerahkan bekal Gracia.
•••••
"Al dari semalem lo belum Jawab pertanyaan gue, malah nyelonong aja pergi." Jovin berdiri di sebelah Albern yang sedang memesan nasi goreng.
"Iya Al, jawab dong." Alfa ikut menimpali.
"Pertanyaan apa sih?!" Albern mulai jengah dengan dua orang yang terus melontarkan pertanyaan-pertanyaan itu.
"Itu yang semalem lo pergi ke toilet taunya malah berhenti di depan gudang sambil ngucapin 'happy birthday to you' itu lo ngomong sama siapa? Setan?"
"Ko lo tau kalo itu gudang?" Albern memicingkan matanya.
"Lo ga liat di atas pintu ada tulisannya?" Jovin balik bertanya.
Albern menggeleng kan kepalanya, dan akhirnya berkata.
"Gue semalem kaya denger ada orang di sana, dia kaya lagi nyanyiin lagu ultah gitu dan gue ngga tau kenapa ni mulut malah ngomong ' happy birthday to you' refleks doang kali. Lo berdua tau ga? Dia nyanyinya sambil nangis jirr." Albern bergidik ngeri. Sekalian menakut-nakuti.
"SERIUS?!" Jovin berteriak heboh.
"Wah fiks setan itu mah." Alfa menggelengkan kepalanya dramatis.
Saat Jovin hendak bertanya lagi Albern sudah lebih dulu pergi dari kantin membawa pesanannya yang di bungkus.
"Albern setan gue di tinggal Mulu."Jovin menggerutu dengan wajah masam.
Sementara Albern tertawa membayangkan reaksi kedua temannya.
Sesampainya di taman belakang sekolah Albern langsung menghampiri Gracia yang, lagi-lagi sedang melamun.
"Lama- lama gue jadi setan beneran kalo begini."
"K-kamu udah datang?" Gracia terlonjak kaget.
"Belum ini cuma arwah gue."
"Ish jangan ngomong gitu." Ntah dapat keberanian dari mana Gracia memukul lengan Albern pelan.
"Lo sekarang udah ga takut sama gue?" Albern memamerkan senyum menyebalkan.
"Aku ga pernah takut sama kamu."
Albern mengerutkan keningnya.
"Terus lo takut sama siapa?"
"Sama fens kamu, kalo kamu Deket sama aku nanti yang bully aku makin banyak lagi."
"Kalo gitu, setiap ada yang bully lo lapor aja sama gue."
"Kenapa harus lapor sama kamu?"
"Ck banyak nanya. Nih tukeran." Albern menukarkan nasi goreng yang baru di belinya dengan bekal nasi goreng yang di bawa Gracia.
"Kenapa harus tukeran. Kan sama aja?"
"Rasanya pasti beda lah, yang buat nya aja beda." Tanpa basa -basi lagi Albern langsung memakan nasi goreng yang di buat Gracia.
"Gimana rasanya?" tanya Gracia, takut tidak enak.
Albern diam sejenak seperti orang yang sedang berpikir.
"Kaya makan nasi."
Lah itu apa setan?
••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Of Destiny [END✓]
Teen Fictionselamat datang di kehidupan Gracia, dimana dunianya hanya seperti 'permainan' hari-harinya yang selalu di penuhi dengan harapan, sedangkan kebahagiaannya hanya seperti khayalan. __________________________ "Pah, Gracia sakit. Papa mau kan peluk Graci...