23|- Mencari

18 5 0
                                    

Sudah hampir tiga minggu semenjak kejadian dimana Albern meninggalkan Gracia di pinggir jalan, sampai sekarang cowok yang berwajah tampan itu tidak pernah lagi bertemu dengan Gracia.

Gadis itu seperti hilang tanpa jejak.

Tidak masuk sekolah, tidak bisa di hubungi, dan tidak tau keberadaan nya Sekarang di mana. Albern tidak tau rumahnya di mana! Karena Gracia selalu minta di turunkan di pinggir jalan saat Albern mengantarnya pulang.

Ini semua salahnya! Coba saja waktu malam itu dia tidak meninggalkan nya sendirian.

Ah! Ini semua salahnya!

"Masih belum ketemu?"

Albern hanya menggeleng lirih saat mendapat pertanyaan dari Alfa.

"Sebenarnya tu cewe kemana sih?!"

"Makannya jadi cowok jangan bego! Udah tau dia anak gadis malah lo turunin di jalan, sendirian lagi. Lo kira dia cabe-cabean?!"

"Gue kan udah bilang, waktu itu gue ada urusan!"

"Cih! Seberapa penting sih urusan lo itu sampe nurunin anak orang di tengah jalan?" Jovin yang mulai tertarik dengan obrolan yang sedang di bicarakan oleh dua temannya itu ikut menimpali. " Cowo harus punya rasa tanggung jawab man!"

"Gue tau gue salah." Albern mengacak rambutnya prustasi, dengan setelahnya cowok itu menarik nafasnya dalam. Mencoba menenangkan pikiran, dan juga hatinya yang sedang kacau.

Entah kenapa Albern merasa gelisah saat memikirkan bagaimana keadaan gadis itu sekarang. Apa dia baik-baik saja?

Yah, semoga.

Namun, kalo tidak.... Albern bersumpah dia adalah orang pertama yang pantas di salahkan! Dan Albern akan berjanji akan menjaganya, lagi sebagai penebus rasa bersalah yang terus bersemayam di dalam hatinya.

"Heh! Baru kali ini gue liat seorang Albern galau, sampai uring-uringan gitu." Alfa berniat ingin mencairkan suasana yang terasa sangat mencengkram.

"Lo cinta sama dia?"

Diam. Albern tidak tau harus menjawab apa saat Jovin bertanya seperti itu! Albern tidak tau rasa yang berada dalam hatinya adalah rasa bersalah? Ataukah ada rasa lain yang tidak pernah Albern rasakan sebelumnya.

Dari awal Albern menemui Gadis itu, sebenarnya dia hanya merasa tertantang dengan sikapnya yang sangat berbeda dengan cewek pada umumnya. Dia tidak terlalu peduli dengan ucapan orang lain yang menilainya jelek. Dia... Satu-satunya perempuan yang belum pernah menginjakkan kakinya di area kantin sekolah!

Lantas kenapa Albern bisa mengenalnya?

Jawabannya, hanya cowok itu sendiri yang tau.

"Jangan jadi cowok idiot yang maunya di Kejar, kalo lo ngerasa cowok gantle lo yang harus ngejar!" Jovin menepuk pundak Albern dua kali." Gue tau perasaan lo masih bingung, tapi lebih baik lo ikutin apa yang ada dalam hati kecil lo sekarang, jangan sampai karena kebingungan lo ini, dia pergi. Dan dari sana kebingungan yang ada dalam diri lo hilang berganti dengan penyesalan karena telah menyia-nyiakan kesempatan."

"Gue yakin lo bukan cowok bego yang ga paham ucapan gue."

Sial! Albern kacau!

"Gue pergi!"

Cowok yang masih memakai seragam sekolah itu pun dengan terburu-buru mengambil kunci motornya yang berada di atas meja dan segera pergi dari tempat nongkrong nya saat ini.

Setelah memakai jaket dan menyalakan motor besar miliknya, Albern langsung menancap gas dan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Kenapa dirinya bodoh sekali?!

Albern mengutuk otaknya yang telat berpikir ini!

Albern tau kemana harus mencari Gracia!

Setelah menempuh jalanan yang cukup ramai, barulah sekarang cowok itu menepikan motornya di pinggir jalan.

Ini tempat terakhir kali pertemuannya dengan gadis itu!

Walaupun harapannya untuk bisa menemukan Gracia hanya seujung kuku! Albern tidak akan mundur. Mengingat, mana mungkin Gracia masih berada di tempat ini.

Cowok itu turun dari motornya dan berjalan menuruni pinggiran jalan raya.

Dengan sesekali bertanya kepada beberapa orang yang berada di sana tentang ciri-ciri Gracia. Berharap mereka pernah melihatnya.

Namun nihil! Tidak ada satu orangpun yang melihat.

Albern harus bagaimana?!

Cowok itu berdiri di pinggir jalan dengan mata yang menyorot jauh ke seberang jalan.

Kosong, hampa! Suara ramai di sekitarnya mendadak senyap.

"Eh! jangan nyebrang sembarangan! Daerah sini rawan kecelakaan, baru juga dua minggu kemarin ada yang ketabrak mobil."

Deg!

Albern berbalik dan melihat wanita paruh baya yang tadi berbicara kepadanya.

"Kecelakaan?"

"Iya, kecelakaan sampai korbannya keris. Untuk saja langsung di bawa orang ke rumah sakit."

"I-ibu tau ciri-cirinya seperti apa?" Albern bertanya dengan terbata. Jantungnya sekarang sudah berdetak kencang karena. Takut!

Ibu-ibu tersebut terlihat sedang berpikir sejenak.

"Yang saya tau, perempuan, kulitnya putih,  rambutnya hitam panjang, dan dia masih memakai seragam sekolah kayaknya."

Mendengar penjelasan dari ibu-ibu itu, Albern segera membuka handphone nya dan menunjukkan Poto Gracia yang sedang mengenakan seragam sekolah di sana.

"Iya, benar! Gadis ini."



Game Of Destiny [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang