02| -Albern nesvact hellker'

43 7 1
                                    

Pagi ini adalah pagi yang sangat bersejarah bagi kehidupan Garcia tanpa iya duga seorang 'Albern nesvact hellker' yang selama ini Gracia sendiri hanya mengenal namanya tanpa bisa melihat jelas, apalagi dekat dengannya tapi saat ini orang itu berada di hadapannya.

Mau apa dia?

Tidak, Gracia bukan salah satu penggemar Albern hanya saja Gracia sudah sangat hapal dengan namanya yang selalu jadi The main ingredient of gossip, di sekolah ini.

Bahkan saat Gracia ada di dalam toilet pun nama 'Albern' tidak pernah absen dari perbincangan siswi yang ada di sana.

Tidak habis pikir.

Itulah yang ada di benak Gracia.

"Hey!"

Lamunan Gracia buyar takala orang itu memanggilnya.

"Lo yang namanya Gracia Marcella Charly kan?"

"Eh, i-iya." Gadis itu sedikit kikuk karena ketahuan melamun.

"Ok Not too bad," Albern mengulurkan tangan kanannya. " Kenalin gue Albern."

Gracia semakin bingung. Kenapa orang seperti dia mengajaknya kenalan? Bukankah sudah pasti dia dikenal?

Tanpa menjabat tangan yang masih terulur, gadis berambut sepinggang itu malah mengajukan pertanyaan.

"Maaf sebelumnya ada perlu apa ya?"

Tolong, jangan berpikiran Gracia sombong dia hanya ingin segera pergi dari sana sebelum beban hidupnya bertambah berat.

Dengan berurusan dengan Albern? Sudah bisa dipastikan orang yang membully-nya bertambah banyak.

Tetapi, tidak dengan Albern. Dia malah tersenyum perihal tangannya yang di abaikan.

"Ck, gue ada perlu sama lo. Mungkin setelah hari ini, waktu lo bakalan lebih banyak dengan gue." Albern menarik kembali tangannya dan memasukkan nya ke dalam saku celana berwarna abu itu.

"KENAPA BISA?!"

Mata Gracia melotot sempurna karena omongan santai yang dilontarkan oleh Albern.

Ya Tuhan apa lagi ini?

Sungguh Gracia tidak ingin menambah banyak masalahnya. Cukup hidupnya sudah terlalu ...

Ah sudahlah Gracia sendiri sudah tidak bisa mengungkapkannya.

"Woy Al!"

Itu suara ...

"Jangan beri6 Jo"

"Terserah gue dong, yang punya mulut gue mau apa lo?!" ujar Jovin ngegas.

"Iya yang punya mulut lo doang emang." Alfa mendului langkah Jovin malas.

"Al tumben lo jalan sini." Setelah lewat beberapa detik kini pandangan Alfa beralih pada gadis yang berada di hadapan Albern.

"Gila cantik banget, kenalin nama gue 'Alfa Leonardo' bisa di panggil Alfa, tapi kalo mau di panggil sayang kita harus pacaran dulu, karna maaf-maaf yah, Gue bukan fuck boy." Alfa menjulurkan tangannya.

Gracia semakin dibuat kikuk, sekaligus bingung harus apa. Rasanya dia ingin menjadi transparan sekarang.

"I-iya aku Gracia." Jadinya mau tak mau Gracia menerima uluran tangan yang mengajaknya bersalaman itu.

"Tega banget sih lo tinggalin gue!!" Jovin datang dengan napasnya yang tak beraturan.

"Udah lepasin tangan lo, dasar modus." Albern melepas paksa tangan Gracia dan Alfa yang sedang bersalaman.

Jujur saja Albern merasa emosi sendiri, tadi saja dia yang mengajak salaman tidak diterima giliran temennya di jabat. Apa kadar kegantengan Albern sudah menurun?

"Maaf aku permisi dulu."

Daripada berlama-lama dalam suasana seperti itu, ditambah sekarang koridor sudah dilewati banyak orang lebih baik Gracia pergi dari sana.

Mencari aman.

Setelah Gracia pergi dari sana barulah Jovin membuka mulut. "Siapa Al?"

"Cewek," balasnya singkat.

"Iya lah gue juga tau dia cewek maksud gue dia siapa?"

Alfa mengerjap kan matanya bingung.

"Bego." Albern menoyor kepala Jovin. "Dia manusia lah. Mata lo buta?"

"Bangsat!!"

"Astagfirullah jangan ngomong kasar Jo."

"Apaan? Orang gue manggil Bang Satrio tuh." Benar saja Jovin menunjuk Satrio. Alumni lulusan kemarin dan sekarang sedang bersama teman-teman nya yang memakai almamater kampus.

"Bangsat!"

•••••

Tbc

Game Of Destiny [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang