38|- Kembalinya ingatan

16 3 0
                                    

Mendengar pembicaraan antara Davian dengan Albern di sana, Gracia benar-benar merasa sangat bodoh.

Sungguh ini tidak lucu sama sekali! Mengapa semua orang gemar sekali mempermainkan nya?

Memang benar yang di katakan Davian, seharusnya dirinya sadar dari awal Albern mendekatinya terkesan tiba-tiba dan tidak masuk akal.

Ternyata memang ada maunya.

Semua orang mendekat dengan tujuan memanfaatkan.

Di mulai dari keluarga, pertemanan, bahkan sekarang orang yang Gracia percaya sekali pun tak bisa menjaga hatinya.

Rasanya, sesakit ini saat mengetahui Albern juga ikut adil dalam memperdalam luka di hatinya.

Bukankah Albern sudah tau bahwa kehidupan gadis itu tidak berjalan baik, mentalnya terganggu dan Albern seolah tak mempedulikan itu.

Harus berapa kali Gracia mengakui dirinya bodoh? Bodoh telah menyimpan perasaan pada orang yang salah, lagi.

Ka faren Gracia butuh Kaka.

Mungkin, sebaiknya Gracia tidak perlu lagi berurusan dengan, Albern sakit memang tapi Gracia bisa apa?

Saat gadis itu hendak melangkah kan kakinya dari sana, Albern sudah lebih dulu melihat kehadiran Gracia.

"Grac."

Melihat arah pandang Albern, Davian pun berbalik menengok pada, Gracia namun gadis itu seolah tuli dia lebih dulu berlalu dari sana menyisakan Albern yang menatap nanar ke arahnya.

Davian tersenyum mengejek. "Selamat memperjuangkan orang yang hatinya udah lo kecewakan bro, gue tau lo ada rasa sama tu cewek."

Dari pandangan Albern kepada gracia, serta di lihat betapa khawatir nya cowok itu saat kejadian di klub malam waktu itu, antar sesama lelaki Davian sudah tau bahwa rivalnya ini menaruh perasaan lebih pada Gracia. Sejak awal.

Cowok itu menepuk pundak Albern dan berlalu dari sana.

Albern ingin mengejar Gracia, namun suara bel pertanda istirahat sudah selesai menghentikan pergerakan cowok itu.

"Sial!"

•••••

Rencananya, setelah bel pulang berbunyi Albern akan segera menemui Gracia. Ntah ada apa dengan dirinya yang pasti hatinya sedari tadi tidak tenang memikirkan gadis itu.

Dari kejauhan, Albern dapat melihat gadis yang dia pikirkan sedang menghentikan motor seseorang di pinggir jalan.

Tak ingin ketinggalan jejak Albern segera mengendarai motornya mengikuti motor yang di naikki Gracia saat ini.

Awalnya Albern kira tujuan Gracia adalah pulang ke rumah nya namun, siapa sangka bahwa gadis itu malah berhenti di tempat yang terkesan familiar bagi Albern.

Melihat aliran sungai itu ... Mengapa kepala Albern terasa sangat sakit seperti ada kepingin ingatan yang memaksa masuk ke dalam otaknya.

Dengan warna abu-abu Albern seperti melihat wajah anak laki-laki yang sangat mirip dengan wajahnya dan seorang anak perempuan yang sedang menangis karena melihat anak laki-laki yang sangat mirip dengan Albern jatuh ke dalam sungai di sana.

Cowok itu memejamkan matanya erat, kepalanya terasa ingin pecah saat itu juga tapi saat ingatan itu bertambah jelas Albern tak mempedulikan rada sakit di kepalanya lagi.

Albern hanya ingin membuktikan bahwa orang itu adalah ... dirinya.

Orang yang selama ini Gracia cari adalah dirinya sendiri.

Mengapa Albern melupakan masa lalu itu?

Mata yang semula terpejam erat kini perlahan terbuka saat rasa sakit di kepalanya tak lagi terasa bersamaan dengan semakin jelasnya ingatan masa lalu yang masuk ke dalam otaknya.

Di mana Gracia?

Saat Albern membuka matanya gadis itu sudah tak ada di sana.

Karena rasa penasaran yang teramat dalam, Albern segera meninggalkan tempat itu tujuannya saat ini hanya satu.

Meminta penjelasan dari orang tuanya.

Memasuki rumah dengan tergesa-gesa Albern melihat bunda nya yang sedang duduk santai di ruang keluarga.

Sepertinya, bundanya sedang tidak sibuk tentu saja itu suatu kesempatan bagi Albern.

"Al, kamu kapan pulang."

Tak menggubris pertanyaan bunda nya Albern langsung saja menanyakan topik yang sangat ingin di dengar oleh nya saat ini.

"Bunda, apa Albern pernah jatuh ke sungai waktu kecil?"

Mendengar pertanyaan dari nya, Albern dapat melihat raut terkejut dari orang yang telah melahirkannya itu.

"K-kamu ingat?"

"Jadi benar, Albern pernah jatuh dari sungai. Tapi kenapa bunda bilang waktu kecil Albern tinggal di Singapura? Dan kenapa Albern baru ingat sekarang?"

Banyak pertanyaan yang ada dalam benak Albern saat ini.

Gina, yang mendapat pernyataan menuntut dari sang anak pun hanya bisa tersenyum maklum. Perlahan wanita paruh baya itu mulai menceritakan kejadian nya.

"Dulu, saat kejadian itu, ada orang yang nemuin kamu di tepi sungai dengan kondisi yang ... Bunda ngga bisa ngomong itu baik-baik aja, dan untungnya ada orang baik yang nyelamatin kamu, saat itu bunda juga ada di sana karena kita lagi jalan-jalan mungkin karena keteledoran bunda, kamu sampai jatuh ke sungai, maafin bunda."

"Tentu, Bunda sangat syok saat melihat kondisi kamu saat itu, di tambah dengan benturan di kepala kamu yang cukup parah dan rumah sakit yang sudah angkat tangan karena fasilitas di sana tidak memadai, akhirnya bunda membawa kamu ke Singapura buat penanganan lebih lanjut."

"Setelah perawatan di sana, kondisi kamu perlahan pulih, tapi ... Karena benturan di kepala kamu yang cukup parah Kata dokter kamu mengalami amnesia retrograde yang menyebabkan hilangnya memori ingatan kamu sebelum peristiwa itu terjadi."

"Kata dokter orang yang mengalami amnesia jenis ini tidak bisa mengingat sebagian atau lebih parahnya seperti kamu, tidak bisa mengingat semua masa lalu, di karenakan kamu mengalami cedera pada otak apalagi saat itu kamu terpaksa harus di operasi bagian kepala sehingga mengakibatkan hilangnya sebagian memori ingatan."

"Karena Bunda sangat khawatir dengan kondisi kamu akhirnya, bunda sama ayah sepakat buat menutupi masa lalu itu dari kamu Albern."

"Maafin bunda."

Melihat bundanya menangis, Albern segera merengkuh tubuh itu, menenangkan.

"Ini bukan salah bunda, maaf Albern udah ngungkut-ngungkit itu sampai bunda sedih lagi. Maafin Albern."

"Ngga papa bunda juga seneng kamu baik-baik aja setelah mengingat kejadian itu."

Rasanya semua pertanyaan yang ada dalam otak Albern kini terjawab.

Namun, saat mengingat Gracia, rasa bersalah Albern semakin membuncah apalagi saat mengingat betapa rapuhnya gadis itu sedari kecil.

Mengapa Albern merasa menjadi orang yang paling jahat di sini?

___Game of destiny___

Jika ada yang lebih tau tentang amnesia jenis ini boleh kalian sharing di sini yah:)

Game Of Destiny [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang