Sudah 17 tahun gracia hidup di bumi ini, namun baru kali ini dia bisa masuk ke dalam rumah Papa nya sendiri!
Tanpa penolakan! Atau bahkan tanpa pengusiran! Ini seperti mimpi. Sungguh Gracia rasa ini hanya mimpi! Tetapi tidak, ini bukan mimpi.
Ini nyata.
Bahkan papanya sendiri yang mengajaknya.
Di sini sekarang gracia berada, di antara orang-orang yang menatap Gracia dengan pandangan yang tidak bisa Gracia tebak.
"Silahkan di makan makanan nya, Gracia," ucap Linda-- istri dari Gibran.
Rasanya ini sangat mustahil! Gracia tak habis pikir, sebenarnya ada apa dengan hari ini? Jika biasanya Linda selalu bersikap tak acuh dan tidak peduli terhadap Gracia, namun sekarang mendadak semuanya jadi baik seperti ini?
"Mah itu siapa?" Gadis kecil yang Gracia yakini anak dari Papanya dan istri barunya, menunjuk Gracia dengan tangan mungilnya.
"Dia Kaka kamu sayang," ujar Linda mengelus rambut, Sella putri nya yang masih berusia 5 tahun.
"Kaka." Sella mengerjapkan matanya lucu.
"Iya sayang." Gibran berucap sangat manis dan lembut kepada Sella. Sungguh jauh dari lubuk hati Gracia, dia merasa iri! Bagaimana tidak? Jika sejak Gracia kecil dia tidak pernah di berikan kasih sayang seperti itu oleh orang tuanya.
"Maafin saya Gracia, dulu saya tidak pernah bersikap baik pada mu, saya menyesal." Menyesal? Namun kenapa? Gracia seperti tidak menemukan rasa penyesalan dalam diri Ibu tirinya itu?
Tidak! Itu hanya pikiran Gracia.
"Ngga papa, Gracia juga minta maaf telah mengganggu kesenangan keluarga kalian, gracia selalu datang ke sini hanya karena ingin mendapatkan kasih sayang dari ... Papa, sama seperti anak lain. Gracia tidak pernah berniat ingin mengusik ketenangan keluarga ini. Hanya saja Gracia ingin merasakan sekali saja bagaimana rasanya di berikan perhatian dan kasih sayang oleh, keluarga. Khususnya oleh Papa, dan.... Mama."
"Namun, Sayangnya dari dulu Gracia tidak pernah mendapatkan itu. Gracia tidak punya keluarga."
Rasanya air mata Gracia ingin sekali mengalir, ingin membuktikan bahwa selama ini harapan Gracia selalu sama.
Selalu begitu.Sella bolehkah kita bertukar tempat, rasanya gracia ingin satu menit saja berada di posisi itu!
Tapi tidak! Gracia tidak ingin orang lain merasakan rasa sakitnya.
"Saya sudah selesai." Gibran tidak menanggapi curhatan Gracia. Bahkan makannya belum sepenuhnya habis dia sudah beranjak dari ruangan makan dan pergi menaiki tangga.
Sebegitu tidak peduli kah Gibran kepada Gracia?
"Iya tidak apa-apa, saya juga Mama kamu Gracia. Saya yang menyuruh Gibran buat undang kamu ke acara makan malam ini, saya ingin membuktikan bahwa saya benar-benar tulus meminta maaf kepada kamu, yah kan?" Linda tersenyum, Gracia tidak tau itu senyum apa? Yang pasti saat ini Gracia sangat bahagia. Sangat. Sangat. Sangat bahagia.
Bisa merasakan makan malam bersama dengan Papanya adalah pencapaian yang sangat berharga.
Gracia sangat senang.
"Grac sepertinya Papa kamu tidak bisa mengantarkan mu pulang, dia sedang sibuk, kantornya sedang ada masalah,"ujar Linda dengan menggendong Sella di pangkuannya.
"N-ngga papa ko, Gracia bisa pulang sendiri." Sebenarnya Gracia sedikit takut mengingat ini sudah malam, dan dia juga tidak pernah keluar malam karena pasti Mamanya akan marah.
Tidak apa untuk kali ini. Semoga tidak terjadi apa-apa.
"Gracia pulang sekarang aja ya, udah malam juga, Gracia pamit." Gadis itu menyalimi tangan Linda dan bibales dengan anggukan.
Setelah Gracia keluar dari rumah itu, seperti biasa dia selalu menunggu angkot atau ada ojek yang lewat di pinggir jalan dekat dengan rumah Gibran.
Sebenarnya ada rasa sesak di hati Gracia saat Papanya masih saja bersikap dingin padanya, apalagi Gibran dengan tega membiarkan Gracia pulang sendiri.
Tak apa! Setidaknya ini sudah ada kemajuan.
Persetan dengan kejadian di sekolah, Gracia tidak peduli! Karena memang bukan dia yang mencuri.
Dirasa angkot ataupun ojek tidak akan lewat, lebih baik Gracia jalan saja, siapa tau di depan ada kendaraan yang bisa mengantarkannya pulang.
Kalo saja handphone Gracia tidak mati mungkin sudah dari tadi dia pesan ojek online!
Ini kenapa? Semakin ke depan jalanan di sini semakin sepi! Jujur saja Gracia sering lewat sini tapi tidak se menyeramkan ini. Apa mungkin karena Gracia sering lewat nya di siang hari? jadi dia tidak menyadari jika jalanan sini begitu sepi, dan mencengkram?
Ya mungkin seperti itu!
"WOY ADA CEWEK CANTIK!"
Suara itu?
Siapapun, tolong Gracia!!
___Game of destiny___
KAMU SEDANG MEMBACA
Game Of Destiny [END✓]
Teen Fictionselamat datang di kehidupan Gracia, dimana dunianya hanya seperti 'permainan' hari-harinya yang selalu di penuhi dengan harapan, sedangkan kebahagiaannya hanya seperti khayalan. __________________________ "Pah, Gracia sakit. Papa mau kan peluk Graci...