Prolog

5.9K 492 62
                                    

Gadis itu berdiri menunduk di dekat batu besar yang terlihat mengilat basah terkena air. Gelap yang melingkupi tempat itu tak mampu membungkam pesonanya. Sosoknya yang terlihat bercahaya dalam pekat malam membuatnya tampak indah sekaligus misterius.

Sejenak kemudian, suara selembut tiupan angin di pucuk-pucuk pinus mengalun.

"Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro.
Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro.
Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubedo.
Hinggo pupusing jaman.

Meper hardening ponco, saben ulesing netro.
Linambaran sih kawelasan, ingkang paring kamulyan.
Sang Hyang Jati Pengeran."

Sesaat setelah menyelesaikan satu bait, sosok itu mengangkat wajah. Tatapan matanya mengisyaratkan rasa sakit tak terkira, selaras dengan rintihan minta tolong yang tersirat dalam setiap kalimat yang dia lisankan.

Anjas tercekat. Sekujur tubuhnya gemetar. Bukan karena udara dingin yang seketika menerjang, namun oleh kentalnya aura kesedihan yang menjalar tiba-tiba.

Kidung itu lagi. Ia nyaris hafal di luar kepala. Kidung sendu itu seolah menjadi kerak yang mengikis kewarasannya.

Sosok itu bergerak. Tangannya yang saling menggenggam di depan perut, perlahan turun dan menggantung dengan ganjil di samping tubuh. Lengan itu terlihat lebih panjang dari kebanyakan manusia.

Dengan gemulai, tangan itu menyisir rambut yang terurai panjang melewati lutut.

Anjas benar-benar terpana. Hitam yang disangkanya jubah, ternyata adalah rambut si gadis, menutupi tubuh yang ternyata ... telanjang!

Lelaki muda itu mengerjap kaget saat sosok di depannya tersenyum. Semakin dia perhatikan, lengkungan bibir itu membentuk seringai aneh sebelum terdengar geraman halus dan gumam lirih, "Tolong aku."

Anjas terlonjak duduk. Peluh membanjir di kening dan membasahi kaos tipis yang dia pakai, meski semburan AC di kamarnya masih dingin. Pasti mimpi itu lagi yang membuatnya berkeringat.

Ini yang ketujuh kali mimpi itu datang, dan berulang persis sama. Ia nyaris yakin, ada pesan yang tersembunyi di mimpinya itu. Namun Anjas tak tahu, harus mulai dari mana untuk mencari tahu.

Wayang JimatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang