08. Satu Hari Bersama Athala

301 90 3
                                    

Halo guys!!

Penasaran sama ceritanya? Yuk kepoin-!!

Follow dulu authornya ya><

Happy Reading!!

♡♡♡♡

Motor Athala memasuki halaman rumah Rara yang masih sama sejak dulu. Rara pun turun dari motornya.

"Mau mampir gak?" tawar Rara.

"Boleh," ucap Athala memasuki rumah Rara yang terlihat sangat sepi.

"Gue ambilin minum bentar ya," pamit Rara berjalan menuju ke dapur.

"Eh ini siapa ya? Temennya non Rara?" tanya Bi Murni sambil menenteng tas belanjaannya.

"Bi Murni?ini Atha bi," ucap Atha kepada Bi Murni.

"Owalah den Atha toh, makin ganteng ya den," ucap Bi Murni di akhiri kekehan kecil.

"Iya bi." balasnya tersenyuk tipis

"Bibi masuk ke dapur dulu ya den," pamit Bi Murni di angguki Athala.

"Nih, Tha. Silahkan." ujar Rara membawa minuman dan cemilan di hadapannya.

"Thanks."

"Gimana kabarnya Bunda Yura, Tha?" tanya Rara kepada Athala.

Ya, mereka memang sudah akrab dari dulu sehingga Rara memanggil bundanya Athala dengan sebutan bunda, begitu pun Athala memanggil mamanya Rara dengan sebutan mama.

"Baik," jawab Athala sambil mengunyah biskuit.

"Syukur dong,"

"Orang tua lo mana? Kok sepi?" pertanyaan Athala membuat Rara diam.

"Ra heyy! L kenapa?" tanya Atha khawatir melihat perubahan raut wajah Rara.

"Gue nggak papa kok," jawab gadis itu sambil mengusap air matanya yang mulai turun.

"Bohong, buktinya lo nangis," ucap Athala.

"Mama dan Papa gue, cerai," kata Rara membuat Athala terdiam.

"Setiap hari gue kesepian semenjak lo pergi ninggalin gue, gue selalu mengurung diri di kamar. Orang tua gue sibuk ngurusin pekerjaan masing-masing sampai lupa dengan kehadiran gue. Satu hari itu gue mulai curiga karena orang tua gue bersikap manis terhadap gue, namun gue tetep seneng karna itu keinginan gue selama ini. Tapi, malamnya kedua orang tua gue bertengkar hebat memperebutkan hak asuh gue. Akhirnya mama gue pergi ninggalin gue dan papa. So, Papa menjadi gila kerja dan jarang banget pulang," ungkap Rara panjang lebar membuat Athala langsung mendekapnya dengan hangat.

"Gue minta maaf Ra, gue nggak bermaksud ninggalin lo, dan gue nggak tau kalo lo itu anak broken home," ucap Athala sangat merasa bersalah.

"Gue tau, mungkin ini kesalahan gue karena hadir di dunia ini," ujar Rara tersenyum miris.

"Ssst..lo nggak boleh gitu." Athala berusaha menenangkan Rara.

Rara tersadar, ia masih di pelukan Athala dan melepaskan pelukannya.

"Maaf baju lo basah gara-gara gue," ucap Rara menatap baju Athala yang basah karena air matanya di bagian dada.

"Iya gapapa, gue pulang dulu bye!" pamit Athala sambil mencubit hidung Rara.

"Atha sakit tau!" teriak Rara tak terima.

Kenapa gue nyaman banget pas lo peluk gue?batin Rara.

Rara berlari menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya sambil termenung merasa ada yang mengganjal dalam hatinya.

Seharusnya ia bahagia karena bahagia karena sahabatnya telah kembali, namun pikirannya menolak untuk hal itu.

Aurora [END/BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang