50. Kena Mental

177 21 4
                                    

HALO PAKABAR SEMUA??❤‍

SUDAH SIAP BACA PART INI? SEMOGA KALIAN SUKA YAA!!

BENTAR LAGI END, SEKITAR 5-10 PART LAGI. DOAIN YAA GUYS SUPAYA CEPET SELESAI😭🤞

SELAMAT MEMBACAA❤❤❤

******

Bulan ini di penuhi jadwal Try Out kelas 12. Rara menghela berat, tak menyangka beberapa bulan lagi akan meninggalkan sekolah ini.

Setelah sebulan penuh bertempur, hari ini semua murid di bebaskan. Di bebaskan dalam artian boleh keluar kelas tanpa ada larangan. Udara pagi ini begitu hangat tidak seperti kemarin-kemarin.

Rara duduk di sebuah kursi panjang di depan kelasnya. Tangannya sibuk menguncir rambut panjangnya. Dia melihat kanan kiri yang begitu ramai di penuhi siswa-siswi yang sedang berlalu lalang ataupun bercengkrama.

Tanpa sadar, seseorang duduk di sampingnya. Ya, dia Dara.

"Ra?" panggil Dara.

Rara langsung menoleh ke belakang dan menyadari kehadiran Dara.

"Kenapa, Dar?" tanya Rara.

"Gue mau minta maaf sama lo," tutur Dara.

Alis Rara terangkat."Minta maaf? Soal?"

"Soal kematian Zoya. Ternyata bukan lo yang pelakunya, gue ngerasa bersalah banget sama lo."

"Udah gue maafin, kok." ujar Rara membuat Dara tersenyum senang.

"Oh iya, Ra, gue berasumsi kalo Melati itu pelakunya. Soalnya di Handphone Zoya ada rekaman Melati dan Alfi."

Rara tersenyum picik."Gue tau semuanya dari awal pas kejadian itu, Dar. Mereka bicarain tentang kartu memori gue 'kan?"

Dara tercengang mendengarnya.

"Kalo lo tau dari awal, kenapa nggak cerita sama gue?" tanya Dara sedikit penasaran.

"Meskipun gue udah cerita sama lo, belum tentu lo percaya 'kan? Waktu itu posisi gue sulit, Dar. Semuanya serba salah." jawab Rara.

Dara terdiam mendengar penuturan Rara.

"Mmm, Ra. Kenapa lo nggak laporin Melati aja?" tanya Dara, lagi.

Rara menggeleng."Nggak ada bukti, Dar. Lagian gue udah maafin semua kesalahan Melati."

Mata Dara membulat sempurna."LO MAAFIN GITU AJA?! LO NGGAK INGET APA YANG MELATI LAKUIN KE LO?!" pekiknya.

"Gue inget semuanya. Tapi, apa salahnya sih memaafkan seseorang? Semua yang udah terjadi itu masa lalu, Dar. Masa lalu itu harus di inget bukan untuk di ulang, tapi di jadiin pelajaran buat hidup kita." ujar Rara.

Dara tersenyum lebar, gadis di sampingnya ini memang begitu baik. Dara beruntung jadi temannya.

Suara ricuh yang berasal dari ujung koridor membuat Rara dan Dara penasaran. Alasannya, siswa dan siswi berbondong menuju kesana.

"Ada apaan sih? Kok rame banget?" tanya Dara.

Rara mengendikkan bahunya tidak tahu.

"Kesana yuk, Ra." ajak Dara di angguki oleh Rara.

Kedua gadis itu membelah kerumunan di sepanjang koridor. Tepat di depan mading, para siswi berdesak-desakan untuk melihat papan pengumuman itu. Melihat ada celah, Rara ikut berdesak-desakan melihat mading. Lidahnya mendadak kelu ketika melihat apa yang di tempelkan di mading. Foto-foto beserta bukti-bukti terpajang di sana, semua bukti mengarah ke Melati dan Alfi.

Aurora [END/BELUM REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang