Suasana di rumah sakit begitu menegangkan. Thesa kini sedang berada di ruangan IGD. Semua orang di luar ruangan menatap tajam nan menusuk ke arah Rara, kecuali Azka.
PLAK
Satu tamparan begitu keras dari Athala membuatnya terhuyung ke samping dan jatuh ke lantai. Jantungnya seakan berhenti berdetak, syok. Untuk pertama kalinya Athala menampar seorang perempuan.
Air mata Rara terjatuh, ia kemudian bangkit berdiri di bantu oleh Azka.
"Lo dendam ya sama Thesa gara-gara gue milih dia, hah?! Sadar, Ra! Kita udah nggak ada hubungan apa-apa, dan gue udah berhenti cinta sama lo!" tutur Athala penuh amarah. Ia tidak terima istrinya di celakakan oleh mantan pacarnya.
"Inget, kamu itu cuma mantan pacar menantu saya," ujar Gita--Bunda Thesa menimpali.
Ayah Thesa memandang tak suka kearah Rara."Kalo terjadi apa-apa sama putri saya, kamu harus tanggung jawab!"
Rara semakin di pojokan. Ia menatap sedih Athala seolah tersirat rasa bersalah dan juga penyesalan.
"Maaf, ini emang salah gue. Tapi, t-tapi gue gak sengaja dorong---"
"Gak usah ngelak anjing! Iri 'kan lo nggak di cintai lagi sama gue?" Athala tersenyum sinis, cowok itu hendak menampar Rara lagi namun ada tangan yang menahannya.
"Nggak usah kasar sama cewek! Kita dengerin dulu penjelasan dia, Tha!" geram Azka tak tertahan.
Athala menggeleng."Gak, udah jelas dia yang salah! Lo jangan ngebelain dia karna lo cinta sama dia, Azka!"
Azka menarik ujung kerah Athala, emosinya kini semakin memuncak."Maksud lo apa? Di sini gue nggak ngebela siapa-siapa. Gue cuma mau kalian semua penjelasan Aurora!"
"Gue udah nggak percaya lagi sama dia, semua omongannya omong kosong belaka." desis Athala
"Bangsat!" Azka meninju wajah Athala. Athala sudah keterlaluan.
"Jangan berantem, gue mohon!"
Athala melirik sinis gadis yang berdiri di samping Azka."Cewek murahan, mau aja sama sahabat gue,"
Rara mengusap kasar air mata di wajahnya. Bisa-bisanya Athala mengatainya murahan? Sungguh miris.
"Asal lo tau, gue juga udah nggak cinta sama lo! Lo mau tau nggak penyesalan terbesar dalam hidup gue? Mencintai lo. Makasih atas semua luka dan bahagianya." ujar Rara sebelum mengajak Azka untuk pergi dari ruangan ini.
Athala mematung di tempat, kemudian melihat Rara dan Azka yang baru beberapa langkah pergi di hadang oleh kedua orangtuanya.
"Kamu apain menantu saya, hah?!" tanya Bunda Yura yang datang bersama suaminya.
"M-maafin Rara, Bunda. Rara nggak sengaja," jawab Rara dengan menunduk.
Bunda Yura menarik rambut Rara dengan kasar."Jangan panggil saya Bunda! Satu lagi, saya nggak akan pernah maafin kamu dalam masalah ini!" ancamnya kemudian memilih menghampiri Athala dan besannya.
Azka memeluk tubuh Rara dan membawanya ke dalam mobil. Di dalam pelukan itu, Rara masih terisak. Masih tidak menyangka kalau hal ini bisa terjadi.
"Gue salah, Ka...gue yang salah," uhar Rara terdengar begitu lirih.
Azka mempererat pelukannya sambil mengelus punggung gadis itu. "I trust you, Ra."
"Gue ada di samping lo, gue bakal jagain lo terus. Gak usah sedih," lanjut Azka.
Rara melepas pelukan itu, kemudian menatap haru Azka."M-makasih udah selalu ada buat gue, dan maaf gue belum bisa ngebalas perasaan lo,"
Azka tersenyum kecil, menanggapi."Kalaupun lo nggak akan pernah ngebalas perasaan gue, gue bakal selalu ada buat lo,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora [END/BELUM REVISI]
Teen Fiction[PART DI PRIVAT SECARA ACAK, FOLLOW TERLEBIH DAHULU] -Tentang aku, dia dan yang tak terlihat- Ini kisah Aurora atau yang sering di panggil Rara, gadis berparas cantik dengan kemampuan indigo yang ia miliki. Ia termasuk siswi kebanggaan di sekolahan...