Selamat membaca>•<
*****
Sudah delapan bulan lebih Rara menjalin hubungan dengan Athala. Hebatnya, di dalam hubungan mereka tak pernah ada masalah apapun, semua berjalan dengan mulus.
Rara berjalan di koridor sekolah dengan memasang senyum manisnya. Sekarang, Rara lebih terbuka terhadap lingkungannya. Tak seperti dulu, Rara lebih banyak diam di bandingkan bicara. Mungkin, karena efek berpacaran dengan Athala, sifatnya yang dulu berubah.
"Rara!"panggil seseorang berteriak.
Rara membalikkan badannya dan menemukan Dara yang kembali bersekolah karena habis liburan ke Jepang. Dara memang blasteran Jepang-Indonesia, Ibunya Dara orang Jepang, sedangkan Ayahnya adalah orang Indonesia yang memiliki banyak perusahaan di bidang kuliner.
Dara berlari kemudian memeluk Rara sangat erat, membuat Rara sesak napas.
"Gue kangen banget sama lo."ujar Dara.
"L-lepas Dar."rintih Rara.
Dara menyengir tak berdosa, kemudian melepas pelukannya.
"Hehe maaf. Lo kangen nggak sih sama gue?"tanya Dara mengintrupsi.
"Ya kangen sih. Tapi menurut gue, kalo nggak ada lo kuping gue nggak bermasalah deh."cibir Rara. Memang sih, Dara itu kelewat cewek barbar, sukanya teriak-teriak nggak jelas bikin telinga orang di dekatnya bermasalah.
Dara mendengus sebal dengan perkataan Rara."Sialan banget, emang!"desisnya.
"Oh iya, Zoya mana?Tumben nggak bareng?"tanya Rara.
"Zoya sakit, tadi pagi dia ngechat gue."jawab Dara.
Rara hanya menganggukan kepalanya saja, lalu mengajak Dara menuju ke dalam kelas. Di depan kelasnya, ada Athala dan ketiga sahabatnya yang sedang duduk lesehan di lantai.
"Ra!Gue masuk dulu ya, bye!"Dara memilih masuk ke dalam, daripada menganggu Rara.
"Tha, Raranya udah dateng'kan?Kita cabut ya."pamit Azka melenggang pergi di ikuti Andi dan Alfi.
"Ngapain kesini?"tanya Rara.
"Emang nggak boleh ya?Nemuin pacar sendiri."
Sialan!Pipi Rara memanas menahan senyumnya. Ah!Segini aja Rara udah baper.
"Udah deh, aku mau masuk,Tha."Rara berusaha masuk ke dalam kelas tapi tetap saja di tahan oleh Athala.
"Ada syaratnya."Athala kemudian mengecup dahi Rara. Tangannya mengacak gemas puncak kepala Rara.
"Belajar yang bener."bisik Athala tepat di depan muka Rara. Jarak mereka berdua hanya beberapa senti saja.
Rara sontak memalingkan wajahnya karena malu. Lalu, Rara masuk ke dalam kelasnya sambil memegang pipinya yang kembali memanas.
Athala yang melihat Rara yang sedang salting membuatnya geleng-geleng kepala. Kedua sudut bibirnya di tarik membentuk senyuman lebar. Entahlah, memikirkan Rara membuat Athala senyum-senyum sendiri.
******
Istirahat ini, Rara tidak ke kantin bersama Dara ataupun Athala. Rara bersama dengan Melati kini sedang duduk di ruang osis untuk membahas kegiatan yang akan di laksanakan setelah ujian nanti.
Sebagian anggota osis yang hadir mengusulkan agar mengadakan bazar makanan, seperti tahun-tahun sebelumnya. Dan sisanya, mengusulkan untuk mengadakan party.
Vanza, sang ketua osis pun terlihat bingung dengan dua usulan berbeda dari teman-temannya. Vanza mengadakan vote suara, siapa yang banyak memilih usulan itu maka acara itu yang akan di selenggarakan. Begitupun jika usulan yang lain paling banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora [END/BELUM REVISI]
Novela Juvenil[PART DI PRIVAT SECARA ACAK, FOLLOW TERLEBIH DAHULU] -Tentang aku, dia dan yang tak terlihat- Ini kisah Aurora atau yang sering di panggil Rara, gadis berparas cantik dengan kemampuan indigo yang ia miliki. Ia termasuk siswi kebanggaan di sekolahan...