Selamat membaca!
Maaf ya telat update bangett, lagi banyak tugas jadi maklumin ya.
Buat kalian yang udah sabar nungguin cerita ini makasii yaaaa<3
*********
"Itu keputusan Ayah kamu nanti, kamu harus siap menanggung resiko karena kesalahan sendiri." ujar Gita.
Tiba-tiba, Gita mengingat sesuatu. Ia langsung menatap lekat manik putrinya,"Pacar kamu tau soal ini?"
"Udah putus, tapi dia udah tau."
Gita menghela napas kecewa,"Harusnya kamu hamil sama dia aja, keluarganya kaya raya."
"Astaga, Bunda.."
"Bunda punya rencana,"
Thesa menggeleng,"Rencana jahat kan? Gak mau Bunda, ntar anak aku ikutan sesat,"
Mata Gita melotot,"Udah berani kamu ya! Sekarang kamu harus turutin perintah Bunda!" Gita membisikkan sesuatu kepada putrinya, dengan cepat Thesa menolak.
"Gak bakal bisa Bunda, mantan pacar aku itu sepupunya Aurora. Bahkan, mereka berdua udah tau kehamilan aku." kata Thesa membuat Gita terkejut dan menganga.
Bukan Gita namanya kalo langsung menyerah, wanita paruh baya itu membisikkan lagi ke telinga putrinya.
"Gak mau Bunda!"
Mata Gita menajam, ia menampar pipi anaknya dengan begitu keras."Kurang ajar kamu!"
Thesa terkejut, ia tidak percaya jika Bunda-nya akan menampar pipinya. Ini yang pertama kali, semoga saja ini yang terakhir. Rasanya sakit dan begitu perih. Mungkin, Bunda-nya terlalu kecewa dan marah pada dirinya. Ya, ia akui dirinya salah dalam masalah ini. Andai saja, malam itu Thesa tidak ke club bersama temannya, pasti ini semua tidak akan terjadi. Dan Bunda-nya tidak akan pernah semarah ini sampai-sampai menamparnya.
Menyesal juga percuma, semuanya sudah terjadi. Terbesit niat buat menggugurkan janinnya, tapi Thesa tidak tega. Walaupun hadir karena kesalahan, janin yang ia kandung tetap darah dagingnya. Janin itu tak bersalah, yang bersalah adalah kedua orangtuanya.
Thesa menatap sedih Bundanya."Bunda, maafin Thesa...Maafin Thesa udah bikin Bunda marah..."
"Huh, Bunda pusing mikirin kamu ke depannya kayak gimana, terus...apa kata tetangga Thesa? Kenapa kamu nggak pikirin itu semua sih? Masa depan kamu?" tanya Gita sambil terisak pelan."Harusnya kamu itu mikir!"
"Bunda jangan gini pliss, nanti kalo waktunya udah tepat Thesa bakal minta pertanggung jawaban ke Athala." balas Thesa pelan.
Gita menghembuskan napasnya."Sa, walaupun Athala bakal tanggung jawab yang semestinya, apa dia cinta sama kamu hah? Terus, tetep aja masa depan kamu bakalan hancur, gak ada lagi harapan buat kamu wujudin cita-cita! Dimana teman-temanmu fokus ke kuliahnya, dan kamu? Bakal jadi Ibu rumah tangga iya?"
Air mata Thesa makin mengalir dengan deras."Thesa udah terima semua konsekuensi-nya Bu."
Kepala Gita menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali."Terserah,"
Melihat Bundanya meninggalkan dirinya, Thesa menunduk. Mengelus perut yang di dalamnya ada kehidupan baru.
"Maafin Mama.."
*********
Pagi ini sedikit mendung, sudah pukul tujuh tapi belum ada tanda-tanda matahari muncul. Rara duduk di depan kelasnya, menunggu kedatangan Thesa, orang ia curigai selama ini. Setiap ia melihat Athala di mana pun, ia selalu menjauh, seolah menghindari Athala menatapnya. Bukannya mereka tidak saling mengenal? Kenapa sikap Thesa seperti ini?
![](https://img.wattpad.com/cover/257875376-288-k103077.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora [END/BELUM REVISI]
Novela Juvenil[PART DI PRIVAT SECARA ACAK, FOLLOW TERLEBIH DAHULU] -Tentang aku, dia dan yang tak terlihat- Ini kisah Aurora atau yang sering di panggil Rara, gadis berparas cantik dengan kemampuan indigo yang ia miliki. Ia termasuk siswi kebanggaan di sekolahan...