Chapter 37

25 6 0
                                    

Selamat membaca!^^

**___________________________**

Tersisa sebuah kertas surat di atas meja yang masih belum kutulis. Xander sudah mengatakan bahwa dia tidak akan menghadiri pesta pertunanganku dengan William di awal musim semi nanti, namun aku memutuskan untuk mengirim surat undangan untuknya sebagai bentuk formalitas.

Beberapa bulan sudah berlalu sejak William kembali ke negaranya. Kini komunikasi diantara kami lancar dan pada awal musim semi nanti, kami akan bertunangan tepat di ulang tahunku yang ke tujuh belas.

"Tuan Putri, ada kiriman hadiah lagi minggu ini." ucap Daisy yang baru saja masuk ke ruang kerjaku.

"Kali ini dari siapa?" tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari surat yang sedang kutulis.

Sejak aku mulai mengirim surat undangan ke negara sekitar, mereka membalas surat tersebut disertai dengan berbagai macam hadiah. Tak hanya itu, para bangsawan juga sering kali memberi hadiah sebagai ucapan selamat.

Daisy mengangkat sebuah kotak berukuran sedang dan membawanya ke hadapanku. "Dari Pangeran William."

Aku tersenyum tipis. Beberapa minggu yang lalu ia mengirim bunga, lalu perhiasan, setelah itu parfum, kini apalagi?

Aku meninggalkan kegiatan yang tadinya sedang kulakukan dan membuka kotak tersebut. Daisy yang penasaran turut berdiri di sampingku untuk melihat.

Ah, kali ini gaun.

"Wah! Ini, kan, gaun hasil karya desainer yang sedang terkenal di negara daerah Barat itu!" sahut Daisy girang dengan mata yang berbinar-binar. "Tuan Putri, desainer itu hanya membuat lima gaun yang luar biasa dengan model berbeda. Dari kelima gaun tersebut, Anda mendapatkan salah satunya!"

"Benarkah?" tanyaku tak percaya.

Sekali melihat pun aku tahu gaun ini bukan gaun biasa. Gaun berwarna putih keunguan ini berlengan pendek dan transparan dengan bagian bahu terbuka. Kainnya yang halus dan terkesan jatuh membuat gaun tersebut terlihat elegan. Mutiara serta glitter menambah keindahannya.

"Ya ampun, gaun ini benar-benar indah. Tuan Putri akan sangat cocok memakainya."

Aku menyimpan kembali gaun tersebut dan mengambil sepucuk surat yang terdapat di dalam kotak. Walaupun gaun itu indah, sejujurnya aku lebih tertarik pada surat yang dikirim bersamaan dengan gaun tersebut.

_______________________________

Bagaimana kabarmu, Tuan Putriku?
Aku tidak baik-baik saja di sini. Pekerjaanku semakin menumpuk setiap hari sehingga waktu untuk memikirkanmu menjadi berkurang. Asisten pribadiku terus mengomel ketika aku melamun sebentar, aku lelah mendengar ocehannya. Ah, namun aku tetap berterima kasih padanya karena jika dia tidak menegurku, bisa-bisa aku hanya memikirkanmu sepanjang hari.

Lalu bagaimana dengan gaunnya? Apa kau menyukainya? Butuh waktu kurang lebih sekitar seminggu untuk desainer itu mengerti model gaun yang kuinginkan. Aku membuatnya kerepotan karena terus mengulang pembuatannya demi menyesuaikan dengan keinginanku. Kurasa gaun tersebut akan sangat cocok denganmu.

Waktu terasa berjalan semakin lama sejak aku kembali ke istanaku. Andaikan aku bisa menyelesaikan seluruh pekerjaanku di sana, aku pasti tidak akan pulang kemari sampai waktu pertunangan kita. Aku tidak sabar menantikan awal musim semi nanti.

Istirahat yang cukup dan minum banyak air putih. Aku tidak ingin mendengar kabar bahwa kekasihku jatuh sakit, jadi jaga kesehatanmu, oke? Aku sangat merindukanmu. Sampai jumpa di ulang tahunmu yang ke tujuh belas.

Can I Fall In Love With You In Ten Days?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang