Selamat membaca!^^
"I don't wanna see you hurt. Because it'll make my world turn into pieces"
**_____________________________**
Aku menoleh ke kiri dan ke kanan sambil membawa secarik kertas yang kutemukan di atas mejaku saat aku tidak sengaja tertidur di kelas. Lagi-lagi ada seseorang yang menulis pesan singkat untukku melalui kertas seperti ini.
____
Belakangan ini kau terlihat lesu, kuharap tidak ada masalah serius yang sedang kau hadapi. Beristirahatlah yang cukup dan jangan sampai jatuh sakit:)
____
Saat ini kelas sudah hampir kosong, hanya ada aku serta beberapa pangeran lain yang sedang membaca buku di jam istirahat ini. Dan sepertinya bukan salah satu dari mereka yang menulis surat ini karena mereka terlihat sangat sibuk dengan urusan masing-masing.
Uhh, lagipula kenapa Gwen tidak membangunkanku?
"Eh, kau sudah bangun rupanya."
Aku menoleh dan mendapati Rayne berjalan menghampiriku.
"Kenapa kau ada disini?" tanyaku sarkas, aku masih kesal padanya karena kejadian pagi tadi.
"Apa kau lupa? Ini kan kelas campuran."
Ah, benar juga.
Aku mengabaikan ucapannya dan kembali bersandar di meja sambil memejamkan mata.
"Apa kau masih marah padaku?" tanya Rayne sambil duduk dikursi Gwen.
Aku hanya bergumam pelan menjawabnya.
"Aku minta maaf,"
Aku tidak menjawab dan tetap memejamkan mataku.
Rayne menghela napas pelan dan kembali berbicara, "Ayolah, jangan kesal padaku lagi. Aku kan sudah meminta maaf."
Kali ini aku tidak menjawab ucapannya dan berpura-pura tertidur. Aku harap dia pergi meninggalkanku sendiri karena melihatku tertidur seperti ini.
"Hah ... bisa-bisanya dia tertidur saat pangeran setampan ini sedang berbicara dengannya."
Wah, kepercayaan diri yang luar biasa itu membuatku kesal walaupun apa yang diucapkannya memanglah benar.
Beberapa saat kemudian aku mendengar suara kursi bergesek menandakan orang yang duduk di sebelahku itu berdiri. Ternyata rencanaku berhasil, dia benar-benar pergi jika aku berpura-pura tidur.
Pluk
Eh?
Aku dapat merasakan sebuah kain menyelimutiku. Sekilas tercium wangi parfum yang cukup familiar, wangi yang sama saat aku tidak sengaja menabrak dadanya ketika latihan berdansa.
Kemudian aku mendengar suara langkah kaki menjauh dan pintu kelas yang ditutup. Setelah menunggu beberapa saat, aku membuka mata dan melihat baju luaran milik Rayne menggantung dipundakku.
Tak kusangka Rayne akan melakukan hal tersebut. Diluar dugaan, ternyata dia pangeran yang cukup perhatian. Aku kembali bersandar di meja dan menghirup wangi khas miliknya, aromanya membuatku merasa nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Fall In Love With You In Ten Days?
Teen FictionKatherine yang awalnya diperlakukan seperti boneka hidup kini terpaksa hidup mandiri supaya bisa masuk ke dalam Royale High, sebuah "sekolah" bagi pangeran dan putri dari setiap kerajaan yang ada selama sepuluh hari. Sesampainya disana, ia bertemu d...